Erlindai Erlindai
Program Studi Sarjana Terapan Manajemen Informasi Kesehatan , Universitas Imelda Medan

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

HUBUNGAN KETIDAKTEPATAN KODE DIAGNOSA PASIEN RAWAT INAP DENGAN PENDING KLAIM INA-CBG’s DI RSUD SULTAN SULAIMAN SERDANG BEDAGAI Mei Sryendang Sitorus; Esraida Simanjuntak; Erlindai Erlindai; Theresia Hutasoit; Putri Metha Amelya Lumbantoruan
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 4 No. 4 (2023): DESEMBER 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v4i4.21495

Abstract

Kode diagnosis berperan penting sebagai dasar penetapan biaya pelayanan kesehatan dan pengambilan kebijakan sehingga harus dijamin kualitasnya. Ketidaktepatan kode berdampak pada kualitas kode yang berpengaruh dalam keakuratan dan kekonsistenan kode diagnosaSurvei awal yang dilakukan di RSUD Sultan Sulaiman menunjukkan ketidaklengkapan hasil pemeriksaan tes diagnostik, ketidaklengkapan dan ketidaktepatan pengisian rekam medis, dan ketidaksesuaian omit code yang menyebabkan pending klaim INA-CBG’s. Populasi penelitian ini 156 berkas klaim pasien peserta BPJS dan sampel sebanyak 61 dengan menggunakan rumus slovin. Dari 61 berkas klaim, 25 (41.0%) berkas klaim yang tidak disetujui (pending klaim) dan 36 (59.0%) yang disetujui. Desain penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross section, analisis data menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan ketidaktepatan kode diagnosa dengan pending klaim. Ketidaklengkapan hasil pemeriksaan tes diagnostik, kategori tidak lengkap yang tidak disetujui sebanyak 17 (65.3%) dan kategori lengkap yang tidak disetujui sebanyak 8 (22.8%) berkas. Ketidaklengkapan dan ketidaktepatan pengisian rekam medis, pada kategori tidak lengkap/tidak tepat yang tidak disetujui sebanyak 16 (69.5%) dan 9 (23.6%) berkas. Ketidaksesuaian omit code, kategori tidak sesuai yang tidak disetujui sebanyak 17 (68.0%) dan kategori sesuai yang tidak disetujui sebanyak 8 (22.2%) berkas. Saran yang diajukan yaitu masih diperlukan sosialisasi terkait SOP pengkodingan; pihak manajemen perlu mengadakan pertemuan antara dokter, koder, dan tim verifikasi; sebaiknya koder mengikuti petunjuk omit code berdasarkan kaidah koding di ICD-10.