Pernikahan dini merupakan permasalahan global yang masih berlangsung hingga saat ini dan berlangsung karena salah satu faktor yaitu kehamilan yang tidak diinginkan yang berhubungan dengan perilaku seksual remaja pranikah. Perilaku tersebut juga memberi dampak yaitu risiko penularan penyakit menular sexual dan kanker serviks. Pengetahuan remaja tentang pendidikan seksualitas masih belum memadai terutama untuk remaja yang berada di pedesaan. Informasi kesehatan dibutuhkan melalui promosi kesehatan dengan penyuluhan yang juga menggunakkan media dengan memperhatikan nilai budaya dan kebiasaan masyarakat, salah satunya dari segi penggunaan bahasa daerah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas penyuluhan menggunakkan media dengan bahasa daerah terhadap pengetahuan remaja mengenai seks pranikah di Desa Bhuana Giri, Karangasem. Jenis penelitian ini adalah quasi-experiment dan pendekatan two group pretest-posttest design dimana pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi dengan 2 kelompok intervensi. Pengukuran pengetahuan pre-test dan post-test menggunakan kuesioner kemudian dilakukan analisis dari hasilnya dengan uji Wilcoxon untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh dan uji Mann-Whitney untuk menguji beda pengaruh intervensi. Didapatkan hasil bahwa ada perbedaan pengaruh antara kelompok intervensi dengan media bahasa Indonesia dan bahasa daerah yaitu bahasa Bali dimana nilai p=0,025 ≤ α=0,05. Diketahui mean sesudah penyuluhan dengan media Bahasa Indonesia sebesar 20,94 sedangkan mean sesudah penyuluhan dengan media Bahasa Bali sebesar 30,06. Penyuluhan dengan menggunakkan baik media bahasa Indonesia dan bahasa daerah memiliki pengaruh terhadap peningkatan pengetahuan remaja mengenai seks pranikah di Desa Bhuana Giri, Karangasem. Namun, penggunaan media dengan bahasa daerah lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan media bahasa Indonesia sehingga perlu diperhatikan penggunaan bahasa dalam penyuluhan mengingat kultur Indonesia yang beragam dari segi bahasa.