Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PERASAN KOMBINASI EKSTRAK RIMPANG JAHE , KUNYIT, LENGKUAS DAN KENCUR Nurhidayati Harun; Kenken Aina Rahmawati
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 22, No 1 (2022)
Publisher : LPPM Universitas Bakti Tunas Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36465/jkbth.v22i1.893

Abstract

KAJIAN KUALITAS JAHE EMPRIT (ZINGIBER OFFICINALE VAR. AMARUM) MELALUI SKRINING FITOKIMIA Nurhidayati Harun; Nia Kurniasih; Ernawati Kurniasih
Jurnal Kesehatan Islam : Islamic Health Journal Vol. 13 No. 2 (2024): Jurnal Kesehatan Islam : Islamic Health Journal
Publisher : Publikasi oleh Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/jki.v13i2.22943

Abstract

ABSTRACTJahe emprit (Zingiber officinale var. amarum) is a variety of ginger that contains secondary metabolites such as flavonoids, alkaloids, saponins, and tannins, which have potential as raw materials in pharmaceutical formulations and herbal products. This study aims to evaluate the phytochemical and physicochemical quality of jahe emprit and identify its potential as a raw material for pharmaceutical preparations.The research was conducted using a maceration method with 70% ethanol as a solvent, followed by non-specific quality tests (moisture content, ash content, and yield) and specific tests (phytochemical screening). The process of making the extract powder was carried out using a drying method with Avicel pH 101 as a carrier agent.The results showed that the jahe emprit extract met quality parameters according to the standards. Phytochemical testing confirmed the presence of flavonoids, alkaloids, saponins, and tannins, which support its potential as an antioxidant, anti-inflammatory, and antimicrobial agent. The resulting dry extract powder exhibited good flow properties and stability of bioactive compounds, making it suitable for pharmaceutical applications.The conclusion of this study is that jahe emprit has phytochemical and physicochemical qualities that meet the criteria for high-quality herbal raw materials. It is recommended that further research focus on clinical testing and the development of jahe emprit-based product formulations to enhance its added value in the pharmaceutical and herbal industries.Keywords: Jahe emprit; Zingiber officinale var. amarum; phytochemistry; pharmaceutical formulation.
Uji Efektivitas Antidiare Infus Daun Jambu Biji (Psidium Guajava L), Daun Teh (Camelia Sinensis), Daun Kersen (Muntigia Calabura L) dan Daun Sembukan (Paederia Foetida L) terhadap Mencit Jantan (Mus Muculus) yang Diinduksi Paraffin Cair dan Oleum Richini Nia Kurniasih; Nurhidayati Harun; Ita Purwati; Novi Kusyana Ramadhani; Risa Silfia; Silvi Angraeni Rahayu; Yudi Guntara Andriawan
INDOGENIUS Vol 3 No 3 (2024): INDOGENIUS
Publisher : Department of Publication of Inspirasi Elburhani Foundation Desa. Pamokolan, Kecamatan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56359/igj.v3i3.496

Abstract

ABSTRAK Tujuan: Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efektivitas antidiare antar kelompok uji pada mencit jantan yang diinduksi paraffin cair dan oleum richini. Metode: Penelitian ini menggunakan metode eksperimental di laboratorium dengan membandingkan kelompok I  kontrol negatif paraffin cair dan oleum richini terhadap kelompok II kontrol positif loperamide 2 mg/kgBB, kelompok III infus daun jambu biji 100 mg/kgBB, kelompok IV infus daun teh 100 mg/kgBB, kelompok V infus daun kersen 100 mg/kgBB, dan kelompok VI infus daun sembukan 100 mg/kgBB, data yang diperoleh kemudian dianalisis dan dibandingkan dengan uji statistik one way Anova. Hasil:  Hasil uji statistik One Way Anova menunjukkan bahwa semua kelompok uji terbukti memiliki efektivitas sebagai antidiare karena dapat menurunkan bobot tinja, hal ini ditunjukkan dengan nilai P-Value <0,05 pada semua kelompok uji. Pada uji statistik frekuensi diare, kelompok II memiliki nilai P-Value 0,018 (<0,05) dan kelompok III memiliki nilai P-Value 0,049 (<0,05), hal ini menunjukkan bahwa kelompok II dan kelompok III dapat menurunkan frekuensi diare secara signifikan. Kesimpulan: Semua kelompok uji dapat menurunkan bobot tinja, tetapi hanya kelompok II dan kelompok III yang dapat menurunkan frekuensi diare. Infus daun jambu biji memiliki efektivitas yang paling baik dibandingkan dengan tanaman lainnya sebagai antidiare.
EVALUASI PENGGUNAAN OBAT KELASI BESI TERHADAP PASIEN THALASEMIA MAYOR DI RSU PRASETYA BUNDA KOTA TASIKMALAYA PERIODE BULAN JANUARI - JUNI 2022 Nia Kurniasih; Nurhidayati Harun; Della Nur Alpiani; Marlina Indriastuti; Ita Purwati
Pengembangan Ilmu dan Praktik Kesehatan Vol. 4 No. 2 (2025): Volume 4, Nomor 2, April 2025
Publisher : STIKES Dian Husada Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56586/pipk.v4i2.452

Abstract

Thalasemia mayor merupakan penyakit yang ditandai dengan kekurangan rantai globin pada hemoglobin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian penggunaan obat kelasi besi berdasarkan nama obat, dosis, bentuk sediaan dan frekuensi pemberian obat. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif retrospektif dengan mengambil dan melihat data rekam medis pasien thalasemia mayor di RS Prasetya Bunda Tasikmalaya yang menggunakan obat kelasi besi pada periode Januari-Juni 2022. Analisis data pada penelitian ini bersifat univariat yaitu menghitung kesesuaian penggunaan obat kelasi besi di RS Prasetya Bunda Tasikmalaya dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK. 01.07/Kementerian Kesehatan/1/2018. Obat kelasi besi yang digunakan di RS Prasetya Bunda Tasikmalaya adalah deferasirox sebanyak 69 pasien menggunakannya (53,08%) dan deferipron sebanyak 61 pasien menggunakannya (46,92%). Obat kelasi besi digunakan 100% dalam bentuk oral. Kesesuaian penggunaan obat kelasi besi berdasarkan dosis dan frekuensi penggunaan sebesar 96,15% dan ketidaksesuaian sebesar 3,85%. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penggunaan obat kelasi besi pada pasien thalasemia di RS Prasetya Bunda Tasikmalaya berdasarkan nama obat, bentuk sediaan, dosis dan frekuensi penggunaan sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Kementerian Kesehatan/1/2018 dengan tingkat kesesuaian sebesar 96,15%.