Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH RADIUS PILAR MASSIF TERHADAP POLA GERUSAN LOKAL Anwar Anwar; Dandi Wahab; Ichsan Rauf; Kusnadi Kusnadi; Zulkarnain K. Misbah
JURNAL SIMETRIK Vol 11, No 2 (2021)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31959/js.v11i2.830

Abstract

Gerusan lokal pada pilar jembatan menjadi salah satu penyebab instabilitas pada struktur jembatan yang berpotensi terhadap kegagalan struktur jembata. Keberadaan pilar yang menopang struktur atas jembatan di badan sungai menyebabkan terjadinya perubahan pola aliran sehingga erosi pada dasar sungai tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, upaya untuk mereduksi besaran gerusan lokal harus menjadi perhatian dalam perencanaan struktur pilar, seperti dengan menentukan bentuk geometri pilar jembatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh radius pilar terhadap potensi gerusan lokal yang terjadi di sekitar pilar tersebut melalui ekperimen di laboratorium. Bentuk pilar yang digunakan adalah pilar massif dengan hidung pilar (pier-nose) berbentuk bulat dengan jari-jari (r) yang bervariasi dari 1;1,5 dan 2. Penampang saluran yang digunakan memiliki panjang 7400 mm, lebar 280 mm dan tinggi 400 mm. Kondisi aliran yang digunakan adalah aliran seragam permanen (steady uniform flow) dengan dua variasi debit, sementara kemiringan dasar saluran yang digunakan tetap sebesar 0.6%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin besar radius hidung pilar maka akan semakin kecil gerusan lokal yang terjadi, adapun debit memberikan pengaruh sebaliknya.
IDENTIFIKASI JARINGAN DRAINASE PERKOTAAN BERBASIS SPASIAL DI KOTA TERNATE ( STUDI KASUS : KELURAHAN DUFA-DUFA ) Aryani Jatiningsih; Zulkarnain K Misbah; Edward Rizky Ahadian
JURNAL SIPIL SAINS Vol 7, No 13 (2017)
Publisher : Program Stud Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (765.196 KB) | DOI: 10.33387/sipilsains.v7i13.495

Abstract

Sistem drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting dalam perencanaan kota (perencanaan infrastruktur khususnya). Perencanaan sistem jaringan drainase perkotaan dapat juga memanfaatkan teknologi informasi yang sedang berkembang saat ini, salah satu sistem informasi tersebut adalah Sistem Informasi Geografis (SIG) yaitu suatu sistem informasi yang didesain untuk bekerja dengan data yang bereferensi pada spasial atau koordinat geografis. Pemilihan kelurahan Dufa-Dufa kecamatan Kota Ternate Utara dengan pertimbangan bahwa kawasan ini adalah kawasan yang cukup padat penduduknya. Dengan pertumbuhan penduduk yang relatif cepat diiringi pembangunan sarana dan prasarana yang memadai.Pada penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan melalui survei lapangan, yaitu dengan melakukan pengukuran di lapangan dengan menggunakan alat Total Station untuk mendapatkan nilai elevasi dan alat Meter Roll untuk melakukan pengukuran dimensi saluran. Proses pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program aplikasi SIG (Sistem Informasi Geografis). Di mana data yang telah dikumpulkan dari hasil survei lapangan disusun dan diolah dalam bentuk peta yang memberikan gambaran informasi jaringan drainase di Kelurahan Dufa-Dufa. Aplikasi SIG yang digunakan dalam penelitian ini adalah MapWIndow SIG.Dari hasil analisis penampang eksisting saluran drainase kelurahan Dufa-Dufa menggunakan data dimensi lapangan diperoleh, saluran primer memiliki kapasitas dengan debit aliran (Q) 0,7769 m3/s, untuk saluran sekunder diketahui kapsitas dengan debit aliran (Q) 0,2960 m3/s, saluran tersier terkecil memiliki kapasitas dengan debit aliran (Q), dan saluran tersier terbesar memiliki kapasitas dengan debit aliran (Q) 0,0367 m3/s.
IDENTIFIKASI JARINGAN DRAINASE PERKOTAAN BERBASIS SPASIAL DI KOTA TERNATE (STUDI KASUS : KELURAHAN TUBO) Siti Irana Dewi Anwar; Zulkarnain K Misbah; Irnawaty Irnawaty
JURNAL SIPIL SAINS Vol 7, No 14 (2017)
Publisher : Program Stud Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1142.247 KB) | DOI: 10.33387/sipilsains.v7i14.501

