Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Perhitungan Komposisi Dan Evaluasi Pengelolaan Sampah 3R Di Kampus 3 Universitas Pgri Semarang Universitas PGRI Semarang, Velma Nindita Arsitektur,
Teknis Vol 12, No 1 (2017): TEKNIS, April 2017
Publisher : Teknis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The present for green campus in University of PGRI Semarang is not only emphasizing on greening the campus, but also green living lifestyle that is green in everyday life. The concept of recycling for garbage which commonly referred as the 3Rs (Reduce, Reuse, Recycle) is solution that can be considered, so that the economic value contained in garbage can be utilized. This study aims to analyze the volume and composition of waste from the existing condition of the operational techniques of waste management to optimize its development prospects through an action plan on the campus of the University of PGRI 3, Bendan Duwur Semarang. Data collection methods used were interview, observation and simple random sampling. The data is analyzed qualitative descriptively. The results showed that the calculation of the average volume of waste resulting from activities that occur on campus 3 Bendan Duwur UPGRIS is mostly obtained as much as 88% category leaves, twigs litter composition of 4.5%, 4.45% waste paper and plastic waste 2.51%. Largely organic waste, because at this location there are many teak trees. The amount of inorganic waste is very small because that place is not exclusively used for all lectures, but it mostly used for laboratory activities. From the analysis, it will be designed an action plan for waste management on campus 3 Bendan Duwur PGRI University, including the separation process waste from its source, measurement of waste generation and waste composition continuously, design of technology for the processing of organic waste appropriately therefore produce economic value product.Keyword : garbage, 3R, generation volume, the action plan.
Studi Berbagai Metode Pembuatan BBM Dari Sampah Plastik Jenis LDPE dan PVC Dengan Metode Thermal & Catalytic Cracking (Ni-Cr/Zeolit) (Arsitektur Universitas PGRI Semarang), Velma Nindita
Teknis Vol 10, No 3 (2015): TEKNIS, Desember 2015
Publisher : Teknis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Plastic is materials for packaging that is widely used today, because it has many advantages such as tough, light, and stable enough. However, the plastic used mostly in market are synthetic polymers which is made from crude oil and is difficult to decompose in nature, therefore, it can be increased environmental pollution, especially makes several waste in soil. One of many alternatives for recycling process is to convert waste plastics into fuel oil as for alternative energy source. This recycling process is referred to as tertiary recycling. Several studies aim to determine the characteristic of fuel oil from LDPE and PVC plastics that are applied to engine, so that can substitute a premium or diesel fuel used previously. Research methodology generally include two phases, namely the process of thermal (thermal cracking) and the addition of catalysts (catalytic cracking). The primary outcome of the studies are the optimal methods in fuel manufacture with raw materials LDPE and PVC plastic types with homogeneous catalysts based on modified natural zeolites with Ni and Cr for cracking waste plastics.Keywords: LDPE, PVC, Thermal, Catalytic, Cracking.
EKSISTENSI DAN KEBERLANJUTAN KAMPUNG JOGLO DALAM MASYARAKAT, BUDAYA DAN LINGKUNGAN ASLINYA BAJU ARIE WIBAWA; KURNIA WIDIASTUTUI; VELMA NINDITA
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 24 No. 1 (2019): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (947.712 KB) | DOI: 10.36728/jtsa.v24i1.819

