Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGOLAHAN LIMBAH MENJADI PEMBENAH TANAH DAN POT SERTA PESTISIDA ORGANIK DI BURAEN KUPANG Yoke Ivonny Benggu; Anthonius S. J. Adu Tae; I N. Prijo Soetedjo; Titik S. Harini; Lily F. Ishaq
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 4 (2023): Volume 4 Nomor 4 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i4.19121

Abstract

Jemaat Gereja Betesda Buraen sebagian besarnya adalah petani dan tergabung dalam 5 kelompok tani. Banyak permasalahan pertanian dan ekonomi yang dihadapi kelompok tani di jemaat ini diantaranya menurunnya kesuburan tanah, meningkatnya serangan hama dan patogen  tanaman sehingga menurunkan pendapatan petani. Oleh karena itu pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini, petani diberikan pengetahuan dan ketrampilan dalam mengolah limbah yang ada di linkungannya menjadi produk yang dapat meningkatkan produksi pertanian sekaligus pendapatan keluarga.Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk mendaur ulang limbah menjadi bahan yang lebih bernilai sekaligus mengurangi dampak negatif limbah bagi lingkungan.  Kegiatan yang disiapkan berupa pelatihan pengolahan  limbah sekam padi menjadi biochar (bahan pembenah tanah), pengolahan limbah tekstil khususnya handuk bekas menjadi wadah tanam yang bernilai ekonomis serta peningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam memanfaatkan tumbuh-tumbuhan yang tersedia di sekitartempat tinggal untuk membuat pestisida organik. Kegiatan ini telah dilakukan selama 1 hari. Terdapat paling sedikit 15 petani mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai. Antusiasme peserta cukup besar untuk mengetahui dan mengikuti kegiatan PKM. terbukti dengan keterlibatan secara aktif selama diskusi dan praktek. Hasil evaluasi menunjukan ada peningkatan pengetahuan dan ketrampilan petani terhadap materi yang diberikan. Berdasarkan hasil  umpan balik peserta mengharapkan adanya kesinambungan kegiatan seperti ini sehingga dapat meningkatkan hasil pertanian dan juga  menghasilkan produk-produk lain yang dapat dijual untuk peningkatan pendapatan keluarga.
KAJIAN JENIS BAHAN PEMBAWA DAN LAMA SIMPAN TERHADAP INFEKTIVITAS DAN EFEKTIVITAS INOKULAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA Lily F. Ishaq; D R Lukiwati; Yuke I Benggu; Peters O Bako
Jurnal Agrotek Tropika Vol 9, No 2 (2021): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 9, MEI 2021
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v9i2.4680

Abstract

Fungi mikoriza arbuskula (FMA) memiliki banyak manfaat dan berpotensi untuk dikembangkan sebagai pupuk hayati di lahan kering iklim kering Nusa Tenggara Timur. Salah satu cara penyimpanan FMA sebelum diaplikasikan adalah pengemasan dalam bentuk kapsul. Jenis bahan pembawa dan kemampuannya dalam mempertahankan infektivitas dan efektivitas FMA selama masa penyimpanan merupakan faktor yang menentukan keberhasilan penggunaan kapsul FMA. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji jenis bahan pembawa dan lama simpan terhadap infektivitas dan efektivitas FMA.. Penelitian ini merupakan percobaan lapangan yang didesain dalam bentuk percobaan faktorial dua faktor dengan menggunakan rancangan petak terpisah (split plot). Sebagai petak utama adalah jenis bahan pembawa yang terdiri dari tiga taraf yaitu arang sekam, zeolit dan gamping, sedangkan anak petak adalah lama simpan yang terdiri dari 2 taraf yaitu lama simpan 4 bulan dan 6 bulan. Spora yang digunakan sebagai inokulan adalah FMA indigen hasil koleksi yang diperoleh dari rhizofer jagung. Variabel yang diamati terdiri dari jumlah spora/ 100 g tanah, tingkat infeksi akar, kandungan P jaringan, berat kering biomassa tanaman dan bobot tongkol. Hasil penelitian menunjukkan terdapat interaksi yang nyata antara jenis bahan pembawa dan lama simpan terhadap kolonisasi akar dan P jaringan tanaman.  Meskipun demikian, jenis bahan pembawa dan lama simpan tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah spora FMA, bobot kering biomassa dan bobot tongkol. Hal ini menunjukkan arang sekam, zeoiit dan gamping berpotensi untuk dijadikan sebagai bahan pembawa inokulan FMA.