Melania Rosaria Moniz
Universitas Ngudi Waluyo

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pola Asuh Orangtua Berhubungan dengan Perkembangan Bicara dan Bahasa Balita di Puskesmas Ambarawa: Parenting Patterns are Associated with the Development of Toddlers' Speech and Language at the Ambarawa Community Health Center Melania Rosaria Moniz; Isfaizah
Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS) Vol. 5 No. 2 (2023): Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS), September
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jhhs.v5i2.355

Abstract

Parenting is the way parents direct children, how they educate and teach children everything. The development of speech and language in children is greatly influenced by a healthy relationship between parents and children. The occurrence of speech and language delays in children causes children to be difficult to socialize with peers and the surrounding environment. This study aims to determine the relationship between parenting style and speech and language development in toddlers in the Working Area of the Ambarawa Health Center, Semarang Regency. The design of this study is correlational analytic with a crosssectional design. The population of this study was all toddlers of the Ambarawa Health Center, Semarang Regency as many as 717 toddlers and a sample of 88 people using the purposive sampling method. Data collection tools using Parenting Styles and Dimensions Questionnaire-Short Version (PSDQ) and KPSP. Data analysis used uni-variate analysis with frequency distribution and bi-variate analysis with Chi-square. Parents of toddlers mostly have permissive parenting (39.8%) and normal speech and language development (62.5%). There is a significant relationship between parenting style and speech and language development in toddlers in the Working Area of Puskesmas Ambarawa Semarang Regency (p value <0.001). Permissive parenting has more potential for children experiencing speech and language delays. Parents must be able to invite more children to communicate and speak in daily activities so that their development is optimal.   ABSTRAK Pola asuh orang tua merupakan cara orang tua mengarahkan anak, bagaimana mereka mendidik dan mengajarkan pada anak segala hal. Perkembangan bicara dan bahasa pada anak sangat dipengaruhi adanya hubungan yang sehat antara orang tua dengan anak. Terjadinya keterlambatan bicara dan berbahasa pada anak mengakibatkan anak menjadi sulit bersosialisasi dengan teman sebaya maupun lingkungan sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola asuh dengan perkembangan bicara dan bahasa pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Ambarawa Kabupaten Semarang. Desain penelitian ini analitik korelasional dengan pendekatan crosssectional. Populasi penelitian ini seluruh balita Puskesmas Ambarawa Kabupaten Semarang sebanyak 717 balita dan sampel sebanyak 88 orang dengan metode purposive sampling. Alat pengambilan data menggunakan Parenting Styles and Dimensions Questionnaire-Short Version (PSDQ) dan KPSP. Analisis data menggunakan analisis univariat dengan distribusi frekuensi dan analisa bivariat dengan Chi-square. Orang tua balita sebagian besar mempunyai pola asuh permisif (39,8%) dan perkembangan bicara dan bahasa normal (62,5%). Ada hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan perkembangan bicara dan Bahasa pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Ambarawa Kabupaten Semarang (p value <0,001). Pola asuh permisif berpotensi lebih untuk anak mengalami keterlambatan bicara dan bahasa. Orang tua harus bisa lebih banyak mengajak anak berkomunikasi dan berbahasa dalam kegiatan sehari-hari agar perkembangannya optimal.
Akupresure untuk Mengurangi Nyeri Disminorhea pada Remaja Perempuan Usia Sekolah Melania Rosaria Moniz; Risma Audina; Luvi Dian Afriani; Isfaizah
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 1 No. 1 (2022): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dysmenorrhea causes about 50% of all women in the world suffer. The incidence of primary dysmenorrhea in Indonesia in 2008 reached 54.89%, while the rest were secondary tips sufferers, which caused them to be unable to carry out any activities and this would reduce the quality of life for each individual. Dysmenorrhea can be caused by excessive production of prostaglandin F2 alpha from endometrial cells. One way that can be done to treat dysmenorrhea is Acupressure (Acupressure). Cupressure is known as one of the traditional Chinese therapeutic methods for healing dysmenorrhea by using massage techniques on the meridian points of certain body parts (Yuniati, Rohmayanti, & Mareta, 