Irwan lakani
Dosen Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

IDENTIFIKASI PENYAKIT BUSUK BUAH KERING PADA TANAMAN PALA (Myiristica frangrants H.) DI KELURAHAN LAMBEREA KECAMATAN BUNGKU TENGAH KABUPATEN MOROWALI Indra Sri Wahyuni; Irwan lakani
AGROTEKBIS : JURNAL ILMU PERTANIAN (e-journal) Vol 10 No 2 (2022): April
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pala (Myristica fragrans H) merupakan tanaman asli Indonesia yang sudah terkenal sebagai tanaman rempah yang memiliki nilai ekonomis dan multiguna karena setiap bagian tanaman dapat dimanfaatkan dalam berbagai industri, sehingga Indonesia merupakan produsen pala di dunia (70-75 %). Pengamatan yang telah dilakukan terhadap penyakit busuk buah kering pala, gejala awal menujukan bahwa buah pala yang telah terinfeksi penyakit menjukan adanya bercak coklat kecil yang lama kelamaan akan membesar.Buah pala yang terserang penyakit busuk kering menunjukan adanya perbedaan warna pada buah pala secara umum, hal itu di tunjukan dengan bentuk dan warna pada pala yang terserang penyakit. Penelitian ini di laksanakan di laboratorium agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tadulako. Penelitian ini berlangsung Oktober 2020 – Januari 2021.Analisis data yang digunakan yaitu dengan cara analisis deskriptif.
EFEKTIVITAS BERBAGAI KONSENTRASI EKSTRAK DAUN MENGKUDU (Morinda citrifolia) UNTUK MENEKAN PERTUMBUHAN Colletotrichum capsici SECARA IN VITRO Risda Adinda Wongkar; Rosmini Rosmini; Irwan Lakani
AGROTEKBIS : JURNAL ILMU PERTANIAN (e-journal) Vol 10 No 6 (2022): Desember
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cayenne pepper (Capsicum frutescens L.) is a popular chili spice widely used in Indonesian cuisine, and its demand has been increasing in the market. However, humid condition and pest attacks are common obstacles that can lead to a production decrease in chili plantation. This study aimed to determine the appropriate concentration of Morinda citrifolia (M. citrifolia) leaf extract to suppress the growth of Colletotrichum capsici, a fungus that causes anthracnose disease in chili plants. The experiment was conducted in vitro using a completely randomized design (CRD) of one factor with five treatments, and each treatment was repeated four times. The treatments included PDA media with no extract (K0), PDA media with 0.4 ml extract (K1), PDA media with 0.6 ml extract (K2), PDA media with 0.8 ml extract (K3), PDA media with 1 ml extract (K4). The study found that the addition of M. citrifolia leaf extract to the PDA medium produce significantly different effects on the growth of C. capsici colonies. The results of the data analysing using the 5% Tukey HSD test showed that the concentration of 1 ml extract added to the PDA media in the K4 treatment was the most effective in suppressing the growth of C. capsici colonies on the seventh day, with a diameter of 2.40 cm. In addition to suppressing the growth of C. capsica colonies, the extract at a concentration of 1 ml could also inhibit the growth of C. capsica with an inhibitory power of 66.84% on the fifth day.
EFEKTIVITAS Plant Growth Promoting Microorganisms AKAR BAMBU UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT LAYU Fusarium PADA TANAMAN BAWANG MERAH(Allium ascolanicum L.) Santi I. Batalipu; Irwan Lakani; Rosmini Rosmini
AGROTEKBIS : JURNAL ILMU PERTANIAN (e-journal) Vol 11 No 2 (2023): April
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis efektivitas Plant Growth Promoting Microorganisms akar bambu dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil serta penekanan penyakit layu Fusarium yang menyebabkan kerusakan pada bawang merah (Allium ascolanicum L). Penelitian ini dilakasanakan didesa Sidera, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi dan Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu. Penelitian ini berlangsung dari bulan September 2021 – Desmber 2021. Desain penelitian yang digunakan yaitu metode rancangan acak kelompok (RAK) dengan 6 perlakuan yaitu P0 (Kontrol), P1 perendaman PGPM akar bambu pada bawang merah, P2 perendaman + 1 kali penyemprotan PGPM akar bambu pada bawang merah, P3 tanpa perendaman + 1 kali penyemprotan PGPM akar bambu pada bawang merah, P4 perendaman + 2 kali penyemprotan PGPM akar bambu pada bawang merah, P5 tanpa perendaman + 2 kali penyemprotan PGPM akar bambu pada bawang merah. 3 kali ulangan serta 6 perlakuan sehingga diperoleh 18 unit percobaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perendaman + 2 kali penyemprotan PGPM akar bambu, tanpa perendaman + 2 kali penyemprotan PGPM akar bambu, perendaman + 1 kali penyemprotan PGPM akar bambu mampu menekan pertumbuhan penyakit moler dan mampu meningkatkan pertumbuhan dari bawang merah (Allium ascolanicum L).
PERSEPSI DAN TINDAKAN PETANI TERHADAP OPT UTAMA TANAMAN BAWANG MERAH DI DESA GUNTARANO Resky magfirah; Shahabudin Shahabudin; Irwan Lakani
AGROTEKBIS : JURNAL ILMU PERTANIAN (e-journal) Vol 11 No 4 (2023): Agustus
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/agrotekbis.v11i4.1787

