Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN HAND MOISTURIZER GEL DARI GANDARIA Natsir, Ramdhani M; Sarira, Lidya Natalia
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar Vol 17, No 2 (2022): Media Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/medkes.v17i2.2977

Abstract

Salah satu tanaman obat yang berpotensi untuk dikembangkan khususnya di Indonesia bagian timur adalah buah gandaria. Buah gandaria yang terkandung selanjutnya dikembangkan lebih lanjut dalam bentuk sediaan topikal yaitu hand moisturizer gel. Hand moisturizer gel adalah sediaan semi padat yang terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar terpenetrasi oleh suatu cairan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses formulasi sediaan hand moisturizer gel dari buah gandaria dan apakah dapat menghasilkan mutu fisik hand moisturizer gel yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan berdasarkan evaluasi uji organoleptik, uji homogenitas, uji iritasi, uji daya sebar, uji pH dan uji kelembaban. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium. Buah gandaria dibuat sediaan hand moisturizer gel menjadi 4 formula dengan konsentrasi sediaan yang berbeda-masing. Evaluasi sediaan hand moisturizer gel antara lain pengamatan uji organoleptik, uji homogenitas, uji iritasi, uji daya sebar, uji pH dan uji kelembaban. Pada uji iritasi dan uji daya sebar dilakukan analisa statistik dengan metode One Way Anova. Hasil penelitian: Dari hasil parameter evaluasi sediaan hand moisturizer gel adalah sediaan hand moisturizer gel dengan konsentrasi 20 % merupakan sediaan yang paling baik karena yang paling memenuhi syarat uji sediaan hand moisturizer gel. Kesimpulan : Buah gandaria dapat diformulasikan sebagai sediaan hand moisturizer gel. Sediaan hand moisturizer gel yang paling baik terdapat pada konsentrasi 20 % berdasarkan evaluasi sediaan hand moisturizer gel.
Deteksi Dini Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular Pada Masyarakat Dusun Taeno Bawah Natsir, Ramdhani M; Aipassa, Frenky; Sarira, Lidya Natalia
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 6 (2024): Volume 7 No 6 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i6.14993

Abstract

ABSTRAK Penyakit tidak menular, seperti penyakit jantung, diabetes, kanker, dan gangguan pernapasan kronis, merupakan penyebab utama kematian global dan merupakan beban kesehatan yang signifikan. Faktor risiko PTM dapat dibagi menjadi dua kategori utama: faktor risiko perilaku dan faktor risiko biologis/genetik. Faktor risiko perilaku mencakup kebiasaan seperti merokok, kurangnya aktivitas fisik, pola makan tidak sehat, dan konsumsi alkohol berlebihan. Di sisi lain, faktor risiko biologis/genetik melibatkan predisposisi genetik, riwayat keluarga, dan kondisi medis tertentu. Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah menumbuhkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam pemantauan faktor risiko melalui pemanfaatan pemeriksaan penyakit tidak menular (PTM). Kegiatan ini dilaksanakan dalam dalam bentuk penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan. Dari hasil pre test dan post test yang dilakukan saat penyuluhan, dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan pengetahuan di ketiga aspek yang diukur setelah dilakukan penyuluhan. Terjadi rata-rata peningkatan pengetahuan setelah dilakukan kegiatan masyarakat sebanyak 98 % dari jumlah total kuesioner. Dari hasil pemeriksaan kesehatan yang dilakukan, didapatkan bahwa pada perempuan memiliki hasil pemeriksaan yang tidak normal lebih banyak daripada laki-laki. Hal   ini   menunjukkan bahwa perempuan sangat beresiko terkena penyakit tidak menular. Kata Kunci: Faktor Risiko, Penyakit Tidak Menular, Pemeriksaan  ABSTRACT Non-communicable diseases, such as heart disease, diabetes, cancer and chronic respiratory disorders, are the leading causes of death globally and represent a significant health burden. NCD risk factors can be divided into two main categories: behavioral risk factors and biological/genetic risk factors. Behavioral risk factors include habits such as smoking, lack of physical activity, unhealthy eating patterns, and excessive alcohol consumption. On the other hand, biological/genetic risk factors involve genetic predisposition, family history, and certain medical conditions. This activity is carried out in the form of counseling and health checks. From the results of the pre-test and post-test carried out during the counseling, it can be seen that there was an increase in knowledge in the three aspects measured after the counseling was carried out. There was an average increase in knowledge after community activities as much as 96% of the total number of questionnaires. From the results of the health examinations carried out, it was found that more women had abnormal examination results than men. This shows that women are very at risk of contracting non-communicable diseases. Keywords: Risk Factors, Non-Communicable Diseases, Examination
Profil C-Reactive Protein Pada Pasien Tuberkulosis Paru Di Puskesmas Waihaong Kota Ambon Aipassa, Frenky; Sarira, Lidya Natalia; Kolengsusu, Eka Maria; M Natsir, Ramdhani
JUKEJ : Jurnal Kesehatan Jompa Vol 4 No 2 (2025): JUKEJ: Jurnal Kesehatan Jompa
Publisher : Yayasan Jompa Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57218/jkj.Vol4.Iss2.1846

Abstract

Tuberkulosis (TB) paru merupakan penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycrobacterium tuberkulosis pada paru-paru. Penyakit TB paru juga merupakan salah satu dari 10 penyebab utama kematian di seluruh dunia dan penyebab utama kematian diatas HIV/AIDS. Mycobacterium tuberculosis yang masuk ke dalam tubuh dapat menyebabkan terjadinya inflamasi. Pemeriksaan penanda inflamasi dalam penelitian ini menggunakan pemeriksaan C-Reactive Protein (CRP). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui profil pemeriksaan CRP dalam serum pasien TB paru di Puskesmas Waihaong Kota Ambon. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang didukung dengan pemeriksaan laboratorium Puskesmas Waihaong Kota Ambon. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 12 responden dengan teknik total sampling. Kesimpulan bahwa dari 12 pasien TB paru yang diperiksa dengan metode aglutinasi lateks, 3 responden (25%) menunjukkan hasil CRP positif dan 9 responden (75%) negatif. Pemeriksaan CRP dapat dipertimbangkan sebagai indikator tambahan dalam pemantauan inflamasi dan respons terapi pada pasien TB paru, terutama di fasilitas kesehatan primer.