Kemantapan (stabilitas) lereng merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam pekerjaan yang berhubungan dengan penggalian dan penimbunan tanah, batuan dan bahan galian, karena menyangkut persoalan keselamatan manusia (pekerja), keamanan peralatan serta kelancaran produksi. Secara umum, kestabilan lereng dikontrol oleh beberapa faktor, antara lain geometri lereng, kondisi geologi (sifat fisik material penyusun lereng, struktur geologi), kondisi hidrogeologi, dan sifat keteknikan material penyusun lereng. Kestabilan lereng yang tersusun oleh massa batuan yang terkekarkan secara intensif terutama dikontrol oleh orientasi kekar dan kekuatan bidang kekar. Tipe longsor yang berpotensi terjadi pada lereng batuan yang terkekarkan dapat ditentukan melalui analisis kinematika. Untuk membuat desain lereng yang aman dan juga ekonomis. Perlu dibuat sudut kemiringan lereng securam mungkin, namun masih tetap dalam batas aman, maka untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan suatu analisis kemantapan lereng menggunakan metode analisis kinematika guna mengetahui keadaan lereng pengamatan tersebut dalam kondisi stabil atau tidak stabil. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, diperoleh bahwa setelah melakukan uji sifat fisik batuan, didapatkan densitas rata-rata pada lereng pengamatan yaitu 2,22 gr/cc. Uji sifat mekanik dan hasil pengolahan perhitungan yang telah dilakukan menghasilkan data berupa nilai kohesi batuan pada lereng pengamatan yaitu 0,1575 MPa atau 16,06 ton/m2 dengan sudut geser dalam yaitu 14,7°. Dan berdasarkan hasil pengamatan yang terdapat pada proyeksi stereografis, potensi longsor yang akan terjadi adalah longsoran baji. Serta nilai faktor keamanan yaitu 6,39 menunjukkan lereng tersebut dalam keadaan aman.