Sebastianus V. Fouk Runa
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Nusa Cendana

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

REPRESENTASI MASYARAKAT YANG INKLUSIF DAN EKSKLUSIF DALAM FILM CODA Sebastianus V. Fouk Runa; Petrus Ana Andung; Muhammad Aslam
Deliberatio: Jurnal Mahasiswa Komunikasi Vol 3 No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Undana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59895/deliberatio.v3i2.138

Abstract

Keberadaan kaum disabilitas belum sepenuhnya diterima dalam masyarakat. Persoalan ini juga terepresentasi dalam visualisasi hiburan berupa film yang menujukkan eksklusivitas dan inklusivitas masyarakat terhadap kaum disabilitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tanda dan makna serta mengungkapkan representasi masyarakat yang inklusif dan eksklusif dalam film CODA menggunakan metode semiotika Ferdinand De Saussure. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai eksklusivitas sekaligus inklusivitas masyarakat khususnya terhadap disabilitas Tuli. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa tanda dalam film CODA menggunakan tanda verbal dan nonverbal yang merepresentasikan nilai eksklusivitas dalam bentuk adanya sikap / perilaku diskriminasi terhadap kaum disabilitas Tuli, seperti: audisme dan stigma negatif. Sedangkan nilai inklusivitas ditunjukkan dengan adanya sikap keterbukaan dan komunikasi yang adaptif terhadap kaum disabilitas. Simpulan kajian ini menunjukkan bahwa masih banyak anggota masyarakat yang belum peka terhadap keberadaan kaum disabilitas Tuli. Hal ini ditunjukan dalam bentuk perilaku komunikasi yang tidak ramah terhadap kaum disabilitas Tuli. Visualisasi film CODA menggambarkan eksistensi kaum disabilitas Tuli belum mendapatkan perlakuan yang ramah dalam kehidupan sosialnya. Kajian ini menyarankan isu terkait perlakuan ramah terhadap kaum disabilitas perlu diangkat menjadi isu mainstream sehingga memperoleh atensi sosial. Sehingga kajian sejenis perlu dilakukan sehingga mendorong kesadaran publik untuk lebih peka dalam berinteraksi dengan kaum disabilitas.