Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Konsep Flokulasi dan Deflokulasi dalam Sediaan Farmasi Lina Ratnasari
Majalah Farmasetika Vol 4, No 3 (2019): Vol. 4, No. 3, Tahun 2019
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.363 KB) | DOI: 10.24198/farmasetika.v4i3.22860

Abstract

Sediaan larutan merupakan salah satu solusi untuk pengobatan pada kondisi pasien tertentu dan penggunaan pada pasien anak dimana kondisi pasien yang tidak bisa menelan obat dalam bentuk padat seperti tablet, kapsul dan pil. Sediaan cair itu bermacam-macam seperti syrup, eliksir, emulsi dan suspensi dan lain sebagainya. Flokulasi dan deflokulasi adalah peristiwa memisahnya (mengendapnya fase terdisper) antara fase terdisper dan fase pendisper terjadi dalam rentang waktu yang berbeda.  Demi menjaga kestabilan sediaan suspensi, sebaiknya sediaan suspensi disimpan pada suhu ruangan atau tempat yang kering dan tidak terkena sinar matahari. Dan hal penting dalam penggunaan sediaan suspensi adalah mengocoknya terlebih dahulu sebelum digunakan.Kata kunci : flokulasi, deflokulasi, sediaan farmasi
FORMULASI LIP BALM EKSTRAK RUMPUT LAUT (Gracilaria SP.) SEBAGAI Meiry Akmara Dhina; Lina Ratnasari; Iwan Maulana
Jurnal Sabdariffarma Vol 11, No 1 (2023): SABDARIFFARMA
Publisher : Prodi Farmasi - Universitas Al Ghifari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53675/jsfar.v11i1.1097

Abstract

Rumput laut merupakan sumber daya hayati yang sangat melimpah di perairan Indonesia. Salah satu nya Gracillaria SP. tergolong dalam rumput laut yang memiliki kandungan klorofil total dan pigmen aksesoris yang lebih tinggi dibanding dengan rumput laut merah  lainnya sehingga berpotensi sebagai sumber antioksidan. Rumput laut Gracilaria SP. memiliki sumber antioksidan seperti flavonoid, karatenoid, pigmen, polifenol, enzim, dan berbagai polisakarida dalam jumlah yang melimpah. Untuk menambah pemanfaatan, infomasi dan referensi rumput laut Gracilaria SP. maka dapat diolah menjadi sediaan Lip Balm. Pada penelitian ini, pembanding yang digunakan yaitu Cosmol 43 V dan Salacos 99. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat formulasi Lip Balm ektrak rumput laut Gracilaria SP. sebagai Antioksidan dengan variasi Cosmol 43 V dan Salacos 99. Lip Balm dibuat menjadi 3 formula dengan pembanding Cosmol 43 V dan Salacos 99 yang berbeda. Cosmol 43V dengan  F1 (41%), F2 (36%), F3 (31%), dan Salacos 99 dengan F1 (7%), F2 (12%),  F3 (17%), dan setiap formula dengan Ekstrak 1%, Candelilla Wax 9%, Ceresin Wax 11%, Propilen Glycol 4%, Cosmol 222 17%, Euxyl PE 9010 2%, Flaver Vanilla 2%, dan pewarna 6%. Kemudian dilakukan evaluasi sediaan yang meliputi Uji Homogenitas, Uji pH, Uji Organoleptik, dan Uji Panelis. Hasil sediaan Lip Balm Ekstrak Rumput Laut memiliki rata-rata pH 5,0-5,5. Hasil uji aktivitas antioksidan pada ekstrak rumput laut (Gracilaria SP.) didapat nilai IC50 sebesar 8,147 ppm. Hal ini menyatakan bahwa ekstrak rumput laut Gracilaria SP. memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat. F1 memiliki konsentrasi Cosmol 43 V lebih banyak dibanding Salacos 99, shingga tekstur, warna, dan aroma sangat diminati responden.
FORMULASI SEDIAAN FACE MIST DARI EKSTRAK ETANOL KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.) DENGAN VARIASI GLISERIN SEBAGAI HUMEKTAN Ratnasari, Lina; Septian, Rizki Tri; Setiani, Ria
Jurnal Sabdariffarma: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 12, No 1 (2024): SABDARIFFARMA
Publisher : Prodi Farmasi - Universitas Al Ghifari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53675/jsfar.v12i1.1318

