Tremor di Gunung Sinabung pertama kali terekam pada Oktober-November 2013. Tremor dapat mengindikasikan aktivitas vulkanik pada gunung api tersebut, seperti osilasi aliran fluida, pergerakan fluida, sistem hidrotermal, dan resonansi aktivitas dapur magma, sehingga informasi karakteristik tremor yang muncul di Gunung Sinabung sangat dibutuhkan. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan karakteristik tremor Gunung Sinabung pada periode Oktober-November 2013 berdasarkan analisis spektrum frekuensi, waveform cross-correlation dan polarisasi seismik. Berdasarkan metode tersebut diharapkan dapat memberikan informasi frekuensi dominan, kesamaan bentuk antardata tremor dan lokasi sumber sinyal tremor. Data tremor Gunung Sinabung periode Oktober-November 2013 telah terpilih 260 data. Analisis spektrum frekuensi menunjukkan bahwa tremor Gunung Sinabung memiliki nilai frekuensi dominan yakni 1-3 Hz. Berdasarkan bentuk spektrum frekuensinya, tremor Gunung Sinabung dibedakan menjadi dua jenis yaitu tremor harmonik dan non harmonik. Nilai koefisien korelasi 0,5-0,9 ditunjukkan dari hasil analisis waveform cross-correlation yang berarti terdapat kesamaan bentuk sinyal tremor. Berdasarkan variasi nilai koefisien korelasi dan waktu letusan Gunung Sinabung, maka terdapat tujuh zona waktu dengan letusan 8 November 2013 yang memiliki nilai koefisien korelasi tertinggi. Berdasarkan analisis polarisasi seismik diperkirakan sumber tremor berada di selatan kawah dengan arah 90°-120° dari Stasiun Mardinding. Tremor Gunung Sinabung diperkirakan bersumber di -0,5-2,4 km di atas permukaan air laut.