Abstract

Sistem jaringan drainase merupakan salah satu infrastuktur perkotaan yang paling penting, kualitas manajemen suatu kota dapat dilihat dari kualitas sistem drainase yang ada. Sistem drainase yang baik dapat membebaskan kota dari genangan banjir , dimana saluran drainase juga berfungsi sebagai limpasan air hujan dan juga air limbah rumah tangga. Di Kelurahan Tubo Kecamatan Ternate Utara sendiri merupakan kawasan yang cukup padat penduduknya. Pertumbuhan penduduk relatif cepat harus diiringi dengan pembanguan sarana dan prasarana yang memadai. Penyebab dari permasalahan drainase antara lain drainase tidak dioptimalkan sebagaiman fungsinya karena disebabkan kerusakan struktur drainase dan penumpukan sedimentasi. Metode yang digunakan untuk mengetahui permasalah draianse dikelurahan draianse yaitu dengan pengamatan langsung dilapangan dan salah satu cara yang digunakan untuk mengetahui kapasitas penampang eksisting saluran yaitu dengan menggunakan rumus matematis seperti mencari luas penampang basah, keliling basah saluran, jari-jari hidrolis saluran, kecepatan aliran. Untuk menentukan kecepatan aliran digunakan persamaan Manning. Dengan menggabungkan persamaan Manning maka diidapatkan kapasitas dari suatu saluran atau debit aliran pada saluran. Metodologi yang mengaplikasikan SIG untuk memahai dan manajemen suatu jaringan draianse telah banyak digunakan, salah satunya adalah MapWindow SIG. MapWIndow SIG dapat digunakan untuk mengembangkan dan mendistribusikan hasil dari analisa data spasial. Dari hasil analisis penamapang eksisting saluran draianse Kelurahan Tubo menggunakan data dimensi lapangan diperoleh, saluran Primer memiliki kapsitas dengan debit aliran (Q) 0,000805 m3/s, rata-rata untuk saluran sekunder diketahui kapsitas dengan debit aliran (Q) 0,0008 m3/s dan saluran tersier memiliki kapasitas dengan debit aliran (Q) 0,0000031 m3/s. Dan dari hasil pengamatan dilapangan menunjukan sebagian besar saluran drainase berfungsi dengan baik namun pada saluran tersier A1 terjadi penumpukan sedimentasi setinggi 0,5 m dan saluran sekunder C sepanjang 60 m tidak difungsikan.
PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP LAJU EROSI (STUDI KASUS DAS KALUMATA) Sivi Kurniati Raja; Zulkarnain K Misbah; Muhammad Rizal
JURNAL SIPIL SAINS Vol 7, No 13 (2017)
Publisher : Program Stud Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (640.553 KB) | DOI: 10.33387/sipilsains.v7i13.498

Abstract

Penyebab terjadinya lahan kritis pada umumnya akibat adanya erosi pada lahan. Erosi pada dasarnya adalah proses perataan kulit bumi yang meliputi proses penghancuran, pengangkutan, dan pengendapan butir tanah tersebut. sering terjadi erosi yang di akibat atau di buat oleh manusia guna untuk keperluannya sendiri dan tidak memikirkan resiko maupun dampak yang akan terjadi seperti yang terjadi di DAS Kalumata, bisa dilihat dari perubahan waktu proses mulainya kegiatan galian tanah di DAS Kalumata tersebut. Tujuan dari penilitian ini adalah untuk mengetahui laju erosi, debit limpasan permukaan, dan perubahan tata guna lahan priode 15 tahun dari tahun 2001- 2015.Hasil penilitian ini menunjukan bahwa pada DAS Kalumata yang luasnya 240.56 hayang terbagi atas dua sub DAS dibagian hulu 136,35 ha dan bagian hilir 104,21 ha. dimana setelah perhitungan didapatkan hasil debit pada tahun 2001-2008 sebesar 7,3157 m3/dt sedangakan hasil debit pada tahun 2009-2015 sebesar 7,2811 m3/dt maka14,5968 m3/dt yang merupakan total debit dari 2 Sub DAS, erosivitas limpasan permukaan yang terjadi pada jalur 1 tepatnya pada tahun 2001-2008 sebesar 2.302,78 m2/jam sedangakan pada tahun 2009-2015 sebesar 2.469,56 m2/jam ada pula yang terjadi pada jalur 2 yang mana telah di dapatkan dari hasil perhitungan dari tahun 2001-2008 sebesar 2.163,56 m2/jam sedangkan yang terjadi pada tahun 2009-2015 sebesar 2.463,01 m2/jam yang totalnya mencapai 9.398,90 m2/jam dan mengakibatkan nilai total laju erosi sebesar 122.329,47 ton/ha/thn dengan rerata laju erosi 849,510 ton/ha/thn . laju erosi tersebut di katakan berat, karena masih dapat mengakibatkan hilangnya kedalaman tanah evektif dan membuat DAS menjadi kritis.
FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PEKERJAAN PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA TERNATE Edward Rizky Ahadian; Zulkarnain K. Misbah; Nurlaela Taher
Journal of Science and Engineering Vol 4, No 2 (2021): Journal Of Science And Engineering (JOSAE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/josae.v4i2.4168

