AbstrakKota Semarang merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki potensi besar dalam sektor perikanan. Kota ini memiliki wilayah laut dengan pantai sepanjang kurang lebih 36,63 km. Sayangnya pengelolaan potensi perikanan ini belum optimal karena terdapat beberapa hambatan, salah satu hambatan yang terjadi yaitu di Pasar ikan Rejomulyo lama Semarang atau yang sering disebut Pasar Kobong . Pasar ikan Rejomulyo menjadi pusat grosir ikan di wilayah Semarang, namun sayangnya kondisi pasar sangat memprihatikan mulai dari tempat pelelangan, lapak, sanitasi, drainase maupun pengelolaan limbah. Sanitasi merupakan peran penting untuk mendukung kehigienisan kondisi pasar maupun kualitas ikan yang dijual. Dalam hal ini diharapkan pemerintah dapat lebih memperhatikan kondisi bangunan pasar yang sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan No 519/MENKES/SK/VI/2018, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di bidang perikanan.Kata kunci : Pasar Ikan, Higienis, Sanitasi. AbstractSemarang City is one of the cities in Indonesia which has great potential in the fisheries sector. This city has a sea area with beaches along approximately 36.63 km. Unfortunately the management of this fishery potential is not optimal because there are several obstacles, one of the obstacles that occurs is the Rejomulyo Lama Fish Market in Semarang or the Kobong Market. The Rejomulyo fish market has become a fish wholesale center in the Semarang area, but unfortunately the market conditions are very concerning starting from the auction site, stalls, sanitation, drainage and waste management. Sanitation plays an important role in supporting the hygiene of market conditions and the quality of fish sold. In this case, it is hoped that the government can pay more attention to market building conditions in accordance with Minister of Health Regulation No 519/MENKES/SK/VI/2018, to increase economic growth in the fisheries sector.Key word : Fish Market, Hygiene, Sanitation.