2019). Acupressure is a massage method based on the science of acupuncture or it can also be called acupuncture without needles (Ridwan, 2015). The purpose of community service in Thekelan Village is to increase knowledge and insight in school-age girls in order to reduce menstrual pain (dysmenorrhea) non-pharmacologically by means of acupressure massage. This community service is carried out in 5 steps, namely the first step is the search for respondents, the second stage is counseling about acupressure massage training, the third stage is acupressure massage training assistance, the fourth stage is the implementation of acupressure massage, the fifth stage is evaluation by filling out a post-test questionnaire. After being given health education about dysmenorrhoea, young women can understand the benefits of acupressure massage to reduce menstrual pain (Dysmenorrhoea). There was an increase in knowledge in young women after being given health education about dysmenorrhoea with 81.81% of adolescents being well-informed and 18.18% being knowledgeable enough and no one being knowledgeable was lacking. The implementation of community service activities carried out in Thekelan Hamlet showed that young women increased their knowledge after being given counseling and acupressure practicum to reduce dysmenorrhoea pain. The results of satisfaction with the provision of material and practicum are stated to be very satisfying. Theories that explain acupressure at certain points such as the Sanyinjiao Point (SP6) are very effective in reducing menstrual pain in women, inexpensive (no cost) and can be done independently (independently). Although several other acupressure techniques are also able to reduce the level of menstrual pain, for example, Sacral Points (B27-B34) and Taichong/Daichong Points (LR3/LV3). In addition, both pharmacological and non-pharmacological methods such as herbal medicine, relaxation, etc. also have effectiveness in reducing menstrual pain. AbstrakDismenore menyebabkan sekitar 50% dari seluruh wanita di dunia menderita. Kejadian dismenore primer di Indonesia pada tahun 2008 mencapai 54,89%, sedangkan sisanya adalah penderita tips sekunder, yang menyebabkan mereka tidak mampu melakukan kegiatan apapun dan ini akan menurunkan kualitas hidup pada individu masing-masing. Dismenore dapat disebabkan oleh produksi prostaglandin F2 alfa dari sel endometrium yang berlebihan. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menangani Dismenore adalah Akupresur (Akupresure). kupresur dikenal sebagai salah satu metode terapi tradisional china untuk penyembuhan dismenore dengan menggunakan teknik memijat pada titik meridian bagian tubuh tertentu (Yuniati, Rohmayanti, & Mareta, 2019).Akupresur adalah cara pijat berdasarkan ilmu akupunktur atau dapat juga disebut akupunktur tanpa jarum (Ridwan, 2015). Tujuan dilakukan pengabdian masyarakat di Desa Thekelan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan pada remaja perempuan usia sekolah agar dapat mengurangi nyeri haid ( Dismenorea) secara non-farmakologi yaitu dengan cara pijat akupresur. Pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan 5 langkah yakni Langkah pertama tahap mencari responden, tahap kedua penyuluhan tentang pelatihan pijat akupresur, tahap ketiga pendampingan pelatihan pijat akupresur, tahap keempat pelaksanaan pijat akupresur, tahap kelima evaluasi dengan pengisian kuesioner post-test. Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang dismenorea, remaja putri dapat memahami manfaat pijat akupresur untuk mengurangi nyeri haid (Dismenorea). Terjadi peningkatan pengetahuan pada remaja putri setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang dismenorea dengan sebesar 81,81% remaja berpengetahuan baik dan 18,18% berpengetahuan cukup dan tidak ada yang berpengetahuan kurang. Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan di Dusun Thekelan bahwa remaja putri meningkat pengetahuannya setelah diberikan penyuluhan dan praktikum akupresur untuk mengurangi nyeri dismenorea. Hasil kepuasan terhadap pemberian materi dan praktikum dinyatakan sangat memuaskan. Teori-teori yang menjelaskan akupresur pada titik tertentu misalnya Titik Sanyinjiao (SP6) sangat efektif dalam mengurangi nyeri haid pada perempuan, murah (tanpa biaya) dan dapat dilakukan sendiri (secara mandiri). Walaupun beberapa teknik akupresur lain juga mampu mengurangi tingkat nyeri haid misalnya Titik Sacral Points (B27-B34) dan Titik Taichong/Daichong (LR3/LV3). Selain itu metode-metode baik itu farmakologi maupun nonfarmakologi lainnya misalnya jamu, relaksasi, dll juga memiliki efektifitas dalam mengurangi nyeri haid.