Abstract

Bawang merah merupakan komoditi prioritas dalam pengembangan sayuran dataran rendah di Indonesia. Pengembangan tanaman bawang merah varitas Lokal Palu terkendala salah satunya adalah serangan hama dan penyakit. Penelitian ini dilakukan di Desa Guntarano, penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Juli 2019. Penelitian ini dilakukan dengan dua metode pengambilan data yaitu data primer dan data skunder. Data dianalisis berdasarkan frekuensi jawaban petani menggunakan office Excel 2007 yang disajikan dalam bentuk grafik dan tabulasi. Sebanyak 48,1% responden yang menjawab kerusakan yang disebabkan oleh lalat pengorok daun yaitu sebesar >40-60%. Hal ini menunjukkan bahwa kehilangan hasil di atas 50% umum terjadi pada kebanyakan pertanaman bawang goreng yang diserang oleh lalat pengorok daun. Sebanyak 48% responden menyatakan bahwa serangan ulat bawang dapat menurunkan hasil hingga lebih dari 50%, dan kehilangan hasil lebih dari 80% di laporkan oleh 18% responden.
EFEKTIVITAS BEBERAPA JAMUR (Aspergillus sp, Beauveria Bassiana, Verticilliumsp) UNTUK MENGENDALIKAN PUPA PENGGEREK BUAH KAKAO (Conopomorpha cramerella Snellen) Silviani Silviani; Alam Anshary; Irwan Lakani
AGROTEKBIS : JURNAL ILMU PERTANIAN (e-journal) Vol 11 No 4 (2023): Agustus
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/agrotekbis.v11i4.1790

Abstract

Kakao merupakan salah satu produk pertanian yang dapat diandalkan dalam mewujudkan program pembangunan pertanian, khususnya dalam hal penyediaan lapangan kerja, pendorong pengembangan wilayah, peningkatan kesejahteraan petani dan peningkatan pendapatan/devisa Negara. Kerugian akibat serangan PBK merupakan resultan dari penurunan berat biji, kehilangan hasil dan meningkatnya biaya panen diakibatkan sulitnya memisahkan biji yang terserang dari kulit buahnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pengaplikasian beberapa jamur dalam berbagai konsentrasi terhadap pupa penggerek buah kakao. Pengambilan pupa serangga PBK yaitu dikumpulkan dari buah kakao yang memiliki gejala serangan PBK, selain itu juga pupa serangga didapatkan dari tumpukkan buah dan kulit-kulit buah kakao, Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), yang terdiri dari 3 perlakuan dan 1 kontrol yang diulang sebanyak 3 kali. Setiap perlakuan menggunakan 10 ekor pupa uji. Berdasarkan hasil uji ketiga jenis cendawan entomopatogen yang dapat menyebabkan mortalitas pupa PBK (C. cramerella), dari ketiga cendawan tersebut yang lebih efektif digunakan yaitu cendawan Aspergillus sp dengan tingkat mortalitas 90,50%, sedangkan tingkat mortalitas cendawan Verticillium sp yaitu 80,50% dan yang terendah cendawan Beauveria Bassiana yaitu 56,67%.