Hariyani Sulistyoningsih
STIKes Respati

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

GAMBARAN PARTISIPASI PASANGAN USIA SUBUR DALAM PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI DESA CIKADONGDONG KECAMATAN SINGAPARNA TAHUN 2018 Hariyani Sulistyoningsih; Adinda bidari Hawa
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 11 No. 2 (2020): Agustus 2020
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v11i2.300

Abstract

Program Keluarga Berencana (KB) merupakan upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat terhadap program KB melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga serta peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Jumlah akseptor KB di Indonesia tercatat sebesar 76,73% (Kemenkes RI, 2014). Sedangkan menurut Profil Kesehatan Indonesia 2018, jumlah akseptor KB aktif di Indonesia sebanyak 63,27%, dan jumlah akseptor KB di jawa barat sebanyak 66,48%. Metode penelitian menggunakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif, sampel dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga di RW 09 dan RW 10 yaitu 190 orang, Instrumen dalam penelitian yang digunakan adalah lembar kuesioner serta tehnik analisis data menggunakan analisis univariat yang dihitung persentasenya serta disajikan dalam bentuk tabel dan dinarasikan Hasil penelitian menyatakan bahwa responden yang ikut serta dalam program KB sebanyak 79 responden (58,5%) dan yang tidak ikut serta dalam program KB sebanyak 56 responden (41,5%), alasan berKB untuk menunda kehamilan sebanyak 25 responden (31,6%), menjarangkan kehamilan sebanyak 24 reponden (30,4%), dan mengakhiri masa kehamilan sebanyak 30 responden (38%), sedangkan jenis alat kontrasepi menggunakan Pil sebanyak 16 responden (20,3%), Suntik sebanyak 38 responden (48,1%), Kondom sebanyak 1 responden (1,3%), IUD sebanyak 14 responden (17,7%), Implant sebanyak 2 responden (17,7%), dan Implant sebanyak 2 responden (2,5%) Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang Program KB dengan cara promosi kesehatan atau melalui iklan yang ditempel di tempat-tempat umum agar pesan dapat dapat dibaca oleh masyarakat
GAMBARAN PENGETAHUAN, SUMBER INFORMASI DAN PERILAKU DETEKSI DINI KANKER CERVIKS PADA PASANGAN USIA SUBUR DI WILAYAH PUSKESMAS SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2018 Santi Susanti; Widya Maya Ningrum; Hariyani Sulistyoningsih
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 10 No. 1 (2019): Februari 2019
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v10i1.321

Abstract

Pendahuluan. Kanker serviks merupakan masalah kesehatan yang penting bagi wanita di seluruh dunia. Kanker ini adalah jenis kanker kedua yang paling umum pada perempuan. Dialami lebih dari 1,4 juta perempuan di seluruh dunia. Di Indonesia berdasarkan data yang diperoleh kanker leher Rahim menempati urutan kedua dari kanker pada wanita. Tasikmalaya merupakan kota dengan angka kejadian tertinggi di Indonesia (kementrian kesehatan, 2018). Penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan perilaku deteksi dini kanker serviks pada pasangan usia subur (PUS) di wilayah puskesmas Singaparna Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2018. Metode Penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Populasi dalam penelitian ini seluruh pasangan usia subur (PUS) di wilayah puskesmas Singaparna berjumlah 5.760 orang. Sampel size dihitung dengan menggunakan rumus Lameshow (1991) yaitu 374 sampel. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Analisis data menggunakan analisis univariat. Hasil. Sebagian besar respoden mempunyai tingkat pengetahuan yang kurang tentang kanker serviks yaitu 245 (65,5%). Sumber informasi kanker serviks sebagian besar diperoleh melalui media televisi 277 (74,1%). Sebagian kecil responden sudah melaksanakan pemeriksaan deteksi dini kanker serviks yaitu 18 orang (4,8%). Simpulan. Pengetahuan responden tentang kanker serviks dan perilaku deteksi dini kanker serviks masih kurang. Sumber Informasi lebih banyak didapatkan melalui media televise. Saran untuk pasangan usia subur dapat secara aktif mencari informasi tentang kaner serviks dengan berkonsultasi langsung ke petugas kesehatan atau media informasi lainnya. Petugas kesehatan hendaknya meningkatkan program edukasi tentang kanker serviks kepada masyarakat.
KAMPANYE TERBUKA “ASI SAJA SAMPAI USIA 6 BULAN” SEBAGAI UPAYA PEMENUHAN GIZI PADA BAYI DI DUSUN GUNUNG KAWUNG DESA CIKUNIR KECAMATAN SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2019 Hariyani Sulistyoningsih; chanty Yunie HR; Tupriliany Danefi; novi siti fatimah; aeni nooranisa
JURNAL ABDIMAS KESEHATAN TASIKMALAYA Vol. 2 No. 1 (2020): April 2020
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/abdimas.v1i02.291

