Widya Maya Ningrum
STIKes Respati

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

TINJAUAN PELAKSANAAN RUJUKAN OLEH BIDAN PADA IBUBERSALIN YANG MENGALAMI KOMPLIKASI DI RUMAH SAKITSINGAPARNA MEDIKA CITRAUTAMA KABUPATEN TASIKMALAYA PERIODE BULAN MARET-APRIL TAHUN 2017 Sarofah Sarofah; Widya Maya Ningrum
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 8 No. 2 (2017): Agustus 2017
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v8i2.318

Abstract

Kematian ibu di Rumah Sakit Singaparna Medika Citrautama tahun 2016 sebanyak18 orang, diantaranya 3 meninggal di ruang Ponek. Hasil studi pendahuluan didapatkan 6bidan yang melakukan rujukan pada ibu bersalin, dari 6 bidan hanya 2 bidan yangmelakukan penanganan pra rujukan sesuai dengan SOP dan melakukan penerapankelengkapan rujukan sesuai dengan SOP.Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan metode deskriptif, populasi penelitianadalah bidan yang melakukan rujukan pada ibu bersalin yang mengalami komplikasi.Sampelnya sebanyak 33 bidan, diperoleh dengan teknik purposif sampling. Data diperolehmenggunakan daftar checklist dianalisis secara univariat.Hasil penelitian menunjukan bahwa gambaran penanganan pra rujukan oleh bidanpada ibu bersalin yang mengalami komplikasi sebagaian besar dilakukan sesuai denganSOP dan untuk penerapan kelengkapan rujukannya sebagian besar tidak dilaksanakansesuai dengan SOP.
GAMBARAN PENGETAHUAN, SUMBER INFORMASI DAN PERILAKU DETEKSI DINI KANKER CERVIKS PADA PASANGAN USIA SUBUR DI WILAYAH PUSKESMAS SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2018 Santi Susanti; Widya Maya Ningrum; Hariyani Sulistyoningsih
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 10 No. 1 (2019): Februari 2019
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v10i1.321

Abstract

Pendahuluan. Kanker serviks merupakan masalah kesehatan yang penting bagi wanita di seluruh dunia. Kanker ini adalah jenis kanker kedua yang paling umum pada perempuan. Dialami lebih dari 1,4 juta perempuan di seluruh dunia. Di Indonesia berdasarkan data yang diperoleh kanker leher Rahim menempati urutan kedua dari kanker pada wanita. Tasikmalaya merupakan kota dengan angka kejadian tertinggi di Indonesia (kementrian kesehatan, 2018). Penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan perilaku deteksi dini kanker serviks pada pasangan usia subur (PUS) di wilayah puskesmas Singaparna Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2018. Metode Penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Populasi dalam penelitian ini seluruh pasangan usia subur (PUS) di wilayah puskesmas Singaparna berjumlah 5.760 orang. Sampel size dihitung dengan menggunakan rumus Lameshow (1991) yaitu 374 sampel. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Analisis data menggunakan analisis univariat. Hasil. Sebagian besar respoden mempunyai tingkat pengetahuan yang kurang tentang kanker serviks yaitu 245 (65,5%). Sumber informasi kanker serviks sebagian besar diperoleh melalui media televisi 277 (74,1%). Sebagian kecil responden sudah melaksanakan pemeriksaan deteksi dini kanker serviks yaitu 18 orang (4,8%). Simpulan. Pengetahuan responden tentang kanker serviks dan perilaku deteksi dini kanker serviks masih kurang. Sumber Informasi lebih banyak didapatkan melalui media televise. Saran untuk pasangan usia subur dapat secara aktif mencari informasi tentang kaner serviks dengan berkonsultasi langsung ke petugas kesehatan atau media informasi lainnya. Petugas kesehatan hendaknya meningkatkan program edukasi tentang kanker serviks kepada masyarakat.
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWI TENTANG MENJAGA ORGAN REPRODUKSI DI SMA X KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2017 Widya Maya Ningrum; Susyanti Susyanti
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 9 No. 1 (2018): Februari 2018
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v9i1.342

Abstract

Masalah kesehatan yang dapat diakibatkan karena kebersihan organ reproduksi yang kurang baik yaitu timbul beberapa penyakit kelamin seperti kanker serviks, keputihan, iritasi kulit genital, alergi, peradangan atau infeksi saluran kemih. Di Indonesia sebanyak 75% wanita pernah mengalami keputihan minimal 1 kali dalam hidupnya dan 45% diantaranya mengalami keputihan sebanyak dua kali atau lebih.Data statistik Indonesia 2008, dari 43,3 juta jiwa remaja perempuan yang berusia 15-24 tahun berperilaku tidak sehat seperti saat mengalami menstruasi mengganti pembalut harus menunggu penuh (Maghfiroh, 2010). Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui Gambaran pengetahuan siswi tentang menjaga organ reproduksi di SMA X Kabupaten Tasikmalaya tahun 2017Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Populasi dari penelitian ini adalah Siswa kelas X dan XI di SMA X Tahun 2017. Tehnik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah siswi yang memenuhi kriteria inklusi: remaja putri, bersedia menjadi responden sebanyak 68 orang.Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan tentang menjaga kesehatan organ reproduksi. Instrumen yang digunakan adalah format isian yang tehnik pengambilan data penelitiannya dilakukan secara langsung terhadap responden. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat yang dihitung persentasenya kemudian disajikan dalam bentuk persentase dan naratif.Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa mayoritas tingkat pengetahuan termasuk kategori kurang yaitu 45 (66,2%).Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa mayoritas responden kurang mengetahui tentang cara membersihkan vagina secara benar, memiliki persepsi membersihkan vagina harus menggunakan sabun, penyakit akibat tidak menjaga kebersihan organ reproduksi, cara menjaga kesehatan reproduksi saat menstruasi serta aktifitas yang merugikan organ reproduksi.Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa mayoritas tingkat pengetahuan termasuk kategori kurang yaitu 45 (66,2%).Saran bagi pihak sekolah, dapat melakukan kerjasama dengan instansi kesehatan seperti puskesmas untuk melakukan pembinaan kesehatan reproduksi remaja melaluikegiatanedukasi kesehatan secara berkesinambungan