Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENERAPAN PASAL 17 UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PERUSAKAN HUTAN DALAM PENGUASAAN TANAH TANPA HAK TERHADAP HUTAN PRODUKSI DALAM PERSEPEKTIF HUKUM AGRARIA Imam Wahyudin
International Significance of Notary Vol 2, No 2.2 (2021)
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.2020/ison.v2i2.2.12293

Abstract

 Pemanfaatan kawasan hutan untuk pertanian telah di atur sedemikian rupa, berupa sistem izin pengelolaan kawasan hutan agar kelestarian kawasan hutan dapat terjamin. Akan tetapi para petani di Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan ini tidak memiliki surat izin pemanfaatan hutan dalam melakukan pemanfaatan hutan untuk lahan pertanian padahal di dalam Undang-undang nomor 18 Tahun 2013 Pasal 17 ayat 2b menyebutkan “Bahwa setiap orang dilarang melakukan perkebunan tanpa izin Menteri didalam kawasan hutan”.Ada dua rumusan masalah dalam penelitian ini. Pertama, Bagaimana penerapan pasal 17 undang-undang nomor 18 tahun 2013 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan dalam pengusaan tanah tanpa hak terhadap Hutan Produksi  dalam persepektif hukum Agraria. Kedua, Bagaimana akibat hukum terhadap Hutan Produksi yang dikuasai masyarakat untuk tanah pertanian di Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan.Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris dengan pendekatan perundang-undangan (statue approach) dan pendekatan sosial makro. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi.Dalam penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa Proses pengusaan tanah dikawasan hutan di kecamatan brondong kebanyakan belum mengantongi surat izin dari KLHK dari 6 Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) hanya satu LMDH yang telah mengantongi izin pengelolaan hutan KLHK. Adapun akibat hukum terhadap pengusaan tanah hutan yg dikuasai oleh masyarat tanpa adanya surat izin dari Mentri, pihak Perhutani KPH Tuban akan melaksanakan penyelidikan dan peringatan terhadap para oknum pemerintahan daerah atau desa yang menyalahgunakan wewenang untuk pemanfaatan hutan pada hutan produksi serta menangkap dan melakukan penyidikan secara tuntas terhadap masyarakat yang telah memanfaatkan hutan tanpa izin. Peringatan yang dimaksud di sini adalah pemerintah harus melaksanakan analisa terhadap pelaksanaan Peraturan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 tersebut di dalam masyarakat. Kata Kunci: Penguasaan Tanah, Pengrusakan Hutan, Hutan Produksi Utilization of forest areas for agriculture has been in such a way, in the form of a forest area management permit system so that forest areas can be guaranteed. However, these farmers in Brondong District, Lamongan Regency do not have a forest utilization permit in carrying out forest utilization for agricultural land in Law number 18 of 2013 Article 17 paragraph 2b which states "Everyone is prohibited from doing plantations without the Minister's permission in forest areas.There are two problem formulations in this research. First, how is the application of Article 17 of Law No. 18 of 2013 concerning Prevention and Eradication of Forests in the control of land without rights to Production Forests in the perspective of Agrarian Law. Second, what are the legal consequences of community-controlled Production Forests for agricultural land in Brondong District, Lamongan RegencyThis research is a type of empirical legal research with a state approach and a macro social approach. Sources of data used in this study are primary data and secondary data. Data collection techniques in this study were interviews, observation and documentation.In this study it can be concluded that the process of land tenure in the forest area in the Brondong sub-district mostly has not yet obtained a permit from the KLHK from 6 Forest Village Community Institutions (LMDH) only one LMDH has obtained a KLHK forest management permit. As for the legal consequences of land ownership controlled by the community without a permit from the Minister, the Perhutani KPH Tuban will carry out investigations and warnings against local government officials used for production forest utilization as well as arrest and conduct thorough investigations of people who have used the forest without permission. The warning referred to here is that the government must carry out the implementation of the implementation of Law Number 18 of 2013 in the community.Keywords: Land Tenure, Forest Destruction, Production Forest 
Interaksi Sosial Antar-Etnis dan Nilai Budaya Dalam Membangun Toleransi dan Kewarganegaraan Siswa di Sekolah Multikultural Imam Wahyudin; Iswan, Iswan; Hatapayo , Abdul Aziz
JPNM Jurnal Pustaka Nusantara Multidisiplin Vol. 2 No. 1 (2024): February: Jurnal Pustaka Nusantara Multidisiplin
Publisher : SM Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59945/jpnm.v2i1.98

