Raihan Sarah Nabilla
Prodi Psikologi, Fakultas Psikologi

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Resiliensi sebagai Mediator antara Perundungan dan Subjective Well-Being Siswa SMP Korban Perundungan Raihan Sarah Nabilla; Ihsana Sabriani Borualogo
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsps.v3i2.7425

Abstract

Abstract. This study aimed to investigate the role of resilience as a mediator in the relationship between bullying and subjective well-being (SWB). The participants in this study (N = 350; 53.7% female and 46.3% male) were junior high school students in Bandung City from grades 7 (n = 165; 47.1%), 8 (n = 121; 34.6%), and 9 (n = 64; 18.3%) who experienced bullying. The method used in this study was cluster random sampling which resulted in 16 schools being selected. Bullying was measured using the bullying measuring instrument, SWB was measured using the Children's Worlds Subjective Well Being Scale Five Items (CW-SWBS5) measuring instrument, and resilience was measured using the Child and Youth Resilience Measurement Revised plus Spirituality and Religiosity (CYRM-R plus S & R). Data were analyzed using regression tests with the PROCESS macro to examine the role of resilience as a mediator between bullying and SWB. Descriptive statistics were conducted using ANOVA to test the significance of the mean value of SWB and resilience. The results indicate that resilience mediates the relationship between bullying and SWB with coefficients of -.0164 (95% CI = -.7120, -.0130), indicating that resilience serves as a factor that reduces the negative impact of bullying on SWB and contributes positively to SWB. Abstrak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran resiliensi sebagai mediator dalam hubungan antara perundungan dan subjective well-being (SWB). Partisipan pada penelitian ini (N = 350; 53.7% perempuan dan 46.3% laki-laki) adalah siswa SMP di Kota Bandung dari kelas 7 (n = 165; 47.1%), kelas 8 (n = 121; 34.6%), dan kelas 9 (n = 64; 18.3%) yang mengalami perundungan. Teknik sampling pada penelitian ini menggunakan cluster random sampling dengan 16 sekolah yang terpilih. Perundungan diukur dengan menggunakan alat ukur perundungan, SWB diukur dengan menggunakan alat ukur Children’s Worlds Subjective Well Being Scale Five Items (CW-SWBS5), dan resiliensi diukur dengan menggunakan Child and Youth Resilience Measurement Revised plus Spirituality and Religiosity (CYRM-R plus S & R). Data dianalisis dengan menggunakan uji regresi dengan menggunakan PROCESS macro untuk menguji peran resiliensi sebagai mediator antara perundungan dan SWB. Statistik deskriptif dilakukan dengan menggunakan uji ANOVA untuk menguji signifikansi pada nilai rata-rata SWB dan resiliensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa resiliensi memediasi hubungan antara perundungan dan SWB dengan koefisien sebesar -.0164 (95% CI = -.7120, -.0130) yang artinya resiliensi berfungsi sebagai faktor yang mengurangi dampak negatif perundungan pada SWB dan memberikan kontribusi positif terhadap SWB.