Abstract

Joglo merupakan arsitektur tradisional sebagai representasi budaya Jawa terpopuler. Hambatan utama adalah pada aspek keberlanjutannya dalam menghadapi pengaruh global. Akibatnya, eksistensinya di masa mendatang hanya akan tertinggal pada “museum” yang terlepas dari masyarakat/budaya aslinya. Kampung Joglo di Pondokrejo ini sangat unik (anomali) karena ekesitensi rumah joglo masih sangat banyak dan tetap tumbuh. Penelitian ini mendata eksistensi rumah-rumah joglo yang ada serta menganalisis pada empat pilar keberlanjutan (sosial, ekonomi, lingkungan dan budaya). Pendekatan kualitatif dilakukan pada tahap pendataan dan analisis bangunan, serta dilanjutkan kualitatif melalui wawancara mendalam untuk menganalisis keberlanjutannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa eksistensi dan jumlah rumah joglo masih sangat banyak dan tetap bertambah dari tahun ke tahun. Semua pilar keberlanjutan adalah terlihat dan jelas dalam lingkungan ini, sehingga dapat menjelaskan eksistensi dan berkelanjutannya.
Estimasi Emisi (N2O) Dari Timbulan Sampah Di Kampus 3 UPGRIS Semarang Velma Nindita
Bangun Rekaprima Vol 5, No 2 (2019): Oktober 2019
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.797 KB) | DOI: 10.32497/bangunrekaprima.v5i2.1569

Abstract

Emisi karbon meningkat seiring pertambahan jumlah penduduk. Meningkatnya aktivitas manusia terutama dalam penghasil sampah untuk memenuhi kehidupan sehari-hari menimbulkan efek negatif terhadap atmosfer salah satunya meningkatnya Gas Rumah Kaca (GRK). Hal ini akan mengakibatkan terjadinya pemanasan global (global warming) seperti yang sedang terjadi saat ini. Penelitian ini bertujuan Menghitung komposisi sampah menurut SNI 19-3964-1994, dan menghitung potensi gas rumah kaca N2O dari setiap komposisi sampah. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, sampling secara acak sederhana disertai dengan pengukuran menggunakan analisis secara deskriptitif kuantitatif. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa perhitungan komposisi sampah untuk sampah daun 3,58 x 10-3 Gg/tahun; sampah ranting 3,6 x 10-4 Gg/tahun; sampah kertas 3,57 x 10-4 Gg/tahun; sampah plastik 2,02 x 10-4 Gg/tahun serta emisi N2O = 5,92x10-7 Gg/tahun (daun), N2O = 5,94x10-8 Gg/tahun (ranting), N2O = 5,89x10-7 Gg/tahun (kertas), N2O = 3,33x10-8 Gg/tahun (plastik). Proses pemisahan sampah dari sumbernya agar memudahkan proses pemilahan sampah harus dapat dilakukan dan pengukuran terhadap timbulan sampah dan komposisi sampah secara kontinyu
PERANCANGAN DAN APLIKASI EKO-EFISIENSI PADA UKM BATIK NADIA ROYANI PEKALONGAN Velma Nindita
Jurnal Ilmiah Teknosains Vol 3, No 2 (2017): JiTek
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (82.286 KB) | DOI: 10.26877/jitek.v3i2.1888

Abstract

UKM Nadia Royani di Kelurahan Simbang Kulon, Kabupaten Pekalongan merupakan salah satu sentra industri batik. Kapasitas produksi rata-rata setiap pengrajin per bulan antara 300 kodi sampai 1000 kodi. Jumlah produksi yang cukup banyak ini dapat berpengaruh negatif pada lingkungan jika tidak ada pengelolaan lingkungan yang baik. Tujuan analisis implementasi eko-efisiensi adalah menganalisis efisiensi pemakaian bahan baku, pendukung, dan energi, menganalisis jumlah KBP, menghitung jumlah emisi gas rumah kaca, serta menghitung rasio Eko-Efisiensi. Penggunaan konsep eko-efisiensi ditujukan pada perbaikan ekologi dan ekonomi dengan peningkatan kualitas kinerja UKM. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan metode kuantitatif. Berdasarkan hasil analisis 2 kodi batik kombinasi diperoleh efisiensi pemakaian air bersih proses pewarnaan dari 76 L menjadi 20 L, penggunaan air bersih proses pelorodan sebanyak 900 L dan proses pencucian sebanyak 1500 L, efisiensi konsumsi listrik dari 0,5 KWh menjadi 0,307 KWh, penggantian penggunaan bahan bakar dari minyak tanah ke LPG. Jumlah emisi gas rumah kaca per bulan untuk minyak tanah 0,214 ton GHG, kayu bakar 8,732 x 10 -5 ton GHG, listrik 0,0422 ton CO2 equiv (sebelum eko-efisiensi), dan LPG 0,0790 ton GHG, kayu bakar 7,620 x 10 -5 ton GHG, listrik 0,0259 ton CO2equiv (sesudah eko-efisiensi). Rasio eko-efisiensi per bulan untuk konsumsi energi 288 kodi per 3,26483 Gigajoule (sebelum eko-efisiensi), 288 kodi per 1,42854 Gigajoule (sesudah eko-efisiensi), konsumsi bahan 288 kodi per 14,78 ton, dan emisi gas rumah kaca 288 Kodi per 0,257 ton CO2 equiv (sebelum eko-efisiensi), 288 Kodi per 0,105 ton CO2 equiv (sesudah efisiensi). Rasio eko-efisiensi berdasarkan nilai tambah ekonomi dan pengaruh lingkungan dari produk dan jasa yaitu Rp 6.864.000,- / 0,257 ton CO2 equiv(sebelum eko-efisiensi) dan Rp 8.016.000,- / 0,105 ton CO2 equiv.
EKSISTENSI DAN KEBERLANJUTAN KAMPUNG JOGLO DALAM MASYARAKAT, BUDAYA DAN LINGKUNGAN ASLINYA BAJU ARIE WIBAWA; KURNIA WIDIASTUTUI; VELMA NINDITA
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 24 No. 1 (2019): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/jtsa.v24i1.819