Abstract

Keterlambatan penyelesaian pekerjaan pada proyek konstruksi berpotensi besar terhadap meningkatnya biaya pelaksanaan proyek, perselisihan, dan juga pemutusan hubungan kerja. Saat ini, di mana alat dan teknik manajemen proyek telah dikembangkan dan diperkuat dengan kemajuan teknologi akan membuat proyek lebih lancar dan selesai tepat waktu. Namun, beberapa proyek masih tertunda yang merupakan titik untuk di renungkan. Kondisi proyek di kota Ternate tidak jauh berbeda, dimana setiap tahunnya masih sering terdapat keterlambatan penyelesaian pekerjaan proyek konstruksi. Oleh karena itu perlu diteliti faktor yang paling berpengaruh/dominan terdapat penyebab keterlambatan pekerjaan proyek konstruksi, sehingga keterlambatan penyelesaian pekerjaan proyek konstruksi yang terjadi dapat ditangani dengan baik. Penelitian ini menggunakan metode analisis faktor dan bertujuan untuk mengetahui secara pasti faktor yang paling berpengaruh atau dominan terhadap keterlambatan pekerjaan proyek konstruksi gedung di Kota Ternate. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara penyebaran kuisioner. Berdasarkan hasil analisis diperoleh 3 (tiga) faktor yang paling berpengaruh atau dominan penyebab keterlambatan pekerjaan proyek konstruksi gedung di kota Ternate, yaitu faktor kurangnya tenaga ahli, faktor mandor kurang berpengalaman dan faktor kurangnya ketersediaan tenaga kerja. Faktor kurangnya tenaga ahli memiliki nilai eigen value sebesar 28,709%, faktor mandor kurang berpengalaman memiliki nilai eigen value sebesar 22,273%, dan faktor kurangnya ketersediaan tenaga kerja dengan nilai eigen value sebesar 20,473%. Secara keseluruhan ketiga faktor tersebut mampu menjelaskan 71,455% variasi
NORMALISASI SUNGAI ARU UNTUK MENANGGULANGI BANJIR DI KECAMATAN GALELA KABUPATEN HALMAHERA UTARA Zulkarnain K Misbah; Edward Rizky Ahadian
Journal of Science and Engineering Vol 3, No 2 (2020): Journal Of Science and Enggineering (JOSAE
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/josae.v3i2.2422

Abstract

Sungai Aru dengan DAS-nya termasuk dalam wilayah Kabupaten Halmahera Utara. Berdasarkan peta eksisting lereng, dapat dilihat bahwa wilayah daratan Halmahera Utara didominasi oleh lahan dengan kemiringan lereng 0 – 8 %. Banjir di Kecamatan Galela Utara diakibatkan oleh naiknya muka air pada Sungai Aru karena tidak dapat mengalirkan debit banjir. Penelitian ini menggunakan metode distribusi probabilitas dan di uji menggunakan uji probabilitas untuk menghitung curah hujan rencana. Metode pelampung untuk menghitung debit sungai. Metode rasional, metode Kirpich, metode Mononobe untuk menghitung debit banjir dan Metode manning untuk menghitung kapasitas penampang rencana dan eksisting. Debit banjir pada Sungai Aru untuk periode ulang 2 tahun, 23,18 m³/detik untuk periode ulang 5 tahun, 28,26m³/detik untuk periode ulang 10 tahun, 31,45 m³/detik untuk periode ulang 20 tahun, 34,51 m3/detik. Debit rata-rata eksisting Sungai Aru sebesar 24,14 m³/detik, untuk debit rencana penampang sungai Aru sebesar 78,808 m³/detik dan untuk model desain tanggul yang sesuai dengan debit banjir di dapat tinggi jagaan tanggul 1 m untuk tinggi tanggul 2,5 m. Dari hasil pembahasan dapat dilihat penampang eksisting sungai aru tidak mampu menampung debit banjir rencana curah hujan tinggi. Sehingga penampang sungai Aru perlu di normalisasi. Maka didapatkan bahwa penampang rencana normalisasi Sungai Aru dapat mengalirkan debit banjir
PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO DESA BINAGARA KECAMATAN WASILE KABUPATEN HALMAHERA TIMUR Zulkarnain K Misbah; Edward Rizky Ahadian
Journal of Science and Engineering Vol 2, No 2 (2019): Journal Of Science and Enggineering (JOSAE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1399.315 KB) | DOI: 10.33387/josae.v2i2.1403

