Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Peranan DPRD Dalam Mengawasi Pengelolaan Dana Bantuan Sosial Oleh Pemerintah Daerah Di Kota Bandung Rhesa Anggara Utama
ASPIRASI Vol 11 No 2 (2021): Agustus
Publisher : Unwir Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini secara spesifik mengkaji mengenai peran pengawasan DPRD terhadap pelaksanaan kinerja Pemerintah Kota Bandung dalam pengelolaan dana bantuan sosial yang dalam prakteknya terjadi penyimpangan tindak pidana korupsi, hal tersebut mengakibatkan DPRD memiliki citra yang kurang baik dimasyarakat Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan unit analisis aktor DPRD Kota Bandung yang terlibat dalam pengawasan dana bantuan sosial di Kota Bandung. Penentuan informan dilakukan berdasarkan kriteria, dimana pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam, pengamatan, dan dokumen Hasil penelitian menunjukan bahwa pengawasan DPRD terhadap pelaksanaan kinerja Pemerintah Kota Bandung cenderung dipengaruhi oleh aspek politik, seperti kedekatan beberapa anggota dewan dengan walikota yang sama-sama satu partai politik, organisasi non partai politik atau kedekatan dalam artian hubungan pertemanan telah mengakibatkan pengawasan menjadi kurang objektif, sehingga terdapat beberapa anggota DPRD yang tidak berani mengawasi atau mengkritisi pelaksanaan kinerja walikota termasuk aparat pemerintah kota. Selain itu pemahaman para anggota DPRD mengenai fungsi pengawasan dinilai masih lemah disebabkan tidak adanya pedoman pengawasan yang secara detail menjelaskan fungsi pengawasan. Hal demikian mendorong ditingkatkannya kualitas pengawasan seluruh individu di DPRD baik itu unsur pimpinan maupun anggota, sehingga pengawasan secara individu maupun institusi yang objektif, produktif, progresif, dan revolusioner dapat terwujud.
RELASI KERJA SAMA PEMERINTAH DAN KOMUNITAS PUBLIK DALAM PENGELOLAAN MUSEUM KONFERENSI ASIA AFRIKA DI KOTA BANDUNG Rhesa Anggara Utama
Moderat : Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan Vol 10 No 1 (2024): February 2024
Publisher : Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/moderat.v10i1.3630

Abstract

This research is about the relationship between the government and the public community in managing the museum. This study seeks to uncover cooperative relationship between the government and the public community to achieve a goal that leads to the quality of museum management, the Museum of the Asian-African Conference in Bandung City. This study uses a qualitative method, determination of informants is done based on criteria, where data collection uses in-depth interviews, observation, and documentation techniques. The results showed that the government's cooperative relations through the Technical Implementation Unit (UPT) of the Directorate of Public Diplomacy of the Ministry of Foreign Affairs of the Republic of Indonesia and the public community through the Friends of the Asia-Africa Museum had been carried out with an equal position as an active partner. The collaboration contributed positively to increasing visit participation and interest in the community at large from year to year, as well as presenting positive responses from various parties through cooperative relationships that can be used as pilot models in the context of museum management in other areas. This study concludes that the practice of cooperative relations between the government and the public community in managing the Asia-Africa Conference Museum is considered not running optimally, which is closely related to the limitations of human resources, budget, and facilities that support the journey of cooperation. Therefore, it is recommended that the cooperative relations that have been going on continue to be developed and continuously improved.
PRAKTIK MANAJEMEN PEMERINTAHAN DESA DALAM PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA BAHA KECAMATAN MENGWI KABUPATEN BADUNG PROVINSI BALI utama, rhesa anggara
JIPSI Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi Vol 13 No 1 (2023): JIPSi : Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Komputer Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34010/jipsi.v13i1.9275

