Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ALTERNATIF PERENCANAAN KOMPOSISI CAMPURAN BETON DENGAN GABUNGAN BAHAN TAMBAH KIMIA TIPE F DAN D AGAR WAKTU BUKA ACUAN DIPERCEPAT Juandra Hartono; Masrianto Masrianto; Indira L. Widuri; Bhima Dhanardono; Hinawan T. Santoso
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 39 No 1 (2022)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The demand for an acceleration of project completion time is often an obstacle, especially in structural work which is a critical path. The length of time for concrete curing and formwork dismantling sometimes obstructs the progress of the project. The time required for casting, concrete curing and unloading of formwork in a long span bridge construction project is ± 14 days with a record that there are no obstacles in the field. Based on these problems, researchers are trying to provide an alternative solution through a compressive strength test with a variant of the concrete quality and the curing time using chemical additives type F and type D. The study aims to find the minimum concrete compressive strength, the curing time, and the effects of adding a chemical additive that refers to General Specifications Standard 2018 (70% of the designed concrete compressive strength). The variant of the concrete quality is 40 MPa, 50 Mpa, and 60 Mpa while the variant of the curing time is 1,2,3,7, and 28 days. Based on the study, the minimum concrete compressive strength for each concrete quality is 28,58 MPa, 36,85 MPa, and 46,25 MPa. The curing time needed for fc’ 40 MPa and fc’ 50 Mpa is 2 days while for fc’ 60 MPa is 3 days. The use of chemical additives also has an impact on increasing compressive strength. The maximum compressive strength value of 28 days is found in the variation of f'c 60 Mpa of 62.20 Mpa with additive content of type F dan D of 0.6% and 0,15% of the cement weight. Optimum compressive strength is achieved when the curing process is done using the soaking method. Key words: critical path, formwork, chemical additives, compressive strength, soaking method.
STRATEGI GURU PAI DALAM MENCEGAH PRILAKU BULLYING DI MIS BUKIT LAWANG Rizky Alfi Syahrin; Masrianto Masrianto
Jurnal Intelek Insan Cendikia Vol. 2 No. 4 (2025): APRIL 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perilaku Bullying memiliki dampak negatif di segala aspek kehidupan seperti fisik, psikologis maupun sosial individu, khususnya remaja. Dampak Bullying adalah suatu bentuk perilaku yang timbul sebagai hasil dari ada nya stimulus dan respon. peristiwa Bullying terjadi saat kegiatan belajar mengajar berlangsung di sekolah dengan bentuk verbal maupun non-verbal. Peristiwa Bullying terjadi karena ketidakmampuan korban untuk memberi perlawanan. Peristiwa Bullying yang dilakukan dalam bentuk ejekan buruk yang menyebabkan korban akan merasa trauma, diganggu aktivitasnya ketika dikelas, kemuadian dengan kekerasan fisik seperti dipukul dan lain sebagainya. Salah satu yang dapat berperan dalam membentuk moral, akhlak atau perilaku yang baik pada siswa adalah guru PAI Metode dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif lapangan atau (field reseach). Metode penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah. Untuk mendapatkan data-datanya yang dibutuhkan dalam penelitian ini digunakan riset lapangan melalui observasi, wawancara dan dokementasi Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Bentuk -bentuk prilaku bullying yang terjadi di MIS Bukit Lawang adalah bullying verbal dan bullying fisik. Prilaku bullying verbal dalam bentuk menghina, mengejek, sindiran, kata kata buruk dan lainnya yang biasanya akan mengakibatkan pada kondisi Kesehatan mental dan psikologis korban yang terganggu. Prilaku bullying secara fisik antara lain memukul, memegang pundak dan badan, menginjak kaki. Bahwa memang bullying secara fisik seperti memukul, menendang, menjambak, mendorong, dan lainnya. Bullying fisik dilihat dari adanya luka atau cedera fisik yang terjadi kepada korban prilaku bullying. Terdapat beberapa strategi yang dilakukan guru PAI dalam mencegah prilaku bullying. Beberapa hal yang dilakukan adalah Membangkitkan Kesadaran Dan Pemahaman Tentang Bullying. Sosialisasi anti bullying dan Membuat Mekanisme Untuk Mencegah Dan Mengelola Bullying di Madrasah. Beberapa kendala yang dihadapi dalam mencegah prilaku bullying adalah Siswa Cenderung Selalu Mengulang Prilaku Bullying. Selajutnya Dukungan serta partisapasi orang tua. Sering kali terjadi Orang tua lah yang memberi stimulasi kepada anak untuk melakukan bullying kepada teman. Terakhir ialah media sosial yang berisi konten dan komentar negatif.