Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERAN KONSELOR DALAM MENYIAPKAN PESERTA DIDIK MENGHADAPI TANTANGAN KURIKULUM MERDEKA DITINJAU DARI PARADIGMA KONSTRUKTIVISME Moch. Syihabudin Nuha; Nur Hidayah; Yuliati Hotifah
Prosiding Seminar Nasional Orientasi Pendidik dan Peneliti Sains Indonesia Vol. 2 (2023): Prosiding Seminar Nasional Orientasi Pendidik dan Peneliti Sains Indonesia (OPPSI) 20
Publisher : Orientasi Pendidik dan Peneliti Sains Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Implementasi kurikulum merdeka secara terbatas dimulai pada tahun 2021 di sekolah penggerak yang berada di 111 kabupaten/kota di Indonesia. Hingga saat ini berdasarkan data pusat kurikulum dan pembelajaran (puskurjar) kemendikbudristekdikti. Pembelajaran intrakurikuler, kedua kokuriler dan ekstrakurikuler harus diterapkan pada kurikulum merdeka. Peran konselor atau guru BK akan semakin nyata karena dengan kepakarannya, guru BK dapat bekerja sama dengan guru kelas untuk menyiapkan peserta didik menghadapi tantangan pada kurikulum merdeka ini. Tantangan dalam proses implementasi kurikulum merdeka berasal dari bagaimana guru membawa perubahan dalam kelas, dukungan kepada sekolah dalam pemberian fasilitas penunjang yang baik, baik yang bersifat materil maupun non-materil, hingga keragaman peserta didik dalam suatu kelas. Paradigma konstruktivisme adalah teori yang sifatnya membangun dari segi kemampuan, pemahaman dan dalam proses pembelajaran. Peran konselor ditinjau dari paradigma konstruktivisme adalah bagaimana konselor sekolah memberikan pemahaman akan pentingnya sifat membangun pada peserta didik, sehingga diharapkan keaktifan dari para peserta didik akan meningkat kecerdasannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran konselor dalam menyiapkan peserta didik menghadapi tantangan pada kurikulum merdeka, hal ini juga berkaitan dengan bagaimana meningkatkan mutu pendidikan untuk memandirikan peserta didik dalam pemahaman dan pembelajaran aktif. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan dan tinjauan konstruktivisme terhadap tantangan dalam kurikulum merdeka. Data dikumpulkan melalui penelusuran artikel, buku, dan sumber literatur terkait untuk memahami peran konselor yang ditinjau dari paradigma konstruktivisme pada kesiapan peserta didik dalam menghadapi tantangan kurikulum merdeka. Temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan tentang cara apa saja yang dilakukan konselor untuk menyiapkan peserta didik dalam menghadapi tentangan kurikum merdeka.
ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DALAM ERA MERDEKA BELAJAR MELALUI LENSA FILSAFAT KONSTRUKTIVISME Galuh Ayu Pramudita; Nur Hidayah; Yuliati Hotifah
Prosiding Seminar Nasional Orientasi Pendidik dan Peneliti Sains Indonesia Vol. 2 (2023): Prosiding Seminar Nasional Orientasi Pendidik dan Peneliti Sains Indonesia (OPPSI) 20
Publisher : Orientasi Pendidik dan Peneliti Sains Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Adanya kebijakan merdeka belajar dimaksudkan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang timbul dalam bidang pendidikan dan sebagai bentuk usaha dalam mewujudkan kemerdekaan dalam berfikir. Di antara program merdeka belajar ini terdapat beberapa keputusan penting yang bersinggungan dengan peran guru bimbingan konseling. Sehingga hal ini menuntut guru bimbingan konseling untuk dapat mengoptimalisasikan peranannya menjalankan kebijakan program merdeka belajar yang bertujuan untuk memajukan pendidikan. Karena guru bimbingan konseling, merupakan konselor sekolah yang menjadi salah satu elemen penggerak yang sangat penting dan menjadi bagian yang terintegritas dalam pembelajaran dan pemberian layanan. Konsep kurikulum merdeka belajar yaitu dengan memberikan kebebasan dalam pembelajaran dengan menyerahkannya langsung kepada sekolah, pengajar dan siswa untuk mengembangkan inovasi belajar yang aktif dan kreatif. Konsep ini sangat selaras dengan aliran filsafat konstruktivisme, dimana aliran ini memandang pendidik sebagai fasilitator dan mediator yang membantu siswa untuk belajar sendiri dan merumuskan pengetahuannya secara mandiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peran guru bimbingan konseling untuk meningkatkan kualitas pendidikan dalam era merdeka belajar melalui lensa filsafat konstruktivisme. Metode pada artikel ini menggunakan studi pustaka (library research) yaitu metode dengan pengumpulan data dengan cara memahami dan mempelajari teori-teori dari berbagai literatur yang berhubungan dengan penelitian tersebut. Berdasarkan analisis yang sudah dilakukan, hasilnya menunjukkan bahwa guru bimbingan konseling berperan penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan di era merdeka belajar dalam pandangan filsafat konstruktivisme.