Abstract

Joglo merupakan arsitektur tradisional sebagai representasi budaya Jawa terpopuler. Hambatan utama adalah pada aspek keberlanjutannya dalam menghadapi pengaruh global. Akibatnya, eksistensinya di masa mendatang hanya akan tertinggal pada “museum” yang terlepas dari masyarakat/budaya aslinya. Kampung Joglo di Pondokrejo ini sangat unik (anomali) karena ekesitensi rumah joglo masih sangat banyak dan tetap tumbuh. Penelitian ini mendata eksistensi rumah-rumah joglo yang ada serta menganalisis pada empat pilar keberlanjutan (sosial, ekonomi, lingkungan dan budaya). Pendekatan kualitatif dilakukan pada tahap pendataan dan analisis bangunan, serta dilanjutkan kualitatif melalui wawancara mendalam untuk menganalisis keberlanjutannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa eksistensi dan jumlah rumah joglo masih sangat banyak dan tetap bertambah dari tahun ke tahun. Semua pilar keberlanjutan adalah terlihat dan jelas dalam lingkungan ini, sehingga dapat menjelaskan eksistensi dan berkelanjutannya.
PEMBUATAN DESAIN KOLAM IKAN BANDENG BERBASIS KONSEP BIOSECURITY BAGI MASYARAKAT PETANI TAMBAK DI PESISIR KABUPATEN DEMAK M. Anas Dzakiy; Achmad Buchori; Fafa Nurdyansyah; Rumiyatun Istiyaningsih; Velma Nindita
Journal of Dedicators Community Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.802 KB) | DOI: 10.34001/jdc.v1i2.577

Abstract

The villagers of Wonoagung, Sub-district Karangtengah at Demak Regency is the farmer Community, especially in terms of milkfish farming. The problems is inadequate harvest of milkfish farming. This is because the low level of cultivation techniques and an understanding of the threat of disease and pest predators to milkfish. To find the solution of the problems of the milkfish farmers, training and workshops about the concept of Biosecurity for the farmers has been implemented. The enthusiasm of the farmers look very high, many of the problems surrounding the Milkfish cultivation could be answered. The application of Biosecurity are becoming the perfect solution for the Milkfish farmers in the village of Wonoagung Sub-district Karangtengah at Demak Regency in dealing with the threat of either disease and pest predators. The concept of Biosecurity that applied on farmed land must include the territorial of waters, air and land of the milkfish environmental farming. Keywords : The Milkfish, Wonoagung Village, Biosecurity
ANALISIS SANITASI PASAR IKAN REJOMULYO BERMUTU HIGIENIS Aan Fatahudin; Velma Nindita
UMPAK : Jurnal Arsitektur dan Lingkungan Binaan Vol 5, No 1 (2022): Maret
Publisher : Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik dan Informatika, Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/umpak.v5i1.15922