Abstract

This research examines the dynamics of social interaction between ethnic groups and the influence of cultural values ​​on the formation of attitudes of tolerance and good citizenship among students in a multicultural school environment. Using a qualitative approach, this study involved observations, in-depth interviews, and document analysis to collect data from students and teachers in several ethnically diverse schools. The research results show that positive social interactions between students of various ethnicities promote understanding and appreciation of each other's cultural values, which is an important foundation in building tolerance. Furthermore, curricular and extracurricular activities designed to celebrate diversity are important instruments in developing students' citizenship. However, research also reveals barriers, such as prejudice and stereotypes, that need to be overcome through effective pedagogical approaches. Recommendations include developing inclusive learning programs, training teachers to manage diversity in the classroom, and integrating best practices between schools. This research provides insight into the importance of multicultural education in creating a harmonious society in the context of rich ethnic diversity.
Manfaat Persatuan dan Kesatuan untuk Membangun Kerukunan Hidup Melalui Berkebhinekaan Global dan Creativity Hatapayo, Abdul Aziz; Santoso, Gunawan; Imam Wahyudin
Jurnal Pendidikan Transformatif Vol. 2 No. 4 (2023): Oktober 2023
Publisher : Yayasan Aya Sophia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9000/jpt.v2i4.619

Abstract

Pendidikan di kelas 5 saat ini menghadapi tantangan yang semakin kompleks dalam menghadapi dunia yang semakin terhubung dan beragam. Judul ini mengusulkan pendekatan pendidikan yang menggali manfaat persatuan dan kesatuan untuk membangun kerukunan hidup melalui berkebhinekaan global dan kreativitas. Dalam konteks ini, siswa diajarkan untuk menghargai dan memahami perbedaan budaya, agama, dan latar belakang etnis di seluruh dunia. Mereka juga didorong untuk mengembangkan kreativitas mereka dalam berpikir, menemukan solusi inovatif, dan memecahkan masalah yang kompleks. Abstrak ini menggarisbawahi pentingnya pendidikan yang holistik yang memadukan nilai-nilai berkebhinekaan global, persatuan, dan kreativitas. Dalam dunia yang semakin terhubung, siswa yang terlatih dalam hal berkebhinekaan global dan kreativitas memiliki kemampuan untuk berkontribusi pada masyarakat yang lebih inklusif dan damai. Pendekatan ini juga mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan, toleransi, dan penghargaan terhadap keberagaman. Sebagai bagian dari pendekatan ini, guru dan sekolah memainkan peran penting dalam merancang dan memberikan pembelajaran yang relevan. Hasil evaluasi efektivitas pendekatan ini akan membantu memastikan bahwa tujuan pembelajaran tercapai dan siswa menjadi lebih siap untuk menghadapi tantangan global. Dalam kesimpulannya, pendekatan ini bertujuan untuk menciptakan siswa yang siap dan mampu untuk berkontribusi pada dunia yang semakin beragam dan terhubung, serta membangun kerukunan hidup dalam masyarakat yang beragam.
Pemahaman Mendalam Dalam Toleransi Keberagaman Nilai Untuk Menciptakan Masyarakat Yang Harmonis Dan Inklusif Imam Wahyudin; Gunawan Santoso
Jurnal Pendidikan Transformatif Vol. 2 No. 3 (2023): Agustus 2023
Publisher : Yayasan Aya Sophia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9000/jpt.v2i3.1358

Abstract

- Keanekaragaman nilai moral di masyarakat adalah fenomena yang kompleks dan menakjubkan. Keanekaragaman ini mempengaruhi pandangan kita tentang apa yang dianggap benar atau salah dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks ini, pengambilan keputusan moral menjadi tantangan karena adanya berbagai nilai yang berbeda-beda. Namun, pemahaman mendalam dan toleransi terhadap keberagaman nilai merupakan kunci untuk menciptakan masyarakat yang harmonis dan inklusif. Dengan menghargai, memahami, dan berdialog dengan nilai-nilai yang beragam, kita dapat mengembangkan cara pandang yang lebih terbuka dan inklusif terhadap nilai-nilai moral yang ada di sekitar kita.