Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Studi Perbandingan Sifat Mekanis Vulkanisat Karet Menggunakan Plasticizer Minyak Jelantah Epoksi Dan Komersil Andri Saputra; Pani Satwikanitya; Muh Wahyu Sya'bani; Mertza Fitra Agustian; Fitria Puspita; Putra Oktavianto
Rekayasa Hijau : Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/jrh.v7i2.138-151

Abstract

ABSTRAKTingginya jumlah minyak jelantah yang tersedia sebagai limbah menjadi tantangan terbesar. Asam lemak tak jenuh yang terdapat dalam minyak jelantah memiliki potensi sebagai bahan baku pembuatan plasticizer minyak epoksi. Di sisi lain, pengembangan plasticizer terbarukan berbasis bahan alam untuk menggantikan plasticizer fosil telah menjadi perhatian banyak peneliti karena isu menipisnya bahan baku minyak bumi, masalah lingkungan, hingga isu kesehatan yang ditimbulkan oleh plasticizer fosil. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari perbandingan sifat mekanis vulkanisat karet yang menggunakan plasticizer minyak jelantah epoksi terhadap plasticizer komersil (minyak parafinik dan minyak kedelai epoksi). Minyak jelantah yang masih mengandung asam lemak tak jenuh diproses epoksidasi dengan metode refluks (60oC selama 4 jam) menggunakan pelarut n-heksane, katalis asam asetat glasial dan resin amberlit IR-120, dan oksigen donor hidrogen peroksida. Minyak jelantah epoksi dikarakterisasi gugus oksiran menggunakan spektrofotometer FTIR dan bilangan oksiran menggunakan metode titrasi. Plasticizer minyak jelantah epoksi, minyak parafinik, dan minyak kedelai epoksi diaplikasikan pada kompon karet dan diuji sifat mekanis vulkanisat karet menggunakan mesin universal testing machine. Hasil penelitian menunjukkan spektra FTIR minyak jelantah epoksi memperlihatkan keberadaan vibrasi peregangan gugus epoksi (C-O-C) pada puncak 1240 cm-1 dan bilangan oksiran 2,24%. Hasil pengujian vulkanisat menggunakan plasticizer minyak jelantah epoksi (EUCO) memiliki nilai kekuatan tarik, kekuatan sobek, dan ketahanan kikis yang lebih unggul dibandingkan vulkanisat menggunakan plasticizer minyak parafinik (PO). Hal tersebut menunjukkan bahwa minyak jelantah epoksi mampu menggantikan plasticizer berbasis minyak bumi, seperti minyak parafinik (PO). Kekuatan sobek dan ketahanan kikis vulkanisat yang menggunakan EUCO lebih tinggi dibandingkan vulkanisat yang menggunakan minyak kedelai epoksi (ESO), meskipun kekuatan tariknya lebih rendah, sehingga mengindikasikan bahwa minyak jelantah epoksi yang disintesis dapat memberikan kinerja yang cukup baik sebagai plasticizer karet, sebanding dengan minyak epoksi komersial, seperti minyak kedelai epoksi.Kata kunci: Minyak jelantah epoksi, Plasticizer komersil, Sifat mekanis, Vulkanisat.ABSTRACTThe high volume of waste cooking oil is one of the biggest obstacles. Unsaturated fatty acids in waste cooking oil have the potential as a raw material for producing plasticizer of epoxy oil. The development of renewable plasticizers based on natural materials to replace petroleum plasticizers has become the concern of many researchers due to the issue of depletion of petroleum raw materials, environmental problems, and health issues caused by petroleum plasticizers. This research aims to study the comparison of mechanical properties of vulcanizated rubber using plasticizer of epoxy waste cooking oil to commercial plasticizers (paraffinic oil and epoxy soybean oil). Waste cooking oil containing unsaturated fatty acids was epoxidized by reflux method (60oC for 4 hours) using n-hexane as solvent, glacial acetic acid and IR-120 amberlite resin as catalyst, and hydrogen peroxide as oxygen donor. The epoxy cooking oil was characterized for oxirane groups using FTIR spectrophotometer and oxirane number using titration method. Epoxy waste cooking oil, paraffinic oil, and epoxy soybean oil were applied to rubber compounds and tested for mechanical properties of vulcanizatesd rubber using a universal testing machine. The results showed that the FTIR spectra of epoxy waste cooking oil showed the presence of epoxy group stretching vibrations (C-O-C) at a peak of 1240 cm-1 and an oxirane number of 2.24%. The test results of vulcanizates using epoxy waste cooking oil (EUCO) have superior tensile strength, tear strength, and scrape resistance values compared to vulcanizates using paraffinic oil (PO). This shows that epoxy waste cooking oil can replace petroleum-based plasticizers, such as paraffinic oil (PO). The tear strength and scrape resistance of the vulcanizates using EUCO were higher than those using epoxy soybean oil (ESO), although the tensile strength was lower, thus indicating that the synthesized epoxy waste cooking oil can provide quite good performance as a rubber plasticizer, comparable to commercial epoxy oils, such as epoxy soybean oil.Keyword: Commercial plasticizer, Epoxy waste cooking oil, Mechanical properties, Vulcanized rubber.
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pembuatan Sabun Cair dari Minyak Jelantah di Bank Sampah Sidomulyo Maju Wahyu Ratnaningsih; Andri Saputra; Pani Satwikanitya; Mario Sarisky Dwi Ellianto; Latifah Listyalina; Muh Wahyu Sya'bani; Wisnu Pambudi; Uma Fadzilia Arifin
Journal of Appropriate Technology for Community Services Vol. 5 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jattec.vol5.iss1.art5

