This Author published in this journals
All Journal TATANAN
Perris, Gina
Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KAJIAN EKOLOGIS DALAM DESAIN ARSITEKTUR Objek studi : Rumah Tinggal di Jalan Metro Alam 11/17 Jakarta Treisye, Cloudia; Perris, Gina
TATANAN Vol 2, No 1 (2008)
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractThis study examines architecture design by ecological view. At the beginning of architecture history, Vitruvius wrote about relation between built environment and natural environment. Vitruvius approach focused on human while nature only be seen as sources to accomplish human needs. This approach has not much change for two millennium. The appearance of Ecological Architecture begins with the observation about renewable natural resources, oil crisis, and World Environmental Summit at Rio de Janeiro. Then the nature has been seen as an important thing for human life and the natural environment concerns arise.In Ecological Architecture, architecture has been seen by ecosystem concept where architecture not only be seen by a abiotic components, but also biotic components which related in one defined system. Architecture has been seen as a solution to environmental problems which causes by human intervention and activities. To preserve natural environmental and ecosystem does not mean that human intervention to it is not allowed, but how to put humans activities in the environment with minimal effects. Ecological Architecture does not tend to determine what should be happened in architecture because there is no specific condition as standard or certain rules. Instead of that, ecological architecture will influence architecture form. Ecological architecture is about balancing between human and natural environment.Keywords: ecology, architecture, houses design.AbstrakStudi ini mengkaji tentang desain arsitektur dari sudut pandang ekologis. Pada awal sejarah arsitektur, Vitruvius menulis mengenai hubungan antara lingkungan binaan dan lingkungan alam. Pendekatan Vitruvius ini berpusat pada manusia dimana alam hanya dilihat sebagai sumber-sumber yang harus atau dapat memenuhi kebutuhan manusia. Pendekatan ini tidak berubah banyak selama dua milenia ini. Awal abad ke-19 ada usaha menghijaukan lingkungan binaan namun secara fundamental alam tetap dilihat sebagai objek pemenuhan kebutuhan manusia. Munculnya konsep arsitektur-ekologis diawali oleh penelitian akan sumber daya alam yang dapat diperbaharui, krisis minyak, dan pertemuan isu lingkungan di Rio de Janeiro. Setelah itu alam mulai dipandang sebagai sesuatu yang penting bagi kelangsungan hidup manusia dan muncul kesadaran akan lingkungan alam.Dalam arsitektur-ekologis, arsitektur dilihat dari konsep ekosistem dimana arsitektur tidak hanya dilihat dari komponen abiotiknya melainkan juga komponen biotiknya yang bekerjasama sebagai suatu sistem yang utuh. Arsitektur dianggap sebagai pemecahan terhadap masalah-masalah lingkungan yang disebabkan campur tangan dan aktivitas manusia dan mengakibatkan multiple effects. Menjaga lingkungan dan ekosistem tidak berarti tanpa campur tangan manusia sama sekali, tetapi bagaimana menghubungkan aktivitas manusia dan lingkungan dengan dampak negatif seminimal mungkin. Arsitektur-ekologis tidak menentukan apa yang seharusnya terjadi dalam arsitektur karena tidak ada sifat khas yang mengikat sebagai standar atau aturan baku. Walau demikian, prinsip-prinsip arsitektur-ekologis pada akhimya akan mempengaruhi bentuk arsitektur. Arsitektur-ekologis mencakup keselarasan antara manusia dengan lingkungan alamnya.Kata kunci: ekologi, arsitektur, perancangan rumah tinggal.
POLA PENYELARASAN RUANG PADA UNIT HUNIAN DI RUMAH SUSUN SARIJADI BANDUNG Santoso, Amirani Ritva; Perris, Gina
TATANAN Vol 1, No 1 (2007)
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract                This study examines adjustment pattern done by the occupants of low cost multi-storey housing – Sarijadi Bandung to their dwelling units that have been occupied for more than ten years. The main interest of this study was ignited by the significant degradation in Bandung’s environmental quality due to the lack of planning in horizontal urbal expansion. The vertical city development needs to be considered such as developing low cost multi-storey housing to avoid environmental degradation and improve the wealth grade of middle-low income society which is dominating the population in Indonesian big cities. Every family wants to have a home which could accomplish their basic needs and needs of self-actualization. It is not a simple task to live in small dwellings unit at a low cost multi-storey housing and neighboring with others and also sharing common space. That is why the occupants have to adapt simultaneously due to the changing of their daily activities as their lifecycle’s changing. Observation has been done by direct observation and interview with the occupants, five units each from long-type and short-type blocks. Observation focused in occupants’ change of living space pattern and daily activities rhythm, which concluded daily needs and self-actualization accomplishment. It is important to find the problem cause and its effect for daily activities rhythm and will be use for further improvement in dwelling unit’s design for a low cost multi storey housing in the future. Key words: adjustment pattern, low cost multi storey housing, Sarijadi Bandung Abstrak                Studi ini membahas tentang pola penyelarasan ruang yang dilakukan oleh penghuni Rumah Susun Sarijadi Bandung pada unit hunian yang telah dihuni selama lebih dari sepuluh tahun. Studi dilakukan karena pengembangan kota Bandung secara horisontal. Pengembangan vertikal kota perlu dipertimbangkan dan salah satu cara efektif adalah pembangunan rumah susun untuk menghindari dampak lingkungan yang lebih buruk sekaligus berguna bagi kesejahteraan masyarakat yang mayoritas menengah ke bawah. Setiap keluarga pasti mendambakan hunian yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar dan aktualisasi diri. Tidak mudah menghuni unit hunian di rumah susun sederhana dengan unit hunian lain disekelilingnya dan luas terbatas serta harus berbagi ruang bersama. Sejalan masa huni yang panjang, ritme aktivitas keseharian masing-masing anggota keluarga berkembang dan berubah sesuai siklus kehidupannya. Untuk itu penghuni perlu terus menerus melakukan penyelarasan ruang pada unit hunian. Pengamatan dilakukan melalui pengamatan langsung dan wawancara dengan penghuni, masing-masing pada lima unit hunian di blok tipe panjang dan pendek. Fokus pengamatan pada perubahan tatanan ruang dan ritme aktivitas keseharian penghuni, meliputi aktivitas pemenuhan kebutuhan dasar hingga aktualisasi diri. Hal ini akan dibahas untuk menemukan penyebab masalah dan akibatnya pada ritme keseharian penghuni dan akan dijadikan landasan pembuatan saran bagi bentuk dan tatanan unit hunian bagi rumah susun sederhana di masa mendatang. Kata Kunci:  pola penyelarasan, rumah susun, Sarijadi Bandung