Abstract

AbstrakKota Semarang merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki potensi besar dalam sektor perikanan. Kota ini memiliki wilayah laut dengan pantai sepanjang kurang lebih 36,63 km. Sayangnya pengelolaan potensi perikanan ini belum optimal karena terdapat beberapa hambatan, salah satu hambatan yang terjadi yaitu di Pasar ikan Rejomulyo lama Semarang atau yang sering disebut Pasar Kobong . Pasar ikan Rejomulyo menjadi pusat grosir ikan di wilayah Semarang, namun sayangnya kondisi pasar sangat memprihatikan mulai dari tempat pelelangan, lapak, sanitasi, drainase maupun pengelolaan limbah. Sanitasi merupakan peran penting untuk mendukung kehigienisan kondisi pasar maupun kualitas ikan yang dijual. Dalam hal ini diharapkan pemerintah dapat lebih memperhatikan kondisi bangunan pasar yang sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan No 519/MENKES/SK/VI/2018, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di bidang perikanan.Kata kunci : Pasar Ikan, Higienis, Sanitasi. AbstractSemarang City is one of the cities in Indonesia which has great potential in the fisheries sector. This city has a sea area with beaches along approximately 36.63 km. Unfortunately the management of this fishery potential is not optimal because there are several obstacles, one of the obstacles that occurs is the Rejomulyo Lama Fish Market in Semarang or the Kobong Market. The Rejomulyo fish market has become a fish wholesale center in the Semarang area, but unfortunately the market conditions are very concerning starting from the auction site, stalls, sanitation, drainage and waste management. Sanitation plays an important role in supporting the hygiene of market conditions and the quality of fish sold. In this case, it is hoped that the government can pay more attention to market building conditions in accordance with Minister of Health Regulation No 519/MENKES/SK/VI/2018, to increase economic growth in the fisheries sector.Key word : Fish Market, Hygiene, Sanitation.
ANALISIS SANITASI PASAR IKAN REJOMULYO BERMUTU HIGIENIS Aan Fatahudin; Velma Nindita
UMPAK : Jurnal Arsitektur dan Lingkungan Binaan Vol 4, No 1 (2021): Maret
Publisher : Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik dan Informatika, Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/umpak.v4i1.17289

Abstract

Kota Semarang merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki potensi besar dalam sektor perikanan. Kota ini memiliki wilayah laut dengan pantai sepanjang kurang lebih 36,63 km. Sayangnya pengelolaan potensi perikanan ini belum optimal karena terdapat beberapa hambatan, salah satu hambatan yang terjadi yaitu di Pasar ikan Rejomulyo lama Semarang atau yang sering disebut Pasar Kobong . Pasar ikan Rejomulyo menjadi pusat grosir ikan di wilayah Semarang, namun sayangnya kondisi pasar sangat memprihatikan mulai dari tempat pelelangan, lapak, sanitasi, drainase maupun pengelolaan limbah. Sanitasi merupakan peran penting untuk mendukung kehigienisan kondisi pasar maupun kualitas ikan yang dijual.  Dalam hal ini diharapkan pemerintah dapat lebih memperhatikan kondisi bangunan pasar yang sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan No 519/MENKES/SK/VI/2018, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di bidang perikanan. Semarang City is one of the cities in Indonesia which has great potential in the fisheries sector. This city has a sea area with beaches along approximately 36.63 km. Unfortunately the management of this fishery potential is not optimal because there are several obstacles, one of the obstacles that occurs is the Rejomulyo Lama Fish Market in Semarang or what is often called the Kobong Market. The Rejomulyo fish market has become a fish wholesale center in the Semarang area, but unfortunately the market conditions are very concerning starting from the auction site, stalls, sanitation, drainage and waste management. Sanitation plays an important role in supporting the hygiene of market conditions and the quality of fish sold. In this case, it is hoped that the government can pay more attention to market building conditions in accordance with Minister of Health regulation No 519/MENKES/SK/VI/2018, to increase economic growth in the fisheries sector.
ANALISIS TATA LETAK RUANG PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN PATI BERDASARKAN PRINSIP PENATAAN RUANG PERPUSTAKAAN Sholihul Huda; Velma Nindita
UMPAK : Jurnal Arsitektur dan Lingkungan Binaan Vol 5, No 2 (2022): September
Publisher : Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik dan Informatika, Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/umpak.v5i2.15969