Abstract

Salah satu potensi alam yang belum dimanfaatkan dengan baik untuk PLTMH yaitu sungai. Di Kabupaten Halmahera Timur, dimana Kabupaten ini adalah merupakan salah satu daerah yang memiliki banyak sungai besar maupun kecil. Hal ini merupakan potensi energi listrik yang bagus untuk pembangunan di daerah pedesahan, seperti di Desa Binagara Kecamatan Wasile Kabupaten Halmahera Timur. Penelitian ini menggunakan metode distribusi frekuensi dan di uji menggunakan uji probabilitas untuk menghitung curah hujan. Metode pelampung untuk menghitung debit sungai. Metode rasional, metode Kirpich, dan metode Mononobe untuk menghitung debit banjir. Metode Flow Characteristic untuk menghitung debit andalan dan metode Terzaghi untuk menghitung kapasitas daya dukung tanah. Dari hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan debit sungai yang tersedia pada PLTMH desa Binagara Qsungai = 0,66 m3/det dengan debit andalan Qandalan = 0,64 m3/det dan tinggi jatuh efektif (Head) H= 8 meter dengan besar daya yang dibangkitkan Pnet = 16,23 kW. Konstruksi sipil yang didesain adalah Bendung/Dam dengan Be = 9,14 m, H = 1,00 m dan Tinggi Muka air banjir di udik (He) = 5,00 m, untuk dimensi lubang intake adalah b = 2 m dan a = 1,20 m. Desain saluran pengendap dengan volume lumpur sebesar 698.36 m3 periode pengurasan 7 hari, dimensi saluran L = 34 m dan B = 4 m. Desain diameter pipa pesat (Penstock) adalah d = 0,8 m dengan kecepatan 4,59 m3/det. Untuk desain pondasi telapak kapasitas dukung ultimit tanah (qu) = 10,81 kg/m2 dan faktor keamanan (qa) 3,60 kg/m2. Jumlah rumah yang teraliri listrik sebanyak 129 rumah.
ANALISA HIDROLIS JARINGAN PIPA DISTRIBUSI UTAMA DAN DISTRIBUSI BAGI PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) IKK WASILE TIMUR Robbi Harisman; Zulkarnain K Misbah; Edward Risky Ahadian
Journal of Science and Engineering Vol 1, No 1 (2018): Journal Of Science and Enggineering (JOSAE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (985.992 KB) | DOI: 10.33387/josae.v1i1.752

Abstract

The existing water resources need to be sustainably managed. Sustainable water resource management system is a managed and managed water resources management system that fully contributes to current and future societal and economic goals while maintaining its ecological sustainability. This research was conducted by direct observation in the field. Then the data obtained from the field in though by using a computer program. This research activity was conducted in East Wasile Sub-district of East Halmahera Regency of North Maluku Province. The results of this study indicate that the diameter of the pipe used is 300 mm diameter, 250 mm, 200 mm, 150 mm, 100 mm, and 63 mm. From the variation of the pipe obtained Maximum pressure 49.37 m or equal to 4.937 bar while minimum pressure of 26.39 m or equal to 2,639 bar. The pressure of the analysis result meets the criteria of distribution network planning that is maximum 9.0 - 12.4 bar and minimum 0.5 - 1.0 bar. Maximum flow velocity of 0.60 m/s and a minimum speed of 0.30 m/s flow velocity on the analysis results meets the planning criteria which according to the provisions of a maximum of 2.5 m/s and a minimum of 0.25 m/s.
PERENCANAAN BANGUNAN TALANG JEMBATAN PADA DAERAH IRIGASI OPIYANG Mufti Amir Sultan; Edi Suhartono Kurung; Zulkarnain K Misbah
Jurnal Teknik Sipil Vol 6 No 1 (2022): Jurnal Gradasi Teknik Sipil - Juni 2022
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/gradasi.v6i1.1295

