Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

MENINGKATKAN EFISIENSI KONVERTER DC-DC PENAIK TEGANGAN DENGAN TEKNIK ZERO VOLTAGE SWITCHING (ZVS) UNTUK KOREKSI FAKTOR DAYA BEBAN NONLINIER Anung Anung; Rahmad Hidayat
Jurnal Online Sekolah Tinggi Teknologi Mandala Vol. 7 No. 1 (2014): Jurnal Isu Teknologi
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Mandala Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Efisiensi dari dc-dc konverter idealnya 100%, tapi kenyataanya kurang dari itu. Dengan rendahnya efisiensi dari konverter maka daya listrik yang dapat dimanfaatkan oleh beban akan berkurang. Untuk waktu yang lama, energi listrik yang hilang pada saklar semikonduktor tidak dapat diabaikan, apalagi dalam cakupan wilayah yang luas, misalnya untuk seluruh Indonesia. Untuk menghasilkan konverter dc-dc dengan kerapatan daya yang tinggi, maka frekuensi pensaklaran dinaikan. Naiknya frekuensi pensaklaran maka keperluan akan komponen reaktif menjadi kecil, akan tetapi akibatnya daya yang hilang pada saklar semikonduktor menjadi tinggi, terutama sewaktu turn-on dan turn-off. Metode yang digunakan untuk mengatasi permasalahan diatas pada penelitian ini adalah metode Zero Voltage Switching (ZVS). Metode ZVS ini menerapkan pensaklaran tegangan nol sewaktu turn-on, dengan bantuan komponen induktor resonansi Lr dan kapasitor resonansi Cr. Untuk memvalidasi metode yang diusulkan maka dilakukan simulasi dan pengujian subyek penelitian di Laboratoium Elektronika Daya STT Mandala Bandung. Kegiatan penelitian, mulai dari studi pustaka sampai pelaporan hasil penelitian dilakukan selama delapan bulan. Dari data hasil pengujian dan analisa menunjukan bahwa terjadi peningkatan rata-rata efisiensi konverter dc-dc penaik tegangan yang digunakan sebagai koreksi faktor daya beban nonlinier dengan penerapan metode Zero Voltage Switching (ZVS) sebesar 4%.
ANALISIS KARAKTERISTIK KONVERTER AC-AC SATU FASA BERBEBAN RESISTIF VARIABEL Anung Anung; Asep Komarudin
Jurnal Online Sekolah Tinggi Teknologi Mandala Vol. 11 No. 1 (2016): Jurnal Isu Teknologi
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Mandala Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konverter AC-AC satu fasa merupakan konverter yang dapat menghasilkan tegangan keluaran AC (alternating current) variabel. Komponen utama yang digunakan sebagai sakelar semikonduktor adalah TRIAC yang dikendalikan oleh IC TCA 785. Dengan mengatur sudut penyulut TRIAC dari ? = 0? sampai ? = 180?, maka tegangan keluaran konverter akan berubah. Dengan berubahnya nilai tegangan keluaran tentu saja akan terjadi perubahan karakteristik dari konverter. Dalam penelitian ini akan dibahas karakteristik konverter AC-AC untuk berbagai tegangan keluaran dan berbagai beban keluaran. Untuk mengetahui karakteristik tersebut maka direalisasikan konverter AC-AC dengan spesifikasi tegangan masukan 220 V daya keluaran maksimum 500 Watt. Dari hasil pengujian dan analisis karakteristik konverter AC-AC satu fasa sebagai berikut: (1) Terjadi penurunan tegangan keluaran VRMS saat beban resistif bertambah pada sudut penyulutan tetap. Pada saat penyulutan TRIAC ? = 00 penurunan tegangannya sebesar 7.0711 volt setiap penambahan beban berdaya 