Agus Sutopo
Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Peningkatan Keamanan Pangan dan Hygiene Sanitasi Pada Pedagang Makanan Minuman Sekitar Sekolah Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Natar Kabupaten Lampung Selatan Sefanadia Putri; Reni Indriyani; Usdeka Muliani; Agus Sutopo; Tati Baina Gultom
Jurnal Pengabdian Kesehatan Beguai Jejama Vol 1, No 2 (2020): Jurnal Pengabdian Kesehatan Beguai Jejama Volume 1 Nomor 2 Agustus 2020
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jpk.v1i2.42

Abstract

Tim Keamanan Pangan (TKP) sekolah wajib untuk memastikan kantin sekolah dalam penyediaan pangan dan jajanan anak sekolah (PJAS) yang sesuai. Kondisi ini tidak terlepas dari terjaminnya hygiene sanitasi di tempat penyelengaraan penyediaan makanan minuman. Melihat dari kajian teori dan data dukung permasalahan terkait dengan PJAS di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan, khususnya di wilayah kerja Puskesmas Natar memerlukan kerjasama dalam memenuhi target kinerja pembinaan PJAS. Melalui pemberdayaan pada pengelola kantin sekolah dan penjaja makanan di sekitar sekolah, Poltekkes Tanjungkarang bersinergis dengan Puskesmas Natar dalam mengatasi berbagai permasalahan PJAS, untuk mengatasi potensi adanya peningkatan penyakit dan keracunan makanan. Sehingga pada akhurnya cakupan penyuluhan keamanan jajanan anak sekolah pada tahun 2020 sebesar 90% dapat tercapai. Hasil lembar observasi menunjukkan bawa 10 tempat PJAS mendapatkan nilai/score sebesar  36-272,5 yang dinyatakan bahwa tempat pengelola PJAS belum laik hygiene sanitasi, dikarenakan skore seluruh variable kurang dari 700. Dari 21 sampel makanan PJAS terdapat 9 sampel yang memenuhi syarat sedangkan 12 sampel makanan PJAS lainnya tidak memenuhi syarat dikarenakan melebihi standar baku mutu. Dari 20 peralatan makan, sebanyak 14 alat makan yang belum memenuhi standar kesehatan. Terjadi peningkatan pengetahuan para pengelola PJAS disekitar wilayah SD Natar Kabupaten Lampung Selatan setelah pemberian penyuluhan serta diskusi  oleh tim pengabdian kepada masyarakat
Pelatihan Budidaya Jamur Tiram untuk meningkatkan Kemandirian dan Kesejahteraan Masyarakat di Desa Padang Ratu Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Amrul Hasan; Haris Kadarusman; Agus Sutopo
Jurnal Pengabdian Kesehatan Beguai Jejama Vol 3, No 1 (2022): Jurnal Pengabdian Kesehatan Beguai Jejama Volume 3 Nomor 1 April 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jpk.v3i1.142

Abstract

Jamur tiram (Pleurotus sp.) merupakan salah satu jamur konsumsi yang memiliki nilai gizi tinggi. Beberapa jenis jamur tiram yang biasa dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia yaitu jamur tiram putih (P. ostreatus), jamur tiram merah muda P. flabellatus), jamur tiram abu-abu (P. sajor caju), dan jamur tiram abalone (P. cystidiosus). (Susilawati dan Budi Raharjo, 2010). Sebagai Sebagai bahan pangan jamur menjadi salah satu sumber protein seperti thiamine (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), niasin, biotin dan vitmin C serta mineral. Sebagai bahan fungsional jamur mengandung bahan aktif yang terdiri dari senyawa polisakarida (glikan), triterpen, nukleotida, monitol, alkoloid dan lain-lain yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh. (Susilawati dan Budi Raharjo, 2010). Desa Padang Ratu Kecamatan Sungkai Utara memiliki potensi yang baik sebagai tempat budidaya jamur tiram. Oleh karena itulah, melalui Program Pengembangan Desa Mitra ini diharapkan dapat membantu masyarakat desa Padang Ratu Kecamatan Sungkai Utara, baik dari segi informasi maupun biaya, dalam mengembangkan usaha budidaya jamur tiram. Masyarakat Mitra di desa Padang Ratu berkeinginan membudidayakan jamur tiram, akan tetapi belum mengetahui teknik pembudidayaannya. Oleh karena itu, kegiatan PkM skema PPDM dosen Poltekkes Tanjung Karang membantu masyarakat desa Padang Ratu teknik Budi daya Jamur tiram. Kegiatan PkM dilaksanakan melalui beberapa tahapan yaitu, persiapan, sosialisasi, pelatihan, dan tahap terakhir adalah pendampingan dan monitoring. Materi yang disampaikan dalam sosialisasi adalah pengenalan jamur tiram, manfaat, syarat tumbuh, dan cara budidaya jamur tiram. Kegiatan pelatihan dilakukan dengan langkah sebagai berikut: Penakaran dan pencampuran media tumbuh; Pemeraman media; Pengisian media ke dalam baglog; Sterilisasi baglog; Pendinginan baglog; Inokulasi bibit jamur F3; Inkubasi dan pemindahan baglog ke dalam kumbung; Pemeliharaan; dan Pemanenan. Kegiatan pendampingan sampai dengan panen perdana dilakukan selama 13 minggu dengan rincian dua minggu pembuatan baglog, sterilisasi dan inokulai bibit ke dalam baglog, delapan minggu inkubasi baglog sampai dengan siap di buah kan, dua minggu proses pemindahan baglog ke dalam kumbung budi daya sampai siap di panen, panen perdana jamur tiram hasil budidaya mitra sebanyak 5 kg. Mitra yang membudidayakan jamur tiram sebanyak 5 orang. Kendala yang ditemui masyarakat yaitu adanya ulat dan lalat yang hinggap di baglog jamur. Solusi yang disarankan untuk mencegah dan mengendalikan adanya hama dilakukan dengan menjaga kebersihan dan sanitasi kumbung budi daya, melakukan perawatan jamur dengan teliti.