Santi Susanti, SST,M.Kes
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANANEMIA PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2014 Santi Susanti, SST,M.Kes; Tupriliany Danefi, SST,M.Kes; Fenty Agustini, SST, M.Kes
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 6 No. 2 (2015): Agustus 2015
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v6i2.3

Abstract

Angka kematian ibu merupakan indikator kesehatan suatu bangsa. Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia(SDKI) tahun 2007 AKI Indonesia sebesar 228 per 100.000 Kelahiran Hidup, angka tersebut masih tertinggi di Asia. Demikian juga hasil SDKI tahun 2012 ditemukan AKI semakin tinggi yaitu 359/100.000 Kelahiran Hidup. Pendarahan menempati persentase tertinggi penyebab kematian ibu yaitu 28 persen(28%). Anemia pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya pendarahan dan infeksi yang merupakan faktor kematian utama ibu. Di Wilayah Puskesmas Singaparna ditemukan masih tingginya ibu hamil dengan anemia yaitu 255 orang atau sebanyak 20,76%. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan anemia pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Singaparna Kabupaten Tasikmalaya tahun 2015. Metode penelitian menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatanCross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di wilayah Puskesmas Singaparna Tahun 2014. Tekhnik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Jenis data adalah data sekunder. Waktu penelitian dilaksanakan dalam waktu 6 bulan. Hasil penelitian. Terdapat hubungan antara Umur dan Status Gizi dengan anemia dalam kehamilan. Tidak terdapat hubungan antara paritas dan usia kehamilan dengan anemia dalam kehamilan. Ibu dengan KEK memiliki resiko anemia 2 x lebih besar dibandingkan ibu yang tidak anemia. Ibu yang hamil di periode usia resiko tinggi memiliki resiko anemia 1 x lebih tinggi dibandingkaan ibu yang hamil diusia reproduksi sehat. Simpulan dan saran. Status gizi ibu merupakan faktor dominan risiko anemia kehamilan. Saran ibu dianjurkan hamil di usia reproduksi sehat dan mempersipakan kehamilan melalui asuhan prakonsepsi untuk mendapatkan status kesehatan yang baik sebelum kehamilan
GAMBARAN FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPATUJAH KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2012 Santi Susanti, SST,M.Kes
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 4 No. 2 (2013): Agustus 2013
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v4i2.20

Abstract

Penyebab tidak langsung kematian ibu antara lain Kurang Energi Kronis (KEK) pada kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan (40%). Kejadian anemia pada ibu hamil ini akan meningkatkan risiko terjadinya kematian ibu dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia. Beberapa faktor risiko yang melatar belakangi status kesehatan ibu di Indonesia, dan berpengaruh terhadap kejadian kematian ibu adalah kondisi yang dikenal dengan 4 terlalu, yaitu :Terlalu dekat, jarak antara 2 persalinan (kurang dari 24 bulan), terlalu banyak, mengalami kehamilan lebih dari 4 kali, terlalu tua, melahirkan anak pada usia diatas 35 tahun, terlalu muda, melahirkan pada usia kurang dari 20 tahun.Berdasarkan data rekam medik KIA Puskesmas Cipatujah, anemia merupakan kejadian komplikasi terbesar dari 1002 kejadian komplikasi yang ada. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui Gambaran Faktor Risiko Anemia Pada Ibu HamilĀ  di Wilayah Kerja Puskesmas Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya tahun 2012. Manfaat penelitian yaitu dapat dijadikan masukan dalam meningkatkan asuhan kebidanan selama masa kehamilan, dan sebagai dasar dalam melakukan upaya pencegahan terjadinya anemia pada masa kehamilan dengan mempromosikan perencanaan kehamilan melalui program KB. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif, populasi penelitian yaitu ibu hamil dengan anemia sebanyak 113 orang, varibel penelitian yaitu umur ibu, jarak kehamilan dan paritas. Instrumen yang digunakan adalah lembar checklist, analisis data menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian umur ibu yang mengalami anemia yaitu 61,1% umur 20-35 tahun, 24,8% umur lebih dari 35 tahun, 14,2% umur kurang dari 20 tahun. Jarak kehamilan ibu yang mengalami anemia yaitu 53,1% lebih dari 2 tahun dan 46,9% kurang dari 2 tahun. Paritas ibu hamil dengan anemia yaitu multigravida 52,2%, grandemultigravida 24,8%, primigravida 23%. Kesimpulan sebagian besar umur ibu yang mengalami anemia 20-35 tahun, jarak kehamilan lebih dari 2 tahun dan paritas multigravida. Saran bagi tenaga kesehatan khususnya bidan harus melakukan upaya pencegahan dengan memfasilitasi PUS dalam merencanakan kehamilan dan memotivasi agar mengikuti program KB.
PERSPEKTIF GENDER PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA CIKUNIR KECAMATAN SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2013 Santi Susanti, SST,M.Kes
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 5 No. 2 (2014): Agustus 2014
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v5i2.35