100 watt, pada sudut ? = 450 nilainya berkurang sebesar 6.7423 volt, pada sudut ? = 900 nilainya berkurang sebesar 4.9999 volt dan sudut ? = 1350 nilainya berkurang sebesar 2.1432 volt; (2) Terjadi kenaikan arus keluaran saat beban resistif bertambah pada sudut penyulutan tetap. Pada saat penyulutan TRIAC ? = 00 nilainya bertambah sebesar 0.3535 ampere setiap penambahan beban berdaya 100 watt, pada sudut ? = 450 nilainya bertambah sebesar 0.3305 ampere, sudut ? = 900 nilainya bertambah sebesar 0.1785 ampere, sudut ? = 1350 nilainya bertambah sebesar 0.0336 ampere; (3) Nilai PF akan terus berkurang saat penambahan sudut penyulutan. Pada sudut ? = 00 memiliki nilai PF = 1 lagging, sudut ? = 450 memiliki nilai PF = 0.9534 lagging, sudut ? = 900 memiliki nilai PF = 0.707 lagging, sudut ? = 1350 memiliki nilai PF = 0.3031 lagging, dan sudut ? = 1800 memiliki nilai PF = 0 lagging. Nilai faktor daya tersebut akan sama walaupun adanya perubahan beban resistif
PENGARUH PERUBAHAN SUDUT LINDUNG KAWAT PETIR TERHADAP GANGGUAN YANG DIAKIBATKAN SAMBARAN PETIR Anung Anung; Waski Bastaman
Jurnal Online Sekolah Tinggi Teknologi Mandala Vol. 11 No. 2 (2016): Jurnal Isu Teknologi
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Mandala Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

SUTT atau SUTET sangat dipengaruhi oleh kondisi sekitar, hal ini disebabkan karena bentangan konduktor yang digunakan sangat panjang. Karena hal itu pula SUTT atau SUTET sangat rentan dari gangguan terutama gangguan yang diakibatkan oleh sambaran petir. Di wilayah kerja Gardu Induk Ujungberung terdapat sebuah saluran transmisi 70 KV Ujungberung-Sumedang, yang sering mengalami gangguan yang mengakibatkan pmt reclose atau sampai trip, yang disebabkan oleh sambaran petir terutama pada tower 42. Dalam hal ini penulis ingin memfokuskan penelitian terhadap sudut lindung kawat petir tower 42 Ujungberung-Sumedang, permasalahan dalam penlitian ini mengapa pada tower 42 Ujungberung-Sumedang sering terjadi gangguan yang diakibatkan sambaran petir. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metoda kausal komparatif salah satunya dengan melihat hasil data gangguan yang terjadi pada tower tersebut dan perhitungan sudut lindung, kemudian diakukan analis. Dari hasil penelitian yang diperoleh diketahui bahwa hasil perhitungan sudut lindung pada tower 42 SUTT 70 KV Ujungberung-Sumedang sebelum dilakukan perubahan didapat 33° untuk sudut lindung minimal dan 19,37 kA untuk arus petir minimal dan probabilitas 85% sambaran petir yang bisa terlindungi dilokasi tersebut dengan jumlah gangguan sebanyak 3 kali pada tahun 2014. Hasil perhitungan sudut lindung setelah dilakukan perubahan didapat 2,29° untuk sudut lindung minimal dan 0,15 kA untuk arus petir minimal. dengan probabilitas 99,9% sambaran petir yang bisa terlindungi dilokasi tersebut dengan jumlah gangguan sebanyak 2 kali pada tahun 2015. Kesimpulan penelitan ini semakin tinggi probabilitas perlindungan kawat petir maka semakin baik. Saran dari hasil penelitian ini untuk PT.PLN (persero) agar mengevaluasi sudut lindung pada tower-tower yang rentan akan gangguan sambaran petir, sehingga keandalan sistem tenaga listrik dapat tetap terjaga.
