Ratih Larasati
Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

FAKTOR RESIKO KETERLAMBATAN ERUPSI GIGI SULUNG Inas Rizqi Amalia; Silvia Prasetyowati; Ratih Larasati
Jurnal Ilmiah Keperawatan Gigi Vol 2, No 3 (2021): NOVEMBER
Publisher : Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37160/jikg.v2i3.777

Abstract

Erupsi gigi adalah suatu proses kompleks berkesinambungan dari gerakan yang dilakukan gigi dari tempat perkembangannya hingga mencapai posisi fungsionalnya di dalam rongga mulut. Waktu erupsi gigi sulung pertama berkisar antara 5 sampai 14 bulan. Kasus perlambatan tumbuh gigi pada balita yakni gigi tumbuh pada usia lebih dari 7 bulan adalah 67,5%. Dan balita yang mengalami tumbuh gigi pada usia 4-7 bulan sejumlah 32,5%. Hal ini menunjukan masih banyaknya balita yang mengalami perlambatan pertumbuhan gigi yang menurut laporan tumbuh kembang anak disebabkan oleh asupan yang diberikan kepada anak selama usia 0-12 bulan. Tujuan : diketahuinya faktor resiko yang mempengaruhi keterlambatan erupsi gigi sulung. Desain studi : metode studi literature review ini dilakukan menggunakan PICOS framework dan disintesis menggunakan metode naratif dengan mengelompokkan data-data hasil ekstraksi yang sejenis sesuai dengan artikel atau jurnal yang digunakan (terbitan tahun 2015-2020). Database yang digunakan yaitu Google Scholar, PubMed, dan Science Direct. Artikel atau jurnal dipilih berdasarkan sesuai kriteria inklusi dan eksklusi yang akan di review. Hasil : berdasarkan hasil literature review pada 12 jurnal, telah didapatkan faktor resiko yang mempengaruhi keterlambatan erupsi gigi sulung yaitu status gizi ibu hamil,  status gizi bayi, berat badan lahir, faktor genetik, defisiensi gizi, sosial ekonomi, lingkungan, dan kondisi sistemik bayi tersebut.
HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK TERHADAP KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR Listia Nur Farizah; I.G.A. Kusuma Astuti; Ratih Larasati
Jurnal Ilmiah Keperawatan Gigi Vol 2, No 2 (2021): Juli 2021
Publisher : Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37160/jikg.v2i2.710

Abstract

Pendahuluan : Karies gigi merupakan salah satu masalah kesehatan mulut yang dapat mempengaruhi kesehatan masyrakat. Kejadian karies gigi banyak dialami baik oleh anak-anak maupun orang dewasa. Masalah gigi yang sering terjadi adalah karies gigi yaitu salah satunya terjadi pada kelompok anak dibawah usia 15 tahun. Banyak faktor yang dapat menyebabkan karies gigi pada anak karena pada anak usia sekolah cenderung lebih menyukai makanan manis-manis seperti coklat, kue-kue, gula dan lain-lain. Makanan kariogenik tersebut termasuk dalam karbohidrat yang bisa menyebabkan terjadinya karies gigi. tingkat konsumsi makanan kariogenik yang tinggi cenderung akan meningkatkan risiko kejadian karies, sedangkan anak yang rendah konsumsi makanan kariogenik akan mempunyai resiko rendah terhadap kejadian karies. Tujuan : Menjelaskan hubungan konsumsi makanan kariogenik terhadap kejadian karies pada anak usia Sekolah Dasar. Metode : Protokol dan evaluasi literature review ini menggunakan PRISMA checklist untuk menentukan penyeleksi seleksi studi. Academic database yang digunakan dalam pencarian artikel yaitu Google Scholar dan DOAJ dengan kata kunci pencarian mengguanakn metode Boolean searching yaitu Dental Caries, karies gigi, cariogenic food, Makanan Kariogenik dan artikel yang didapat berjumlah 52 artikel. Kemudian dievaluasi dengan menggunakan PRISMA Checklist yang mengacu pada kriteria inklusi dan eksklusi berdasarkan PICOS. Hasil : Berdasarkan hasil review dari 9 artikel didapatkan bahwa makanan kariogenik bukan satu-satunya penyebab terjadinya karies. Faktor lain yang dapat mempengaruhi kejadian karies pada anak usia sekolah yang mengkonsumsi makanan kariogenik yaitu faktor perilaku anak terhadap kesehatan gigi dan mulut serta frekuensi konsumsi makanan kariogenik. Semakin baik perilaku anak terhadap kesehatan gigi dan mulut serta frekuensi konsumsi makanan kariogenik maka semakin rendah resiko kejadian karies gigi pada usia sekolah dasar.
PERBEDAAN EFEKTIFITAS BERKUMUR EKSTRAK SIWAK DAN BERKUMUR XYLITOL TERHADAP PENURUNAN INDEKS PLAK (Pada siswa SDN Bulak Rukem II Surabaya Tahun 2020) Seftia Leka Nova; Ratih Larasati; Sunomo Hadi
Jurnal Ilmiah Keperawatan Gigi Vol 2, No 1 (2021): Maret
Publisher : Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37160/jikg.v2i1.603

Abstract

Pendahuluan: Masalah dalam Penelitian ini adalah Tingginya angka Indeks Plak siswa kelas 5 SDN Bulak Rukem II Surabaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan efektifitas berkumur ekstrak siwak dan berkumur xylitol terhadap penurunan indeks plak studi pada siswa kelas 5 SDN Bulak Rukem II Surabaya. Jenis penelitian ini penelitian analitik dengan desain eksperimen semu (Quasi Eksperimen) atau adapun rancangan yang di gunakan adalah Pre-posttest control group design. Metode pengumpulan data dari penelitian ini adalah dengan melakukan pengamatan secara lansung terhadap respoden dan memberi intervansi dengan menghitung atau mengukur angka indeks plak. Teknik analisis data yang digunakan adalah independent-Sample  T-test. Hasi penelitian didapatkan kesimpulan bahwa terdapat perbandingan efektifitas berkumur ekstrak siwak konsentrasi 20%  terhadap indeks plak.