Intalasi Gawat Darurat merupakan pintu utama bagi pasien yang masuk ke rumah sakit dengan berbagai macam kondisi pasien, dan dalam keadaan yang sama ada keluarga yang datang bersamaan dengan pasien masuk, dan keluarga pasien tersebut membuat perawat merasa lelah dan kebingungan untuk menghadapinya, serta terbatasnya kemampuan perawat dalam melakukan sebuah intervensi khusus yang memiliki resiko berat di unit gawat darurat. Selain itu, banyaknya kunjungan keluarga dan kerabat pasien dapat membuat unit gawat darurat menjadi penuh dan hal ini dapat meningkatkan stres kerja karena beban kerja yang berlebihan yang disebabkan oleh perasaan lelah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara beban kerja dengan tingkat stres kerja perawat pelaksana unit gawat darurat di Rumah Sakit Umum Daerah Tora Belo Kabupaten Sigi. Metode penelitian ini bersifat kuantitatif dan menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional study. Jumlah populasi sebanyak 19 orang perawat pelaksana unit gawat darurat di Rumah Sakit Umum Daerah Tora Belo Kabupaten Sigi. Sampel diambil dengan menggunakan teknik total sampling. Hasil penelitian didapatkan 16 responden (84,2%) memiliki beban kerja berat, dan untuk frekuensi stres kerja perawat dari 19 responden didapatkan 15 responden (78,9%) mengalami stres berat. Terdapat hubungan antara beban kerja dengan tingkat stres kerja perawat pelaksana unit gawat darurat di Rumah Sakit Umum Daerah Tora Belo Kabupaten Sigi dengan nilai p-value = 0,000 (<0,05). Kesimpulan yang diperoleh adalah terdapat hubungan antara beban kerja dengan tingkat stres kerja perawat pelaksana unit gawat darurat di RSUD Tora Belo Kabupaten Sigi. Saran perawat pelaksana diharapkan untuk tetap mempertahankan kondisi tidak stres yang disebabkan oleh beban kerja yang berat, sehingga diperlukan pelatihan secara berkala untuk meningkatkan kompetensi dalam mengurangi beban kerja setiap perawat.