Abstract

Talang merupakan saluran irigasi yang dibuat dari pasangan beton bertulang, kayu atau baja maupun beton ferrocement, didalamnya air mengalir dengan permukaan bebas, talang dibuat melintas lembah, saluran pembuang, sungai, jalan atau rel kereta api. Saluran talang minimum ditopang oleh 2 (dua) pilar atau lebih dari konstruksi pasangan batu dengan tinggi kurang dari 3 m untuk beton bertulang dan konstruksi pilar dengan beton bertulang untuk tinggi lebih 3 m. Pada penelitian ini talang berfokus pada perhitungan analisa hidrolis dan struktur atas bangunan talang, di mana talang yang direncankan dengan panjang 29,5 m dan ditopang oleh 2 pilar dan 2 abutmen. Dari hasil perhitungan analisa hidrolis didapat dimensi struktur talang dengan tinggi saluran H = 1,1 m, lebar saluran B = 1,1 m, tinggi muka air h = 0,46 m dan tinggi jagaan w = 0,2 m. Di mana kecepatan aliran air pada talang V = 0,26 m/det, dengan kemiringan dasar saluran pada talang I = 0,000364. Adapun dalam perencanaan ini beton yang digunakan adalah mutu beton K-300 dengan jenis tulangan yang dipakai adalah BjTP 280 dan BjTS 420 dengan rencana penampang struktur box talang adalah masing-masing setebal 150 mm untuk pelat lantai jembatan, 200 mm untuk dinding saluran dan 200 mm untuk lantai saluran. Untuk tulangan pada pelat lantai jembatan menggunakan BjTP Ø12-150 mm untuk tulangan lentur dan BjTP Ø10-260 mm untuk tulangan susut dan suhu. Untuk dinding saluran digunakan tulangan lentur tumpuan dan lapangan BjTS 5-Ø16 per dinding saluran, tulangan sengkang tumpuan menggunakan BjTP Ø10-150 dan tulangan sengkang lapangan BjTP Ø10-200, dengan tulangan sisi BjTP Ø12-250. Sedangkan untuk tulangan pelat lantai saluran digunakan BjTS Ø14-150 mm untuk tulangan lentur dan BjTP Ø10-250 mm untuk tulangan susut dan suhu. Kata kunci : Talang Irigasi, Hidrolis, D.I.  Opiyang.
ANALISIS PEMBERIAN AIR IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI KOSA KOTA TIDORE KEPULAUAN Zulkarnain K Misbah; Edward Rizky Ahadian
Journal of Science and Engineering Vol 5, No 1 (2022): Journal Of Science And Engineering (JOSAE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/josae.v5i1.4221

Abstract

Pemberian air irigasi dari hulu sampai ke hilir memerlukan sarana dan prasarana yang memadai, melalui bendungan, bendung, saluran primer, dan sekunder, Box bagi, bangunan-bangunan ukur, dan saluran tersier serta saluran tingkat usaha tani. Terganggunya atau rusaknya salah satu bangunan irigasi akan mempengaruhi kinerja sistem yang ada, sehingga dapat mengakibatkan efisiensi irigasi menjadi menurun. Dalam Penggunaan air yang efisiensi perlu adanya upaya pemakai air yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan budidaya tanaman dengan jumlah debit air yang tersedia atau yang dialirkan sampai ke lahan pertanian, sehingga pertumbuhan tanaman dapat terjaga dengan baik, dan tercukupi air pengaliranya. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif bersifat diskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui jumlah kebutuhan air untuk setiap petak sawah daerah irigasi Kahoho serta untuk mengetahui tingkat efisiensi pengaliran pada saluran tersier irigasi Kahoho Kecamatan Oba Kota Tidore Kepulauan. Pada penelitian ini menunjukan bahwa nilai efisiensi pada tiap saluran irigasi yaitu pada Saluran K.3 Tng dengan luasan lahan 82 hektar, yang mempunyai panjang saluran 206 meter, dan dengan debit aktual 32,8 liter/detik, serta mempunyai nilai efisiensi pengaliran 67%. Pada saluran K.3 Ki dengan luasan lahan 103 hektar, dengan panjang saluran 270,7 meter serta debit aktual 111,2 liter/detik, dan nilai efisiensi pengaliran 62%. Serta Pada saluran KT 8 dengan luas lahan 88 hektar, dengan panjang saluran 193 meter, serta memiliki debit aktual 15,3 liter/detik dengan nilai efisiensi pengaliran 33%. Saluran K.3 Tng, K.3 Ki, dan KT 8 yang berada pada irigasi Kahoho Kecamatan Oba memiliki nilai efisiensi pengaliran yang belum sesuai dengan standar perencanaan irigasi. Ini menandakan, nilai efisiensi yang berada pada saluran tersier (K.3 Tng, K.3 Ki, dan KT 8) perlu adanya pengaturan pembagian yang efektif dari bagunan sadap dalam memberikan air pada saluran tersier irigasi kahoho.