Latar Belakang: Guillain-Barré Syndrome (GBS) merupakan penyakit autoimun yang mengenai sistem saraftepi yang banyak ditemukan di dunia. Penyakit inimemiliki manifestasi berupa kelemahan, arefleksia ototsecara progresif dan dapat menyebabkan kelemahan pada otot-otot pernapasan. Hal ini menyebabkan penderitamembutuhkan bantuan ventilasi mekanik. AmericanSociety for Apheresis (ASFA) menyatakan pengobatan linipertama krisis Guillain-Barré Syndrome (GBS) fase akutadalah dengan pemberian Therapeutic Plasma Exchange/Plasmaferesis. Therapeutic Plasma Exchange merupakan prosedur yang relatif aman dan sudah seringdilakukan di General Intensive Care Unit (GICU) RumahSakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk menganalisisfaktor-faktor risiko yang berhubungan dengan mortalitaspasien GBS yang telah menjalani terapi plasmaferesis.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitikmultivariat dengan desain kasus kontrol yang dilakukanpada 55 sampel pasien GBS yang mendapatkan terapiplasmaferesis di GICU RSHS Bandung dan Rumah Sakit(RS) Bhayangkara Tingkat II Medan. Penelitian inibersifat retrospektif dengan mengambil data dari rekammedis serta menyajikan karateristik dasar subjek.Hasil: Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa diantarafaktor-faktor risiko yaitu usia, komorbid, dan lama penggunaan ventilasi mekanik, yang paling berhubungandengan mortalitas pasien GBS yang telah menjalani terapiplasmaferesis adalah faktor lamanya penggunaan ventilasimekanik >14 hari.Kesimpulan: Faktor risiko penggunaan mesin ventilasimekanis berkepanjangan (>14 hari) berhubungan dengantingginya kejadian mortalitas/kematian pada pasien GBS yang menjalani terapi di RSHS Bandung, maupun di RS Bhayangkara Tingkat II Medan.