Santi Sukmaeni
Institut Agama Islam Al-Zaytun Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

DAYA TARIK DAKWAH DIGITAL SEBAGAI MEDIA PENYIARAN AGAMA ISLAM UNTUK GENERASI MILENIAL Nurjanah; Santi Sukmaeni; Rasah Nuryanti; Dede Indra Setiabudi
Relinesia: Jurnal Kajian Agama dan Multikulturalisme Indonesia Vol. 2 No. 1 (2023): Relinesia: Jurnal Kajian Agama dan Multikulturalisme Indonesia
Publisher : Anfa Mediatama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.572349/relinesia.v2i1.520

Abstract

Perkembangan literatur keislaman online semakin banyak. Literatur online yaitu seluruh pengetahuan keagamaan yang tersedia secara online, baik melalui website yang dicari melalui mesin pencari google maupun yang tersebar melalui media sosial, jadi tidak hanya sebatas buku elektronik atau ebook. Literatur keislaman disebarkan secara online oleh sekelompok aktivis Islam untuk menyampaikan sebuah opini terhadap sebuah permasalahan atau untuk menggerakkan massa. Gerakan Islam via internet atau disebut clickitivism bermakna bahwa wacana Islam disampaikan melalui teks-teks online yang kini semakin marak. Internet, khususnya media sosial, memiliki peran dalam menyebarkan informasi, baik yang berlanjut pada aksi nyata maupun pada sekadar bahan diskusi di kalangan internal aktivis. Saat ini, dunia telah masuk pada abad informasi. Beragam informasi di internet menjadi sumber daya informasi baru yang menarik khalayak media massa unt uk berpindah dari media lama (old media) menuju media baru (new media). Kehadiran internet menawarkan keberagaman dan kebebasan akses informasi bagi para pengguna. Kelebihan dakwah dengan menggunakan internet yaitu dakwah menjadi lebih variatif. Artinya, kehadiran teknologi memberikan banyak cara untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah. Selain tulisan, materi dakwah bisa dalam bentuk gambar, audio, e-book (buku elektronik) ataupun video, sehingga objek dakwah dapat memilih bentuk media yang disukai. Dengan menyajikan materi dakwah di internet, objek dakwah tidak perlu datang ke narasumber dan membeli buku untuk menjawab masalah yang dihadapi. Sehingga lebih hemat biaya dan tenaga untuk memperoleh informasi.