Abstract. Safety, efficacy, and quality are important factors that must be possessed by every raw material that will be used as medicine. Moringa leaves (Moringa oleifera L.) have been widely used as raw materials for making traditional medicines, so it is necessary to standardize to produce good quality simplisia. The purpose of this study was to test the effect of different extraction methods on the standard parameters of moringa leaf extract extract extracted by two different methods, namely maceration and reflux. Standardization of moringa leaf extract consists of specific and non-specific parameter tests. Specific parameter tests include organoleptic examination, while non-specific parameter tests include determination of the specific gravity of viscous extracts. Organoleptic examination results obtained moringa leaf extract obtained by maceration and reflux have a thick form, brownish green color, distinctive odor, and bitter taste. The results of determining the specific gravity of moringa leaf thick extract obtained by maceration have a specific gravity of 0.9044 g/mL ± 0.2, while moringa leaf thick extract obtained by reflux has a specific gravity of 1.0258 g/mL ± 0.05. Moringa leaf extract produced by reflux and maceration has standard quality parameters that meet standardized criteria. Abstrak. Keamanan, khasiat, dan kualitas merupakan faktor penting yang harus dimiliki oleh setiap bahan baku yang akan dijadikan sebagai obat. Daun kelor (Moringa oleifera L.) telah banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan obat tradisional, sehingga perlu dilakukan standarisasi untuk menghasilkan mutu simplisia yang baik. Tujuan dari penelitian ini untuk melakukan pengujian pengaruh perbedaan metode ekstraksi terhadap parameter standar ekstrak daun kelor yang diekstraksi dengan dua metode berbeda yaitu maserasi dan refluks. Standarisasi ekstrak daun kelor yang dilakukan terdiri dari uji parameter spesifik dan non spesifik. Uji parameter spesifik meliputi pemeriksaan organoleptik, sedangkan uji parameter non spesifik meliputi penetapan bobot jenis ekstrak kental. Hasil pemeriksaan organoleptik diperoleh ekstrak daun kelor yang diperoleh dengan cara maserasi dan refluks memiliki bentuk kental, berwarna hijau kecoklatan, bau khas, dan rasa yang pahit. Hasil penetapan bobot jenis ekstrak kental daun kelor yang diperoleh dengan cara maserasi memiliki bobot jenis 0,9044 g/mL ± 0,2, sedangkan ekstrak kental daun kelor yang diperoleh dengan cara refluks memiliki bobot jenis 1,0258 g/mL ± 0,05. Ekstrak daun kelor yang dihasilkan dengan cara maserasi dan refluks memiliki parameter standar mutu yang memenuhi kriteria terstandar.