Abstract

Penelitian ini secara spesifik mengkaji praktik manajemen pemerintahan dalam pengembangan desa wisata di Desa Baha Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung Provinsi Bali, berlangsungnya pengembangan desa wisata di desa baha sudah dilakukan belasan tahun namun dinilai berbagai pihak belum dilakukan secara optimal, sehingga potensi wisata di desa baha belum terkelola dengan baik. Melalui penelitian ini diharapkan dapat menjawab pertanyaan bagaimana praktik manajemen pemerintahan dalam pengembangan desa wisata di desa baha berlangsung selama ini. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan unit analisis terhadap aktor-aktor yang terlibat dalam pengembangan desa wisata. Penentuan informan dilakukan berdasarkan kriteria, dimana pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam, pengamatan, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik manajemen pemerintahan dalam pengembangan desa wisata di Desa Baha Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung Provinsi Bali melalui pemerintah desa serta kelompok pengelola desa wisata telah dilakukan dengan beberapa agenda diantaranya perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, kontrol pemerintahan serta telah menunjukan hasil positif diantaranya meningkatnya kualitas infrastruktur pendukung, terbangunya kesadaran aparatur dan masyarakat, alokasi dukungan pembiayaan pengembangan desa wsiata karena menjadi bagian unit Badan Usaha Milik Desa, meningkatnya kualitas lingkungan alam budaya setempat. Kesimpulan penelitian ini menunjukan adalah terjadinya praktik pengembangan desa wisata di Desa Baha Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung Provinsi Bali telah memberikan dampak positif namun belum berjalan secara optimal, hal tersebut sangat terkait dengan keterbatasan kapasitas sumber daya manusia, pembiayaan, partisipasi masyarakat, fasilitas pendukung, sehingga perlu dilakukan penguatan dan peningkatan terhadap segala aspeknya secara berkesinambungan dan berkala. Kata kunci : Manajemen Pemerintahan, Pengembangan Desa Wisata, Desa Baha
SECURING DEMOCRACY IN CYBERSPACE: VOTER DATA LEAKS IN INDONESIA'S 2024 ELECTION Pradnyana, I Putu Hadi; Utama, Rhesa Anggara; Sasmita, Ni Wayan Ditha
JURNAL TRIAS POLITIKA Vol 8, No 2 (2024): Oktober 2024, Jurnal Trias Politika
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33373/jtp.v8i2.6541

Abstract

This research examines the impact of voter data leaks on the essence of democracy, focusing on participation, accountability, and transparency. Using a descriptive qualitative method and secondary data sources, this research analyzes voter data breach incidents in Indonesia’s 2024 general election as case studies. The findings reveal that voter data breaches threaten public participation by reducing voters' sense of security and trust. Additionally, government accountability is undermined due to the failure to protect citizens' personal data, diminishing legitimacy and public trust. The transparency of the electoral process is also negatively affected, hindering the necessary verification and validation for fair and trustworthy election outcomes. The study concludes that proactive measures from the government are essential to enhance cybersecurity, including the development of stringent regulations, investment in advanced security technologies, and increased public awareness. These steps are crucial to protecting voter data, maintaining the integrity of democracy, and ensuring that every vote is counted honestly and transparently. Therefore, the security of voter data is key to preserving public trust and the essence of democracy in the digital age.
POLA STRATEGI BAWASLU PROVINSI BALI DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGANAN PELANGGARAN SERTA KERAWANAN PEMILU TAHUN 2024 utama, rhesa anggara; Pradnyana, I Putu Hadi; Noersato, Toto
JIPSI Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi Vol 14 No 2 (2024): JIPSi : Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Komputer Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34010/jipsi.v14i2.14254

