Ni Wayan Suratni
Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Denpasar

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KARAKTERISTIK DRAMATARI WAYANG WONG DI BANJAR PUJUNG KAJA, DESA SEBATU, KECAMATAN TEGALLALANG, KABUPATEN GIANYAR I Made Gde Rahadian Adi Manahcika; I Gusti Ngurah Seramasara; Ni Wayan Suratni
PENSI : Jurnal Ilmiah Pendidikan Seni Vol 2 No 1 (2022): Pensi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Seni - Juni 2022
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/pensi.v2i1.1714

Abstract

Wayang wong merupakan warisan terpenting dari zaman Bali klasik yakni jenis tari yang telah memiliki norma-norma serta pembakuan sikap dan gerak, mempunyai nilai artistik yang cukup tinggi, dan penggarapannya ditata secara lebih rumit. Banjar Pujung Kaja, Desa Sebatu, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar merupakan tempat pelaksanaan penelitian dan juga merupakan tempat berkembangnya kesenian klasik yaitu dramatari Wayang Wong, yang merupakan upaya pelestarian kesenian klasik dan sakral. Tujuan penelitian ini tiada lain untuk mengetahui karakteristik yang dimiliki dari kesenian dramatari Wayang Wong yang menjadi ciri khas tersendiri dan merupakan perbedaan dari Wayang Wong di daerah lainnya khususnya di Bali. Proses penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pokok pembahasan antara lain, yaitu karakteristik dramatari Wayang Wong. Metode dan teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode observasi, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan. Proses analisis data menggunakan analisis kualitatif, dimana hasil dari analisis data disajikan dalam bentuk penyajian informal yang merupakan penyajian analisis dengan cara naratif. Sumber data dalam proses penelitian ini diperoleh dari sumber data primer dan data sekunder. Wayang Wong yang ada di Banjar Pujung Kaja, Desa Sebatu, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar ini memiliki keunikan dan ciri khas dari penamaan ragam gerak, tata busana, tata iringan, struktur pementasan, tata bahasa yang digunakan dan fungsinya. Hal itu yang menjadi keunikan dari dramatari Wayang Wong yang ada di Banjar Pujung Kaja, Desa Sebatu, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar.
PEMBELAJARAN DRAMA MONOLOG DENGAN CERITA LEGENDA DANAU TOBA MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING DI SD INPRES TUBUHU’E, KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN Ovitra Demaris Naitboho; Ni Wayan Suratni; Ni Made Haryati
PENSI : Jurnal Ilmiah Pendidikan Seni Vol 2 No 1 (2022): Pensi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Seni - Juni 2022
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/pensi.v2i1.1715

Abstract

Penelitian Penelitian ini membahas tentang Pembelajaran Drama Monolog dengan Cerita Legenda Danau Toba menggunakan Metode Role Playing di SD Inpres Tubuhu'e, Kabupaten Timor Tengah Selatan. Hal ini dikarenakan di Sekolah Dasar Inpres Tubuhu’e tidak menerapkan proses pembelajaran drama monolog. Cerita Legenda Danau Toba digunakan sebagai cerita dalam drama ini, karena cerita ini mengandung makna yang dapat membantu melestarikan cerita nusantara serta mengembangkan minat, bakat, mental dan karakter peserta didik dalam pembelajaran drama monolog. Penelitian ini membahas tiga aspek bahasan pokok yaitu bentuk drama monolog dengan cerita Legenda Danau Toba, proses pembelajaran drama monolog dengan metode Role Playing, dan hasil pembelajaran drama monolog dengan menggunakan metode Role Playing. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dan selama proses pembelajaran yang dilakukan peneliti menerapkan sebuah metode pembelajaran yaitu metode Role Playing. Penggunaan metode Role Playing ini bertujuan agar para peserta didik lebih mudah memahami setiap peran dan karakter dari tokoh yang akan dimainkan atau diperankan dalam cerita Legenda Danau Toba. Bentuk yang digunakan dalam drama monolog cerita Legenda Danau Toba yang terdiri dari judul, tema, sinopsis, penokohan dan karakter, amanat, plot, pembabakan, dialog, tata kostum, dan properti. Proses pembelajaran drama monolog dengan cerita Legenda Danau Toba menggunakan metode Role Playing di SD Inpres Tubuhu’e, Kabupaten Timor Tengah Selatan melalui empat tahapan yaitu persiapan, penyampaian, pelatihan, dan penampilan hasil. Berdasarkan hasil dari evaluasi proses pembelajaran, nilai rata-rata yang diperoleh oleh siswa adalah 85,4-94,4 dimana proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa berjalan dengan sangat baik.
PEMBELAJARAN DRAMA MONOLOG CERITA SANO NGGOANG DENGAN METODE SOSIO DRAMA DI SMP ARNOLDUS LABUAN BAJO KABUPATEN MANGGARAI BARAT FLORES NTT Stefania Lidia Ola; Ni Wayan Suratni; Ni Made Haryati
PENSI : Jurnal Ilmiah Pendidikan Seni Vol 2 No 2 (2022): Pensi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Seni - September 2022
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/pensi.v2i2.1819

