I Gusti Agung Ayu Berlian Audya Parimayuna
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Efektivitas Penyuluhan Menggunakan Media dengan Bahasa Daerah Terhadap Pengetahuan Remaja Mengenai Seks Pranikah di Desa Bhuana Giri Karangasem I Gusti Agung Ayu Berlian Audya Parimayuna; Anak Agung Sagung Ratu Putri Saraswati; Muhammad Apriyanto
Jurnal Formil (Forum Ilmiah) Kesmas Respati Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35842/formil.v8i1.473

Abstract

Pernikahan dini merupakan permasalahan global yang masih berlangsung hingga saat ini dan berlangsung karena salah satu faktor yaitu kehamilan yang tidak diinginkan yang berhubungan dengan perilaku seksual remaja pranikah. Perilaku tersebut juga memberi dampak yaitu risiko penularan penyakit menular sexual dan kanker serviks. Pengetahuan remaja tentang pendidikan seksualitas masih belum memadai terutama untuk remaja yang berada di pedesaan. Informasi kesehatan dibutuhkan melalui promosi kesehatan dengan penyuluhan yang juga menggunakkan media dengan memperhatikan nilai budaya dan kebiasaan masyarakat, salah satunya dari segi penggunaan bahasa daerah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas penyuluhan menggunakkan media dengan bahasa daerah terhadap pengetahuan remaja mengenai seks pranikah di Desa Bhuana Giri, Karangasem. Jenis penelitian ini adalah quasi-experiment dan pendekatan two group pretest-posttest design dimana pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi dengan 2 kelompok intervensi. Pengukuran pengetahuan pre-test dan post-test menggunakan kuesioner kemudian dilakukan analisis dari hasilnya dengan uji Wilcoxon untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh dan uji Mann-Whitney untuk menguji beda pengaruh intervensi. Didapatkan hasil bahwa ada perbedaan pengaruh antara kelompok intervensi dengan media bahasa Indonesia dan bahasa daerah yaitu bahasa Bali dimana nilai p=0,025 ≤ α=0,05. Diketahui mean sesudah penyuluhan dengan media Bahasa Indonesia sebesar 20,94 sedangkan mean sesudah penyuluhan dengan media Bahasa Bali sebesar 30,06. Penyuluhan dengan menggunakkan baik media bahasa Indonesia dan bahasa daerah memiliki pengaruh terhadap peningkatan pengetahuan remaja mengenai seks pranikah di Desa Bhuana Giri, Karangasem. Namun, penggunaan media dengan bahasa daerah lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan media bahasa Indonesia sehingga perlu diperhatikan penggunaan bahasa dalam penyuluhan mengingat kultur Indonesia yang beragam dari segi bahasa. 
KEPERCAYAAN DAN PENGALAMAN MASYARAKAT PERKOTAAN DALAM MENGGUNAKAN PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL BALIAN: STUDI KUALITATIF DI KOTA DENPASAR I Desak Ketut Dewi Satiawati Kurnianingsih; I Gusti Agung Ayu Berlian Audya Parimayuna
DHARMASMRTI: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 25 No 1 (2025): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/ds.v25i1.7506

Abstract

Dalam era kemajuan teknologi medis dan ilmu pengetahuan, nilai-nilai pengobatan tradisional kerap terpinggirkan. Namun demikian, kepercayaan terhadap praktik pengobatan tradisional, khususnya balian ketakson dan balian usada, tetap mengakar kuat di kalangan masyarakat perkotaan di Bali. Penelitian ini bertujuan untuk memahami kepercayaan dan pengalaman masyarakat Kota Denpasar dalam mengakses layanan kesehatan tradisional oleh balian. Dengan pendekatan kualitatif fenomenologis, studi ini melibatkan enam belas informan dari empat kecamatan di Denpasar dan mengeksplorasi sembilan tema utama melalui wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Hasil menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap balian dipengaruhi oleh pandangan hidup masyarakat Bali yang holistik, di mana kesehatan dipahami sebagai keseimbangan antara tubuh, pikiran, dan roh. Tradisi lokal, nilai spiritual, dan pengaruh keluarga serta komunitas menjadi faktor utama yang mendorong preferensi terhadap balian, bahkan seringkali sebelum mengakses layanan medis modern. Cerita kesembuhan, kekecewaan terhadap layanan konvensional, serta persepsi tentang penyakit sebagai gangguan spiritual turut memperkuat legitimasi pengobatan tradisional. Di sisi lain, tantangan muncul dalam upaya mengintegrasikan praktik balian ke dalam sistem kesehatan modern yang berbasis bukti ilmiah. Oleh karena itu, dibutuhkan pendekatan edukasi dan advokasi yang tepat agar integrasi ini dapat berjalan harmonis, dengan tetap menghargai kearifan lokal dan kebutuhan masyarakat.