Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Tujuan pembelajaran matematika yaitu terdapat kemampuan yang harus dikembangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yaitu kemampuan berpikir kritis. Berdasarkan wawancara dengan guru matematika SMP Negeri 1 Magelang didapatkan informasi bahwa siswa memiliki kurangnya kemampuan berpikir dikarenakan siswa lebih mengutamakan hafalan daripada menganalisis masalah dengan baik dan siswa tidak peduli terhadap apa yang dibutuhkan nya.Oleh karena itu guru harus mampu menentukan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Salah satu model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS).Dengan menerapkan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) tentu dapat mewujudkan suasana pembelajaran yang menyenangkan, karena akan menciptakan kerjasama antar anggota kelompok berdasarkan langkah-langkah dari model pembelajaran Creative Problem Solving. Tujuan penelitian ini adalah untuk Menganalisis perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran model Creative Problem Solving dengan model pembelajaran langsung. Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Bentuk desain eksperimen dalam penelitian ini adalah quasi experimental design. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Bentuk desain eksperimen dalam penelitian ini adalah quasi experimental design. Kemampuan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Creative Problem Solving lebih baik dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran langsung dengan dan . Besarnya perbedaan model pembelajaran Creative Problem Solving sebesar 72,13 dan pembelajaran langsung sebesar 60,50.