Abstract

Abstract This research discusses the strategic patterns of Bali's Provincial Election Supervisory Agency (Bawaslu) in preventing and handling violations and potential vulnerabilities in the 2024 elections. The study employs a qualitative method with informant selection based on specific criteria. Data collection was conducted through in-depth interviews, observations, and documentation. The findings reveal that this strategic pattern includes four stages: formulation, decision-making, implementation, and evaluation. All stages are collectively and collegially, involving all members and leaders. The designed strategy results in decisions to identify potential violations and vulnerabilities, area mapping, preparing work plans and budgets, organizing supervisory resources, and assigning tasks within structural working teams.This strategic pattern has been implemented in preventive and enforcement aspects. In the prevention stage, Bawaslu of Bali maps out potential violations and vulnerabilities, empowers supervisors at various levels, develops networks, and optimizes community participation through socialization activities. Meanwhile, in terms of enforcement, Bawaslu investigates violations such as the neutrality of civil servants, vote buying, and intimidation during campaigns, followed by recommendations for sanctions to relevant institutions. The evaluations indicate Bawaslu’s commitment to identifying weaknesses in the supervisory system.Other findings show supportive factors, such as the availability of human resources, financing, policies and legal frameworks, facilities, infrastructure, and institutional networks. However, several obstacles include limited human resources, regulatory complexity, lack of public supervisors, limited digital technology infrastructure, and political intervention. This study concludes that, overall, Bawaslu Bali’s strategy in preventing and enforcing election and regional election regulations has been relatively effective but is not yet optimal due to several challenges affecting the effectiveness of supervision. Therefore, it is recommended that the Provincial Bawaslu of Bali continue to develop and refine this strategic pattern sustainably from various aspects. Keywords: Strategic pattern, Prevention and handling, Election violations, Bali Province Abstrak Penelitian ini yaitu mengenai pola strategi Bawaslu Provinsi Bali dalam pencegahan dan penanganan pelanggaran serta kerawanan pemilu tahun 2024. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, penentuan informan dilakukan berdasarkan kriteria, dimana pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam, pengamatan, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pola strategi yang meliputi empat tahapan yang dilakukan melalui tahap perumusan, pemutusan, pelaksanaan, dan evaulasi. Seluruh tahapan dilalukan secara kolektif kolegial melibatkan seluruh unsur anggota dan pimpinan. Strategi yang dirancang, menghasilkan keputusan untuk mengidentifikasi potensi pelanggaran dan kerawanan, pemetaan wilayah, rencana kerja, anggaran, pengorganisasian sumber daya pengawasan, pembagian tugas tim kerja struktural. Praktik pelaksanaan pola strategi tersebut sudah dilakukan dari sisi pencegahan dan penindakan. Pada praktik pencegahan, Bawaslu Provinsi Bali memetakan potensi pelanggaran dan kerawanan, memberdayakan pengawas di semua jenjang, mengembangkan jaringan serta mengoptimalkan partisipasi masyarakat melalui sosialisasi. Sementara di sisi penindakan, Bawaslu melakukan investigasi terhadap berbagai pelanggaran seperti netralitas ASN, politik uang, dan intimidasi dalam kampanye. diikuti dengan pemberian rekomendasi sanksi kepada lembaga terkait. Evaluasi yang dilakukan menunjukkan adanya komitmen Bawaslu dalam mengidentifikasi kelemahan sistem pengawasan. Sebagai temuan lainnya ada faktor pendukung yaitu ketersediaan sumber daya aparatur, pembiayaan, kebijakan dan kerangka hukum, sarana dan prasarana, jaringan kelembagaan, namun disisi lain terdapat hambatan, yaitu masih adanya keterbatasan sumber daya aparatur, kompleksitas regulasi, keterbatasan pengawas publik, keterbatasan infrasturukur teknologi digital, dan masih adanya intervensi politik. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa peraktek secara keseluruhan, strategi Bawaslu Bali dalam pencegahan dan penindakan Pemilu 2024 telah berjalan cukup baik, namun belum optimal karena berbagai kendala yang mempengaruhi praktik pengawasan sehingga direkomendasikan agar Bawaslu Provinsi Bali terus mengembangkan dan menyempurnakan pola strategi secara berkelanjutan dari berbagai aspkenya. kata kunci: pola strategi, pencegahan dan penanganan, pelanggaran pemilu, bali