Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

CAMPUR KODE PEDAGANG DALAM SIARAN LANGSUNG GRUP FACEBOOK BUSAM: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK Norhaliza Abdullah; Irma Surayya Hanum; Eka Yusriansyah
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya Vol 7, No 2 (2023): Vol 7, No 2 (2023): April 2023
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jbssb.v7i2.7785

Abstract

ABSTRAK Pedagang yang memiliki kemampuan lebih dari satu bahasa cenderung memiliki kode yang hendak digunakan dalam berkomunikasi agar menarik perhatian calon pembeli. Hal ini memicu pedagang melibatkan dirinya dalam beberapa fenomena percampuran dua bahasa atau lebih. Fenomena bahasa yang dimaksud ialah gelaja percampuran dalam pemakaian bahasa karena adanya faktor yang menjadi penyebab terjadinya campur kode. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Data penelitian berupa tuturan dari pedagang pakaian saat melakukan siaran langsung grup facebook BUSAM kemudian ditranskripsikan dalam bentuk tulisan. Sumber data berasal dari pedagang yang melakukan siaran langsung melalui media sosial facebook bernama Ria Bucan sebagai pedagang 1 dan facebook Marwi Amy sebagai pedagang 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk campur kode pada tuturan pedagang yaitu campur kode ke dalam (inner code mixing), campur kode ke luar (outer code mixing) dan campur kode campuran ((hybrid code mixing) berupa penyisipan unsur berwujud kata, penyisipan unsur berwujud frasa, penyisipan unsur berwujud klausa, penyisipan unsur berwujud perulangan kata dan penyisipan unsur berwujud baster. Faktor penyebab terjadinya campur kode ialah faktor keterbatasan kode, Faktor penggunaan istilah yang lebih populer, Faktor pembicara atau penutur, Faktor fungsi dan tujuan, Faktor ragam dan tingkat tutur bahasa.Kata Kunci: siaran langsung facebook, campur kode, sosiolinguistik, BUSAM ABSTRACT The merchants who have more than one language skills tend to have codes to communicate with in order to attract the attention of potential buyers. This led the merchant to get involved in some bilingual or more multilingual phenomena. The linguistic phenomenon is the mixing of it in language because of the factors involved in the mixing of code. It is a field study with a qualitative descriptive approach. The research data from the clothing dealer's speech during a live broadcast of the BUSAM facebook group was then transcripted. The data source came from a trader who was broadcasting live through social media called Ria Bucan as trader 1 and Marwi Amy's facebook as trader 2. Research has shown that a code mixing on the trader's speech is internal the code mixing (inner code mixing), external code mixing (outer code mixing) mixed the code mixing (the hybrid code mixing) of interpolation of elements intinged, the insertion of elements belonging to clause, the insertion of elements The underlying factors that arise in code mixing are the factors of the code's limitations, the more popular use of terms, of speakers or speakers, of function and purpose, of diversity and degree of language.Keywords: live broadcast facebook, mixing code, sociolinguistics, BUSAM
PELATIHAN STORY TELLING CERITA RAKYAT KALIMANTAN TIMUR DI SMPN 17 BALIKPAPAN DAN SMAN 1 BALIKPAPAN: Story Telling Workshop on East Borneo Folk Stories in SMPN 17 Balikpapan and SMAN 1 Balikpapan M.Bahri Arifin; Prafitri, Wilma; Eka Yusriansyah; Fatimah; Irma Surayya Hanum; Marisa Saputri
Jurnal Ruhui Rahayu: Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Humaniora Vol 2 No 2 (2023)
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/ruhuirahayu.v2i2.102

Abstract

Abstract: Story telling  is an effort to introduce and conserve folklore in East Kalimantan. Storytelling is the activity of telling stories to convey something by speaking using a technique or ability to tell a story. The stories chosen in this activity are folk tales from East Borneo.This activity was first carried out by providing outreach regarding the importance of storytelling activities as a way to improve students' speaking skills. Along with technological developments, digitalization-based storytelling activities with the theme of folklore in East Kalimantan can increase students' interest and speaking skills. After the counseling, the activities carried out were workshops related to folklore storytelling techniques using English.This mentoring activity, apart from improving students' English language skills, especially speaking skills, is also expected to introduce and preserve folklore in East Kalimantan.  Keywords: Storytelling, East Kalimantan, Folk Tales, Speaking, Culture   Abstrak: Pelatihan story telling atau mendongeng merupakan upaya introduksi dan konservasi terhadap cerita rakyat di Kalimantan Timur. Story telling atau mendongeng merupakan kegiatan bercerita atau mendongeng untuk menyampaikan sesuatu dengan bertutur menggunakan sebuah teknik atau kemampuan untuk menceritakan sebuah kisah. Cerita yang dipilih dalam kegiatan ini adalah cerita rakyat di Kalimantan Timur. Kegiatan ini pertama-tama dilaksanakan dengan cara melakukan penyuluhan terkait pentingnya kegiatan story telling sebagai salah satu cara meningkatkan kemampuan speaking siswa. Seiring dengan perkembangan teknologi, kegiatan story telling berbasiskan digitalisasi dengan tema cerita rakyat di Kalimantan Timur dapat meningkatkan minat dan kemampuan speaking siswa. Setelah penyuluhan, kegiatan yang dilakukan adalah lokakarya terkait teknik mendongeng cerita rakyat menggunakan bahasa Inggris. Kegiatan pendampingan ini, selain meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris siswa, khususnya dalam keterampilan berbicara, juga diharapkan dapat mengenalkan dan melestarikan cerita rakyat di Kalimantan Timur. Kata Kunci: bercerita, Kalimantan Timur, cerita rakyat, berbicara, budaya