Abstract

Peneliti melakukan sebuah penelitian mengenai proses pembelajaran drama monolog dengan menggunakan cerita Sano Nggoang di SMP Arnoldus Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Flores NTT, hal ini karena peneliti melihat proses pembelajaran seni budaya yang dilaksanakan di sekolah tersebut tidak menerapkan proses pembelajaran drama monolog terlebih lagi peneliti menggunakan cerita Sano Nggoang karena cerita ini mengandung makna sosial yang dapat membantu proses perkembangan peserta didik. Penelitian ini membahas tiga aspek bahasan pokok yaitu bentuk cerita dari Sano Nggoang, proses pembelajaran drama monolog, dan hasil proses pembelajaran drama monolog. Penelitian ini juga dilaksanakan di SMP Arnoldus Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat Flores NTT dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan selama proses pembelajaran yang dilakukan peneliti menerapkan sebuah metode pembelajaran yaitu metode Sosio Drama. Penggunaan metode Sosio Drama ini bertujuan agar para peserta didik lebih mudah memahami setiap karakter dari tokoh yang akan dimainkan atau diperankan dalam cerita Sano Nggoang. Peneliti melaksanakan proses penelitian dengan melalui tiga tahap yaitu 1) peneliti melakukan observasi lapangan untuk mendapatkan data mengenai proses pembelajaran di SMP Arnoldus Labuan Bajo, 2) peneliti memulai melaksanakan proses pembelajaran dengan mulai memberikan materi mengenai pengertian drama, tujuan mempelajari drama, memberikan materi mengenai unsur-unsur drama, dan memberikan praktek langsung teknik bermain drama dengan cara melatih pernapasan, olah vokal, senam wajah, dan latihan ekspresi, 3) peneliti memilih salah satu siswa dengan melihat hasil proses pembelajaran yang peneliti amati secara langsung untuk memberikan kesempatan mementaskan sebuah drama monolog dengan cerita Sano Nggoang.
PEMBELAJARAN TARI PUTRI ANGANGSUH DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DI SMA NEGERI 1 TABANAN Gusti Ayu Agung Trisna Prameswari; Ni Wayan Mudiasih; Ni Wayan Suratni
PENSI : Jurnal Ilmiah Pendidikan Seni Vol 3 No 1 (2023): Pensi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Seni - Juni 2023
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/pensi.v3i1.2180

Abstract

Penelitian ini membahas mengenai pembelajaran tari Putri Angangsuh dengan metode Kooperatif tipe Learning Together pada ekstrakurikuler tari di SMA Negeri 1 Tabanan. Penggunaan metode demonstrasi dan ceramah sebelumnya digunakan pada ekstrakurikuler tari ini membuat peserta didik cenderung pasif. Penyebabnya beberapa peserta didik merasa kurang percaya diri untuk bertanya. Materi tari Putri Angangsuh juga belum pernah dijadikan bahan ajar pada ekstrakurikuler tari di SMA Negeri 1 Tabanan. Dengan permasalahan tersebut, penulis mengadakan program Asistensi Mengajar mengenai pembelajaran tari Putri Angangsuh dengan metode Kooperatif tipe Learning Together pada ekstrakurikuler tari di SMA Negeri 1 Tabanan. Metode pembelajaran yang digunakan yaitu metode Kooperatif tipe Learning Together. Hasilnya menunjukkan bahwa konsep pembelajaran yang diberikan terdiri dari 16 kali pertemuan dengan sistem penilaian berupa penilaian pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Output pembelajaran ini, peserta didik mampu berkontribusi secara aktif dalam pembelajaran, mampu mendemonstrasikan gerak tari Putri Angangsuh secara utuh, serta menumbuhkan sikap toleransi dan kerja sama. Tahapan pembelajaran yang dilaksanakan dibagi menjadi empat tahap yakni, tahap persiapan, penyampaian, latihan, dan penampilan. Capaian pembelajaran yang diraih oleh peserta didik menunjukkan bahwa, sebagian besar peserta didik mendapatkan nilai dengan skala baik dan sangat baik. Capaian ini menunjukkan bahwa penerapan metode Kooperatif tipe Learning Together pada ekstrakurikuler tari di SMA Negeri 1 Tabanan telah berjalan baik dan sesuai dengan harapan penulis. Hasil pembelajaran ini memberikan kontribusi bagi peserta didik, mitra, dan mahasiswa asistensi mengajar.