Abstract

AbstrakPerpustakaan merupakan sumber ilmu dan pusat informasi yang sangat penting bagi perkembangan dunia pendidikan. Perpustakaan Umum Kabupaten Pati merupakan perpustakaan umum satu-satunya di Kabupaten Pati. Penataan ruang Perpustakaan Umum Kabupaten Pati, belum sepenuhnya memperhatikan prinsip penataan ruang perpustakaan, sehingga kedepanya perlu ditingkatkan. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif dengan tujuan menganalisa zonasi ruang Perpustakaan Umum Kabupaten Pati, serta menganalisa tata letak ruang perpustakaan Umum Kabupaten Pati, berdasarkan prinsip penataan ruang perpustakaan menurut Lasa Hs (2007 : 202) dan menganalisa besaran perabot berdasarkan neufert. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat empat kategori zonasi, berupa area buku, area pelayanan, area baca, dan area pendukung lain. Menurut hasil observasi yang dilakukan di Perpustakaan Umum Kabupaten Pati, mengenai kondisi Sarana dan prasarana Perpustakaan Kabupaten Pati, serta penataan ruangnya, Sebagaian besar sudah memenuhi prinsip penataan ruang yang baik, tetapi sebagian masih ada yang perlu untuk  diperbaiki maupun ditingkakan untuk memenuhi kebutuhan pustakawan dan pemustaka. Penataan ruang yang sudah baik diantaranya yaitu, ruang yang memerlukan konsentrasi sudah dipisah, ruang yang bersifat pelayanan umum sudah ditempatkan di lokasi setrategis, perabot perpus sudah disusun dalam garis lurus dan lebar koridor sudah sesuai standar, namun diantara itu masih ada yang perlu diperbaiki atauppun ditigkatkan, yaitu besaran perabot sebagian belum sesuai standar neufert, jarak sirkulasi antar rak buku masih sempit belum sesuai standar, dan penempatan ruang dengan tugas yang hampir sama sebagian belum ditempatkan secara berdekatan.Kata Kunci:  Penataan,  Perpustakaan, Tata Letak AbstractThe library is a source of knowledge and information center which is very important for the development of education. Pati Regency Public Library is the only public library in Pati Regency. The spatial arrangement of the Pati Regency Public Library has not fully paid attention to the principles of library spatial planning, so that in the future it needs to be improved. This research was conducted using a descriptive method with the aim of analyzing the spatial zoning of the Pati Regency Public Library, as well as analyzing the room layout of the Pati Regency Public Library, based on the principles of library spatial arrangement according to Lasa Hs (2007: 202) and analyzing the amount of furniture based on neufert. The results of the study stated that there were four zoning categories, namely the book area, service area, reading area, and other supporting areas. According to the results of observations made at the Pati Regency Public Library, regarding the condition of the Pati Regency Library facilities and infrastructure, as well as their spatial planning, most of them have fulfilled the principles of good spatial planning, but some still need to be repaired or increased to meet the needs of librarians and users. . Spatial planning that is already good includes rooms that require concentration that have been separated, spaces that are public services have been placed in strategic locations, library furniture has been arranged in straight lines and the width of the corridors is up to standard, but among them there are still things that need to be repaired or increased , namely the amount of furniture is partly not according to the Neufert standard, the circulation distance between the bookshelves is still narrow, not according to the standard, and the placement of rooms with almost the same tasks, some of them have not been placed close together.Keywords: Layout, Libraries, Structuring