Abstract

Tanaman secang (Caesalpinia sappan L.) memiliki kandungan senyawa aktif flavonoid yang dapat dimanfaatkan sebagai antioksidan primer maupun antioksidan sekunder. Kayu secang diketahui memiliki aktivitas antioksidan sangat kuat dengan nilai lC50 sebesar 34,2888 ppm. Ekstrak etanol kayu secang dalam penelitian ini diformulasikan sebagai face mist. Sediaan face mist merupakan sediaan pelembab kulit yang praktis diaplikasikan, cepat meresap dan mudah dibawa. Gliserin pada formulasi face mist digunakan sebagai bahan tambahan yang dapat meningkatkan dan mempertahankan kandungan air pada kulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formulasi sediaan face mist ekstrak etanol kayu secang (Caesalpinia sappan L.) dengan variasi konsentrasi gliserin sebagai humektan. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental. Ekstrak etanol kayu secang diperoleh dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Nilai rendemen yang diperoleh sebesar 8,3%. Hasil skrining fitokimia ekstrak etanol kayu secang mengandung flavonoid, alkaloid, terpenoid, tannin, saponin dan fanolik. Penelitian ini menggunakan variasi konsentrasi gliserin sebesar 10%, 15%, 20% dan ekstrak etanol kayu secang 2%. Pengujian evaluasi fisik sediaan dilakukan selama 30 hari yaitu hari ke-0, hari ke-15, dan hari ke-30, yang meliputi uji organoleptis, pH, homogenitas, waktu mengering, kelembapan kulit, iritasi, daya semprot, dan stabilitas. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu F3 (20%) merupakan sediaan yang paling baik karena memenuhi semua kriteria evaluasi, serta memiliki nilai kelembapan yang lebih unggul dibandingkan F1 (10%) dan F2 (15%), hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi nilai konsentrasi gliserin maka semakin tinggi pula nilai kelembapan nya, karena gliserin dapat meningkatkan dan mempertahankan kandungan air pada kulit.
Formulasi Dan Evaluasi Stabilitas Fisik Sediaan Lip Cream Ekstrak Daun Bayam Merah (Amaranthus tricolor L) Dengan Variasi Basis Carnauba Wax Ratnasari, Lina
Jurnal Sabdariffarma: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 12, No 2 (2024): SABDARIFFARMA
Publisher : Prodi Farmasi - Universitas Al Ghifari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53675/jsfar.v12i2.1419

Abstract

ABSTRAKDaun bayam merah (Amaranthus Tricolor L) merupakan tanaman yang mengandung antosianin, pewarna alami, dan antioksidan. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak daun bayam merah memiliki potensi antioksidan yang kuat, dengan nilai IC50 sebesar 28,93 ppm (Reny et al. 2016). Menunjukkan daun bayam merah dapat digunakan sebagai zat aktif dalam formulasi lip cream karena dapat melindungi bibir dari kerusakan radikal bebas. Dalam formulasi lip cream pemilihan konsentrasi basis yang tepat menjadi penentu utama kualitas sebelum produk dipasarkan. Carnauba wax sebagai bahan utama lip cream yang dikenal memiliki sifat pengikat yang baik, membantu menciptakan tekstur yang homogen. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan basis carnauba wax (10%, 15% dan 20%). Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi pengaruh variasi konsentrasi basis carnauba wax terhadap warna, mengetahui stabilitas fisik sediaan lip cream dengan variasi konsentrasi basis carnauba wax yang sesuai, agar mendapatkan produk yang berkualitas (sesuai standart farmasi). Metode pembuatan ekstrak dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 70 % dengan nilai rendemen ekstraknya sebesar 32,8%. Hasil rendemen tersebut telah memenuhi standar ekstrak yang telah ditetapkan yaitu tidak kurang dari 9,8% (Depkes RI,2017). Hasil analisis fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak daun bayam merah mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin. Berdasarkan hasil penelitian, formulasi lip cream dengan konsentrasi carnauba wax 10% dan 15% memenuhi standar evaluasi dalam stabilitas fisik, tekstur, warna, aroma, homogenitas, daya oles, daya sebar yang baik berkisar 4,8-6,6 cm, serta pH berkisar antara 5-6, sesuai dengan rentang pH pada bibir, dan tidak menyebabkan iritasi. Pada uji hedonic (kesukaan) formula 1 lebih banyak disukai oleh panelis dengan nilai rata-rata 8. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi carnauba wax dalam formulasi lip cream dapat mempengaruhi tekstur sediaan, di mana semakin tinggi konsentrasi yang digunakan, semakin padat tekstur lip cream yang dihasilkan.Kata Kunci : Lip cream; Carnauba wax;  Daun bayam merah; Amarantus tricolor.