PENERAPAN OLS UNTUK MEMINIMALISIR PEMADAMAN MELUAS AKIBAT OVERLOAD PADA SATU PENGHANTAR Anung Anung; Achirul Ramadhani
Jurnal Online Sekolah Tinggi Teknologi Mandala Vol. 12 No. 1 (2017): Jurnal Isu Teknologi
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Mandala Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pertumbuhan ekonomi berbanding lurus dengan kebutuhan ketersediaan sistem tenaga listrik. Konsekuensi dari Penambahan daya listrik, perlu dilakukan penambahan kapasitas (uprating) maupun penambahan instalasi baru untuk memenuhi permintaan/kebutuhan daya listrik tersebut. Namun penambahan kapasitas maupun penambahan instalasi baru tidaklah mudah, mengingat berbagai kendala dan investasi yang tidak sedikit. Di sistem tenaga listrik Jawa Bali, khususnya subsistem Cibatu 3-4 terdapat beberapa peralatan instalasi penyaluran (trafo/IBT maupun penghantar) dengan kondisi yang sudah tidak memenuhi kriteria N-1 atau dengan kata lain pembebanannya sudah diatas 60%. Artinya bila salah satu IBT atau penghantar tersebut mengalami gangguan/trip maka IBT atau penghantar yang satunya akan mengalami pembebanan lebih/Overload (diatas rating nominalnya). Untuk mengindari hal tersebut diterapkan suatu strategi operasi, yaitu Strategi Overload Sheding (OLS). Strategi ini bertujuan untuk mengamankan peralatan dari pembebanan lebih serta menghindari resiko pemadaman yang luas dengan cara memadamkan sebagian beban secara otomatis dengan beban yang diatur sedemikian rupa. Skema Overload Shedding (OLS) menggunakan relai beban lebih (Over Load Relai) yang pada prinsipnya mendeteksi adanya arus lebih yang mengalir pada Transformator/IBT maupun Transmisi tersebut. Over Load Shedding (OLS) di setting 1,1 x Arus Nominal yang lebih rendah dari setting relai Arus Lebih (OCR) dengan setting 1,2 x Arus Nominal tetapi dengan karakteristik waktu yang berbeda, dimana relai arus lebih (OCR) bekerja dengan karakteristik Standar Inverse (SI) dan relai Over Load Shedding bekerja dengan karakteristik Definite. Dengan target di GI Rengasdengklok trafo satu 60 MVA sehingga sebelum ols terpasang beban padam 63,18 MW dan sesudah terpasang OLS beban padam 18,84 MW.
REDUKSI RUGI-RUGI PENSAKLARAN PADA DC CHOPPER DENGAN PENSAKLARAN TEGANGAN NOL UNTUK PEMBANGKIT GELOMBANG ULTRASONIK ANUNG ANUNG; ASEP HENDRA KURNIAWAN
Jurnal Online Sekolah Tinggi Teknologi Mandala Vol. 13 No. 1 (2018): Jurnal Isu Teknologi
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Mandala Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gelombang ultrasonik merupakan gelombang akustik dengan frekuensi di atas 20 kHz yang dapat merambat dalam medium padat, cair dan gas. Gelombang ultrasonik yang digunakan terdiri dari pulsa level TTL dibangkitkan dari sebuah astable multivibrator (NE555) dengan pengaturan interval antar-pulsa variabel hingga satu mikrodetik. Selanjutnya, tepi positif pulsa tersebut memicu rangkaian Schmitt trigger (SN74121) yang diatur pada mode kerja one-shot multivibrator. Sebuah Schmitt trigger kedua (MC33151) yang bekerja pada tegangan catu daya +18 V mengubah level tegangan TTL menjadi +18 V guna mengaktifkan saklar tegangan tinggi pada MOSFET. Hasil pengujian menunjukkan generator dapat membangkitkan pulsa repetitif tegangan +18 V dengan lebar pulsa variabel hingga 75 nanodetik. Proses pensaklaran pada DC chopper metode hard switching dilakukan pada kondisi arus mengalir ke beban sehingga menimbulkan rugi-rugi pensaklaran. Metode soft switching dikembangkan untuk meminimalkan rugi-rugi pensaklaran tersebut, salah satunya adalah dengan teknik zero voltage switching. Pensaklaran saat arus nol dan/atau tegangan nol diharapkan dapat dicapai dengan teknik zero voltage switching. Hasil pengujian menunjukkan generator mampu menghasilkan pulsa spike negatif hingga tegangan 760 V dengan waktu terpendek 107,1 nanodetik. Hasil ini menyimpulkan bahwa pensaklaran tegangan tinggi dapat digunakan untuk merangsang transduser untuk menghasilkan gelombang ultrasonik frekuensi tinggi.