Abstract

Pemberian ASI eksklusif merupakan salah satu fondasi kesehatan, perkembangan dan terutama kelangsungan hidup anak. Pemberian ASI eksklusif menghindari anak dari penyakit seperti diare, pneumonia dan gizi buruk yang merupakan penyebab umum kematian anak di bawah 5 tahun (WHO, 2017).World Health Organization (WHO) menyebutkan target pencapaian ASI eks-klusif tahun 2025 sebesar 50%, tetapi saat ini pencapaian secara global, hanya 38% bayi di bawah usia enam bulan yang disusui secara eksklusif (WHO, 2017). Target pem-berian ASI eksklusif di Indonesia tahun 2015 sebesar 55.7%, angka ini masih jauh dari target nasional yaitu 80%.Cakupan pemberian ASI di Indonesia pada tahun 2015 sebesar 55,7% dan pada jika mengacu pada target renstra pada tahun 2015 yang sebesar 39%, maka secara nasional cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia kurang dari enam bulan telah mencapai target. Menurut provinsi, kisaran cakupan ASI eksklusif pada bayi umur 0-6 bulan antara 26,3% (Sulawesi Utara) sampai 86,9% (NusaTenggara Barat). Dari 33 provinsi yang melapor, sebanyak 29 di antaranya (88%) berhasil mencapai target renstra 2015 (Kemenkes RI, 2016).Sedangkan Pada tahun 2016 di Indonesia diketahui bahwa jumlah persentase bayi mendapat ASI eksklusif sampai usia 6 bulan sebesar 29,5% dan bayi yang mendapat ASI usia 0-5 bulan sebesar 54,0% (Kemenkes RI, 2017).Pemberian ASI ekslusif di Jawa Barat sebanyak 349.968 Bayi umur 0-6 bulan dari 754.438 jumlah bayi 0-6 bulan (46,4%) gambaran ini masih dibawah cakupan nasional 52,3% terlebih Target nasional sebesar 80% walaupun demikian terdapat 2 kab/kota yang telah melampaui target nasional yaitu Kota Bandung 97,4% dan Kota Sukabumi 85,1% (Jawa Barat, 2016)Berdasarkan tabel profil Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya cakupan tidak diberikan ASI eksklusif sebanyak 76,64% (Dinkes Kab Tasikmalaya, 2016).Bayi yang tidak mendapatkan pemberian ASI eksklusif memiliki risiko kematian karena diare 3.94 kali (Ekawati et al., 2015). Estimasi37menunjukkan bahwa dalam praktik pemberian ASI eksklusif yang dapat mencegah kematian balita sebesar 11.6% (Black et al., 2013).Faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif yaitu pengetahuan ibu, motivasi dalam memberikan ASI, kurangnya pelayanan konseling, kurangnya kampanye ASI eksklusif, peran petugas kesehatan, ibu bekerja, kampanye susu formula, sikap ibu, dan dukungan keluarga (Irma dan Kustati, 2013; Wulandari, 2015).Berdasarkan hasil survey yang dilaksanakan oleh mahasiswa PBL 1 Tahun 2018.terdapat bayi yang tidak diberikan ASI Eksklusif sebanyak 6 bayi (11,6%) di Dusun Gunung Kawung Desa Cikunir Kecamatan Singaparna pada tahun 2018. Dengan adanya program Indonesia sehat pendekatan keluarga yang bertujuan untuk meningkatan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang di didukung dengan perlindungan financial dan pemerataan pelayanan kesehatan masyarakkat dengan memiliki 12 indikator yang diantaranya adanya pemberian ASI Eksklusif terhadap bayi. Oleh karena itu untuk upaya peningkatan sikap positif terhadap pemberian ASI Eksklusif, penulis melaksanakan kegiatan pendidikan kesehatan dengan metode penyuluhan dan metode kampanye terbuka.