Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Studi Magnetotelurik (MT) untuk Mendelineasi Potensi Regional Gas Serpih Bawah Permukaan Berdasarkan Properti Tahanan Jenis di Cekungan Kutai, Kalimantan Timur Hidayat Hidayat; JB Januar H. Setiawan; Adrian Ibrahim; Marjiyono Marjiyono; G.M Lucki Junursyah
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol. 22 No. 2 (2021): JURNAL GEOLOGI DAN SUMBERDAYA MINERAL
Publisher : Pusat Survei Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33332/jgsm.geologi.v22i2.571

Abstract

Telah dilakukan penelitian menggunakan metode magnetotelurik (MT) pada 40 titik lokasi pengukuran di sekitar Cekungan Kutai, Kalimantan Timur. Studi ini bermaksud untuk mengkarakterisasi keberadaan batuan induk untuk potensi gas serpih berdasarkan nilai tahanan jenis. Guna memperoleh gambaran kondisi geologi bawah permukaan yang baik, pengolahan data secara objektif dilakukan agar memperoleh kualitas data MT terbaik. Beberapa teknik pengolahan data seperti robust processing dan seleksi cross power (XPR) diaplikasikan untuk memisahkan komponen data dari gangguan sehingga memperoleh gambaran bawah permukaan yang dapat dipercaya dari kedalaman yang relatif dangkal hingga sangat dalam melalui tahap pemodelan inversi 2-D. Model inversi terdiri dari 3 penampang vertikal, yaitu penampang A-B, C-D dan E-F dengan arah relatif barat – timur yang memotong Antiklinorium Samarinda dengan panjang lintasan berturut-turut ±50 km, ±48 km dan ±32 km. Berdasarkan ketiga penampang vertikal tersebut, informasi sebaran anomali tahanan jenis rendah regional berhasil dipetakan yang selanjutnya ditafsirkan sebagai respon keberadaan batuan induk gas serpih di bawah permukaan. Pada penampang A-B, bagian atas lapisan konduktif ini diperoleh pada kedalaman yang bervariasi pada rentang kedalaman 1000-5000 m di bawah permukaan. Sementara itu, lapisan konduktif pada penampang C-D diperoleh pada kedalaman yang bervariasi dengan rentang 1500-7000 m di bawah permukaan, sedangkan anomali serupa pada penampang E-F diperoleh pada sekitar kedalaman 2000-3000 m. Variasi kedalaman lapisan konduktif ini ditafsirkan akibat adanya struktur geologi berupa patahan dan lipatan di sepanjang ketiga penampang vertikal yang tercermin dari adanya Antiklinorium Samarinda di permukaan.Katakunci: Cekungan Kutai, gas serpih, magnetotelurik, tahanan jenis.
Analisis Hukum Pengecualian Risiko, Harta Benda, Dan Kepentingan Menurut Polis Standar Asuransi Kebakaran Indonesia (PSKI) Salsabila Athirah.R; Wina Aswita; Nadiyah Roihanah Ritonga; Rabiatul Adawiyah Siregar; Sarmila Munthe; Adrian Ibrahim
Gudang Jurnal Multidisiplin Ilmu Vol. 3 No. 1 (2025): GJMI - JANUARI
Publisher : PT. Gudang Pustaka Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/gjmi.v3i1.1325

Abstract

Artikel jurnal ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengecualian risiko, harta benda, dan kepentingan menurut Polis Standar Asuransi Kebakaran Indonesia (PSKI) berdasarkan Undang-Undang yang berlaku. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian yuridis normatif dengan menggunakan data-data dari berbagai sumber kepustakaan yang berhubungan dengan materi penelitian berjudul analisis hukum pengecualian risiko, harta benda, dan kepetingan menurut Polis Standar Asuransi kebakaran Indonesia (PSKI). Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengecualian risIko menurut PSKI dan bagaimana pengecualian harta benda dan kepentingan menurut PSKI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam Polis Standar Asuransi kebakaran Indonesia(PSKI) menjamin kerugian atau kerusakan pada harta benda atau kepentingan yang dipertanggung jawabkan yang secara langsung yang disebabkan oleh : kebakaran, yang terjadi karena kekuranghati-hatian atau kesalahan pihak lain dari tertanggung, ataupun karena sebab kebakaran lain sepanjang tidak dikecualikan dalam polis termasuk akibat dari: menjalarnya api yang timbul sendiri (self combustion), hubungan arus pendek (short circuit), atau karena sifat barang itu sendiri dan kebakaran yang terjadi karena kebakaran benda lain yang berdekatan, yaitu kerusakan atau berkurangnya harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan atas perintah yang berwenang dalam upaya pencegahan menjalarnya kebakaran itu.