Abstract

Latar Belakang. Kesetaraan gender bukan melulu mengenai perempuan tetapi mengenai perempuan dan laki-laki. Dalam banyak hal perempuan di Indonesia telah mencapai kemajuan pesat, meskipun masih cukup jauh dari pencapaian kesetaraan gender. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pencapaian tujuan Pembangunan Millenium Development Goals (MDGs) yang ke-3 khususnya dalam mencapai tujuan lapangan pekerjaan dan keterwakilan dalam parlemen yang dimiliki perempuan Indonesia masih kurang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran perspektif gender masyarakat sunda wilayah Desa Cikunir pada tahun 2013. Metode Penelitian. Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah Pasangan Usia Subur (PUS) di Wilayah Desa Cikunir Periode Maret s.d Mei 2013 dengan jumlah PUS adalah 1348. Tekhnik sampel menggunakan sratified random sampling dengan menggunakan dusun sebagai strata. Besar sampel menggunakan tabel krecjie dengan taraf signifikan 5% maka besar sampel diperoleh 299 sampel. Analisis data menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian diketahui bahwa perspektif gender masyarakat sunda di Desa Cikunir Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya sebagian besar berperspektif positif (53%). Meskipun demikian tidak dapat dipandang sebelah mata meskipun hanya sebagian kecil yang berperspektif negatif (47%) . Penempatan perempuan yang tidak seimbang akan menciptakan ketidakharmonisan dalam membina kehidupan rumah tangga dan masyarakat. Saran. Hendaknya Suami Istri dapat proaktif dalam mencari informasi tentang gender dapat melalui televisi, radio, koran, tokoh agama atau petugas kesehatan di puskesmas, suami/istri hendaknya dapat saling menghormati hak dan kewajiban satu dengan yang lainnya, suami/istri hendaknya bertanggungjawab bersama-sama dalam membangun keharmonisan dan kesejahteraan keluarga
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DAN PERSIAPAN PERSALINAN DI DESA CIKUNIR WILAYAH KERJA PUSKESMAS SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2015 Santi Susanti, SST,M.Kes
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 7 No. 1 (2016): Februari 2016
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v7i1.66

Abstract

Program pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak. Kondisi ini dipicu masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI). Berdasarkan data profil puskesmas Singaparna tahun 2014 diketahui cakupan penanganan komplikasi/kasus obstetri kebidanan mencapai 215%. Kondisi ini jauh dari perkiraan sasaran yaitu sebanyak 198 kasus dengan target pencapaian sebesar 90%. Penangan paling tinggi adalah Desa Cikunir mencapai 382%. Memperhatikan data tersebut diperlukan pemberdayaan masyarakat dalam mengenal tanda bahaya kehamilan dan persiapan persalinan. Hal ini diperlukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam upaya pencegahan kematian ibu dan bayi menghindari faktor keterlamabatan. Tujuan umum penelitian adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan dan persiapan persalinan di desa cikunir wilayah kerja puskesmas Singaparna Kabupaten Tasikmalaya tahun 2015 Metode penelitian menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil pada bulan Oktober di desa Cikunir Wilayah Kerja Puskesmas Singaparna Kabupaten Tasikmalaya tahun 2015. Tekhnik pengambilan sampel adalah accidental sampling yaitu ibu hamil yang datang ke RSIA Respati untuk pemeriksaan USG gratis berjumlah 32 responden. Metode pengambilan data dengan menyebarkan kuesioner kepada responden. Analisis data menggunakan analisis univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi masing-masing variabel dalam penelitian ini. Diketahui bahwa sebagian besar responden dengan tingkat pengetahuan baik yaitu 25 (78,1%). Distribusi frekuensi rencana pemilihan penolong persalinan sebagian besar responden memilih bidan sebagai penolong yaitu 31 (96,9%). Distribusi frekuensi persiapan perlengkapan ibu menunjukkan 11 orang (34,3%) sudanh lengkap. Distribusi frekuensi persiapan perlengkapan bayi diketahui responden yang sudah lengkap persiapan perlengapan bayi adalah 8 responden (25%). Distribusi frekuensi tabungan ibu bersalin diketahui sebagian besar responden menyiapkan tabulin baru sebagian yaitu 16 responden (50%). Persiapan transportasi sebagian besar ibu sudah menyiapkan transportasi untuk persalinan yaitu 23 responden (71,9%). Pengambilan keputusan diketahui sebagian besar dilaksanakan berdasarkan kesepakatan suami dan istri yaitu 19 responden (59,4%). Sedangkan persiapan pendonor darah diketahui sebagiAn besar responden belum menyiapkan yaitu 21 responden (65,6%). Ibu hamil hendaknya meningkatkan pemantauan terhadap keehatan dirinya dan kesejahteraan janinnya. Ibu dan keluarga dapat segera menyiapkan kebutuhan persalinan dan kegawatdaruratan dimulai usia kehamilan 7 bulan. Bidan dapat meningkatkan program KIE pada setiap ibu hamil dan keluarga untuk mensosialisasikan tanda bahaya kehamilan dan persiapan persiapan persalinan dengan baik