Abstract

Keberadaan limbah minyak jelantah merupakan suatu hal yang menimbulkan dampak negatif bagi manusia dan lingkungan. Minyak jelantah adalah minyak goreng bekas yang tidak dapat digunakan kembali karena akan menimbulkan gangguan kesehatan, sedangkan apabila dibuang ke lingkungan secara langsung juga akan menyebabkan masalah lain. Bank Sampah Sidomulyo Maju yang terletak di Desa Sidomulyo, Bambanglipuro, Bantul, Yogyakarta dibangun dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pengelolaan sampah maupun limbah serta meningkatkan perekonomian masyarakat. Limbah minyak jelantah dari rumah tangga yang belum dikelola dengan optimal menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi masyarakat desa setempat. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan mengolah limbah minyak jelantah menjadi sabun cair. Metode kegiatan ini antara lain memberikan ceramah, diskusi, pelatihan dan pendampingan pembuatan sabun cair oleh 2 instruktur dan 8 asisten instruktur kepada 30 orang peserta yang di antaranya merupakan anggota bank sampah dan masyarakat Desa Sidomulyo. Hasil kegiatan ini berupa pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam melakukan pengolahan limbah minyak jelantah. Masyarakat diharapkan mampu menerapkan pengolahan limbah minyak jelantah menjadi sabun cair sehingga dapat mengurangi pencemaran lingkungan dan meningkatkan nilai tambah. Keaktifan peserta dan antusiasme juga ditunjukkan oleh kinerja peserta selama pelatihan dan produk sabun cair yang dihasilkan serta kegiatan diskusi yang aktif. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai keterserapan materi yang disampaikan dari 50,51 menjadi 94,17. Kata kunci : bank sampah; minyak jelantah;pemberdayaan masyarakat; sabun cair ABSTRACT The existence of used cooking oil has a negative impact on humans and the environment. Used cooking oil cannot be reused because it will cause health problems, while if disposed of directly into the environment it will also cause other problems. Sidomulyo Maju Waste Bank, located in Sidomulyo Village, Bambanglipuro, Bantul, Yogyakarta, was built with the aim of increasing public awareness about waste management and improving the community's economy. Used cooking oil waste from households that has not been managed optimally is one of the problems that faced by the local village community. This community service activity aims to overcome these problems by utilization of used cooking oil waste into liquid soap. The methods of this activity include giving lectures, discussions, training the production of liquid soap by 2 instructors and 8 assistant instructors to 30 participants, including members of the waste bank and the community of Sidomulyo Village. The results of this activity are in the form of community knowledge and skills in utilization of used cooking oil waste. The community is expected to be able to apply the utilization of used cooking oil waste into liquid soap so as to reduce environmental pollution and increase added value. Participants' activeness and enthusiasm were also shown by the participants' performance during the training and the liquid soap products produced as well as active discussion activities. The evaluation results showed that there was an increase in the absorption value of the material presented from 50.51 to 94.17. Keywords : community empowerment; liquid soap; used cooking oil; waste bank
Pembuatan Produk Plastik Menggunakan Mesin Extrusion Blow Molding Kepada Siswa SMKN 2 Depok Sleman Pani Satwikanitya; Mario Sariski Dwi Ellianto; Andri Saputra; Ratri Retno Utami
Jurnal ETAM Vol. 5 No. 1 (2025): FEBRUARY
Publisher : Politeknik Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46964/etam.v5i1.1177

Abstract

Dengan pertumbuhan industri plastik yang semakin pesat tentunya sangat berpengaruh pada kebutuhan tenaga kerja industri. Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan bekal keterampilan pembuatan produk plastik dengan menggunakan mesin extrusion blow molding kepada siswa dan siswi SMKN 2 Depok Sleman. Pelatihan dilakukan dengan metode sosialisasi dan praktik kepada 35 peserta siswa dan siswi SMKN 2 Depok Sleman. Evaluasi pelatihan dilakukan dengan metode angket menggunakan kuesioner. Hasil pelatihan menunjukkan bahwa peserta pelatihan mampu membuat produk plastik dengan menggunakan mesin extrusion blow molding. Peserta pelatihan menunjukkan antusiasme dan keaktifan yang tinggi selama kegiatan, serta memberikan umpan balik positif terkait pelaksanaan kegiatan. Hasil evaluasi keterserapan materi yang disampaikan selama pelatihan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai rerata dari 60,57 (pretest) menjadi 89,40 (posttest). Penilaian peserta terhadap berbagai aspek pelatihan juga menunjukkan hasil yang baik, dengan rata-rata nilai mencapai 4,45.