Nurdiana
Universitas Ngudi Waluyo

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Prenatal Yoga untuk Mengurangi Rasa Nyeri Ibu di Desa Rejosari Kabupaten Semarang Clarisa Martila Cantika; Vistra Veftisia; Eny Ruth Sinaga; Nurdiana; Rifqi Roshifah
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 1 No. 1 (2022): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

One of the discomforts of pregnant women is back pain, frequent urination, shortness of breath, heartburn, insomnias. Back pain has an impact on the mother's lack of activity, making the mother uncomfortable, causing pain so it is necessary to give prenatal yoga. In fact, although there are yoga exercises for pregnant women, many still do not know about yoga. The objectives of implementing this community service are: Increasing interaction and sharing experiences between participants (pregnant women and pregnant women) and between pregnant women and health workers/midwives, Increasing understanding, attitudes and behavior of pregnant women about: yoga exercise, body changes and complaints, treatment pregnancy, childbirth. The implementation of this community service was carried out in Rejosari Village, Semarang Regency, in the form of: weighing weight, measuring blood pressure, pregnant physical examination, counseling about the needs of pregnant women, yoga exercise. The method of implementation is by demonstrating prenatal yoga offline using PPT and leaflets.The results of this service indicate that there is a difference between the pre test and post test, a questionnaire is given to determine the knowledge of pregnant women, namely pregnant women before doing yoga practice, the lowest score is 4 and the highest is 9 while the average value is 5.4 while the post test results show that there are the lowest value changes to 6 and the highest value is 9 while the average value becomes 8.2. From these activities, it was found that there was an increase in knowledge of pregnant women after pregnant women classes on yoga for pregnant women to reduce pain. The next activity is the evaluation of activities with village midwives as managers of pregnant women in Rejosari village to deliver the results of activities and formulate follow-up plans for pregnant women in Rejosari village. AbstrakMasalah ketidak nyamanan ibu hamil salah satunya adalah nyeri punggung, sering kencing, sesak nafas, nyeri ulu hati, insomnias. Nyeri punggung berdampak pada kurangnya aktivitas ibu membuat ibu tidak nyaman, menyembabkan kesakitan sehingga perlu diberikan prenatal Yoga.Faktanya meskipun suda ada senam yoga untuk ibu hamil tetapi namun masih banyak yang belum tahu tentang senam yoga. Tujuan pelaksanaan pengabdian masyarakat ini adalah: Meningkatkan interaksi dan berbagi pengalaman antar peserta (ibu hamil dengan ibu hamil) dan antar ibu hamil dengan petugas kesehatan/bidan, Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang: senam yoga, perubahan tubuh dan keluhan, perawatan kehamilan, persalinan. Pelaksanaan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di Desa Rejosari Kabupaten Semarang, berupa: penimbangan berat badan, pengukuran tekanan darah, pemeriksaan fisik hamil, penyuluhan tentang kebutuhan ibu hamil, senam yoga. Metode pelaksanaan yaitu dengan demonstrasikan prenatal yoga dengan luring menggunakan PPT dan leaflet. Hasil pengabdian ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan antara pre test dan post test diberikan kuesioner untuk mrngetahui pengetahuan ibu hamil yaitu ibu hamil sebelum dilakukan latihan yoga terdapat nilai terendah 4 dan tertingginya adalah 9 sementara nilai rata ratanya adalah 5,4 sedangkan Hasil post test didapatkan bahwa ada perubahan nilai terendah menjadi 6 dan nilai tertingginya adalah 9 sedangkan nilai rata-ratanya menjadi 8,2. Dari kegiatan tersebut didapatkan ada peningkatan pengetahuan ibu hamil setelah dilakukan kelas ibu hamil pada yoga ibu hamil untuk mengurangi rasa nyeri. Kegiatan selanjutnya adalah evaluasi kegiatan bersama bidan desa sebagai pengelola pada ibu hamil didesa Rejosari untuk menyampaiakn hasil kegiatan dan merumuskan rencana tindak lanjut dari ibu hamil didesa Rejosari.
Hubungan Berat Badan Bayi Baru Lahir dengan Kejadian Ruptur Perineum Persalinan Normal Cici Angraini; Kartika Sari; Nurdiana; desi_safitri08 desi_08; Bq Yulia Sri Aprian
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 1 No. 2 (2022): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perineal rupture is the second leading cause of vaginal delivery. Factors causing perineal rupture include delivery position, how to push, delivery leadership, newborn weight and condition of the perineum. The greater the birth weight of the baby, the greater the risk perineal rupture. From 8 multiparous mothers in March 2011 It was found that most of the mothers had grade I lacerations as many as 4 people with normal birth weight (2500-4000 g). The majority of mothers who gave birth experienced grade I lacerations with adequate birth weight (between 2500-4000 grams) as many as 40 people (48.8%), while at least the mothers who gave birth experienced grade IV lacerations with a baby's birth weight more (more than 4000 grams). ) as many as 1 person (1,2%). For this reason, health workers are expected to carry out early detection and monitoring of fetal growth and development and provide IEC to pregnant women regarding the relationship between newborn weight and birth canal lacerations. Abstrak Ruptur perineum penyebab kedua pada persalinan pervaginam. Faktor penyebab ruptur perineum antara lain posisi persalinan, cara meneran, pimpinan persalinan, berat badan bayi baru lahir dan keadaan perineum. Semakin besar berat badan bayi yang dilahirkan akan meningkatkan resiko terjadinya ruptur perineum. Dari 8 orang ibu multipara pada bulan Maret 2011 didapatkan sebagian besar ibu mengalami Laserasi derajat I sebanyak 4 orang dengan berat badan lahir normal (2500-4000 gr). Mayoritas ibu bersalin mengalami laserasi derajat I dengan berat badan lahir bayi cukup (antara 2500-4000 gram) sebanyak 40 orang (48,8 %), sedangkan paling sedikit ibu bersalin mengalami laserasi derajat IV dengan berat badan lahir bayi lebih (lebih dari 4000 gram) sebanyak 1 orang (1,2 %). Untuk itu petugas kesehatan diharapkan melakukan deteksi dini dan pemantauan tumbuh kembang janin serta memberikan KIE kepada ibu hamil mengenai kaitan berat badan bayi baru lahir.