Nabilah Farah Fadilah
Fakultas Ekonomi Bisnis dan Humaniora, Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PSIKOEDUKASI BERMAIN EXPERIENTAL LEARNING PERMAINAN TRADISIONAL DALAM MENINGKATKAN KEAKASARAN DASAR ANAK KAMPUNG BATU LUBANG Fuad Ardiansyah; Muhamad Ali Kasri; Abdulrahman Hatsama; Nabilah Farah Fadilah; Aulia Choirunnissa
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 6 (2023): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i6.19398

Abstract

Abstrak: Kurangnya fasilitas belajar serta tenaga pendidik menjadi alasan minimnya kemampuan literasi anak. Tujuan Pengabdian ini untuk meningkatkan keaksaran dasar atau literasi dengan menggunakan metode bermain experiental learning permainan tradisional. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah dengan sosialisasi, penyuluhan, serta praktik bermain permainan tradisional yang ditujukan kepada anak-anak Kampung Batu Lubang Pantai sebanyak 35 anak dengan melakukan pretes dan postes dengan total 75 aitem untuk mengukur ketercapaian program. Hasil yang didapatkan adalah sebanyak 40% anak mengalami peningkatan literasi baca tulis, dan sebaganyak 34% anak mengalami peningkatan literasi numerasi yang mana hal ini berdampak pada penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.Abstract: The lack of learning facilities and teaching staff is the reason for the lack of children's literacy skills. The aim of this service is to improve basic literacy by using traditional experiential learning game play methods. The method used in this service is socialization, counseling, and the practice of playing traditional games aimed at 35 children from Batu Lubang Pantai Village by conducting pre-tests and post-tests to measure the program's achievements. The results obtained were that as many as 40% of children experienced an increase in reading and writing literacy, and as many as 34% of children experienced an increase in numeracy literacy, which had an impact on the good and correct use of Indonesian.