Pelibatan penyandang disabilitas di tempat kerja adalah proses panjang dan timbal balik, di mana mereka harus berupaya untuk mengembangkan diri dan masyarakat seyogyanya mengurangi hambatan terhadap partisipasi sosial mereka. Sayangnya, meskipun berhasil memasuki pasar kerja, penyandang disabilitas masih menghadapi berbagai kendala terkait kondisi fisik di tempat kerja yang tidak selalu sesuai, sehingga menghambat kinerja mereka. Alfamidi Branch Palu, perusahaan yang dinaungi Alfamidi dan Alfamart berupaya untuk berkomitmen terhadap keberagaman dan inklusivitas melalui program "Alfability". Alfamidi Branch Palu, menunjukkan bahwa penyandang disabilitas memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan berkarya. Perusahaan juga berupaya menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan inklusif, di mana seluruh karyawan dapat memaksimalkan produktivitasnya. Penelitian ini fokus pada Alfa Midi di Palu, sebuah kota yang menghadapi tantangan sosial dan ekonomi unik, untuk memahami bagaimana perusahaan mengelola karyawan disabilitas, terutama terkait hambatan komunikasi dan dukungan sosial. Pemilihan Alfa Midi sebagai studi kasus memberikan wawasan tentang praktik inklusif di sektor ritel dan menawarkan pelajaran tentang bagaimana perusahaan dapat beradaptasi dan berkembang di lingkungan yang beragam. Komunikasi interpersonal antara karyawan disabilitas dan non-disabilitas di Alfamidi Branch Palu masih menghadapi berbagai hambatan yang memengaruhi efektivitas komunikasi dan kinerja di tempat kerja. Hambatan-hambatan yang diidentifikasi dalam penelitian ini meliputi hambatan fisik, fisiologis, semantik, dan psikologis, yang masing-masing memiliki dampak signifikan terhadap karyawan disabilitas. Alfamidi Branch Palu telah sejauh ini berupaya menciptakan lingkungan kerja inklusif bagi karyawan disabilitas. Dukungan yang ada terutama terlihat dalam bentuk empati, di mana rekan kerja berusaha memahami karyawan disabilitas dengan belajar bahasa isyarat dan membantu mereka saat menghadapi kesulitan, meskipun bantuan dari rekan kerja belum sepenuhnya optimal.