p-Index From 2020 - 2025
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Inovasi Kurikulum
Taopik Barkah
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Authentic assessment in intensive training (bootcamp) of higher education students as well as feedback on the learning experience process Taopik Barkah
Inovasi Kurikulum Vol 21, No 1 (2024): Inovasi Kurikulum, February 2024
Publisher : Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia (HIPKIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Authentic assessment in competency-based education should create opportunities that allow students to integrate learning and practice, resulting in mastery of the professional skills students will need in their future workplaces. Authentic assessment provides students with opportunities to engage in authentic tasks to develop, use and expand their knowledge, higher-order thinking and digital skills competencies. The role of authentic assessment in intensive training (Bootcamp) can prepare learners to improve their ability to be ready to practice when in the world of work based on tasks undertaken after completing a program in higher education. This study aims to describe the authentic form of assessment as an evaluation process used in intensive training (Bootcamp) for students to describe feedback on the Bootcamp learning experience process as consideration for improvement in the implementation of the next program. The author uses a descriptive method to provide an overview of the phenomenon studied through a literature study of existing documents. Authentic assessment activities in Bootcamp learning activities for each session per day ended with the assignment of a project called "Challenge" which was group in nature and was carried out for approximately two weeks, students were asked to express what they had understood and done during the project. Students can also give/convey feedback to each other. This is done so students can understand the material better and develop their skills. AbstrakPenilaian otentik dalam pendidikan berbasis kompetensi harus menciptakan peluang yang memungkinkan mahasiswa untuk mengintegrasikan pembelajaran dan praktik, menghasilkan penguasaan keterampilan profesional yang akan dibutuhkan mahasiswa di tempat kerja masa depan mereka. Tujuan dari penilaian otentik adalah untuk memberikan mahasiswa kesempatan untuk terlibat dalam tugas-tugas otentik untuk mengembangkan, menggunakan dan memperluas pengetahuan mereka, keterampilan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan digital. Peran penilaian autentik dalam pelatihan intensif (Bootcamp) dapat mempersiapkan mahasiswa untuk meningkatkan kemampuannya untuk siap mempraktikkan ketika dalam lingkup dunia kerja berdasarkan tugas-tugas yang dikerjakan setelah menyelesaikan program di pendidikan tinggi. Tujuan studi ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk penilaian otentik sebagai proses evaluasi yang digunakan dalam pelatihan intensif (Bootcamp) bagi mahasiswa, mendeskripsikan umpan balik terhadap proses pengalaman pembelajaran Bootcamp sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan pada pelaksanaan program berikutnya. Penulis menggunakan metode deskriptif untuk bertujuan memberikan gambaran tentang fenomena yang sedang dikaji melalui studi literatur terhadap dokumen-dokumen yang telah ada. Kegiatan penilaian otentik dalam kegiatan pembelajaran Bootcamp untuk setiap sesi per harinya diakhiri dengan pemberian penugasan proyek dengan sebutan challenge atau penugasan yang mengharuskan peserta untuk mengungkapkan apa saja yang telah mereka pahami dan lakukan selama proyek berlangsung. Sehingga mahasiswa dapat saling memberi/menyampaikan umpan balik kepada satu sama lain. Hal ini dilakukan agar mahasiswa dapat memahami materi dengan lebih baik dan mengembangkan keterampilannya.Kata Kunci: Pelatihan intensif; pengalaman pembelajaran; penilaian otentik
Character-building training curriculum activity based on the perspective of a humanistic curriculum and existentialism philosophy Taopik Barkah; Babang Robandi
Inovasi Kurikulum Vol 21, No 2 (2024): Inovasi Kurikulum, May 2024
Publisher : Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia (HIPKIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jik.v21i2.66450

Abstract

Character building is part of developing soft skills, which is an activity that needs to be done to realize superior human resources. In contrast, soft skills are non-academic competencies that become a person's capital to succeed in his career and function in community life. The character-building training curriculum will create a more harmonious, productive, and ethical work environment. The purpose of writing this article is to describe the relationship between the character-building curriculum based on the perspective of the humanistic curriculum model, describe the relationship between the character-building curriculum based on existentialism philosophy, and decrypt the form of activities in the character-building training curriculum. Researchers use descriptive methods to provide an overview of the phenomena and thoughts being studied through documentation and literature studies using relevant data sources from the research topic to conclude. Activities in the character-building training curriculum based on the humanistic curriculum perspective have a role in developing human potential holistically, involving emotional, social, and spiritual aspects, by the parameters that have been in the character-building curriculum consisting of four competencies, namely intrapersonal abilities, interpersonal abilities, organizational abilities, and spiritual abilities. Meanwhile, according to the existentialist perspective, the activities of the character-building curriculum emphasize individual freedom, personal responsibility, and the search for the meaning of life, emphasizing existentialist concepts such as freedom, responsibility, independence, and authenticity. AbstrakPembangunan karakter bagian dari pengembangan soft skills yang menjadi suatu aktivitas yang perlu dilakukan agar terwujudnya sumber daya manusia yang unggul, di mana soft skills merupakan kompetensi non akademik yang menjadi modal seseorang agar dapat mencapai kesuksesan dalam kehidupan kariernya serta berfungsi dalam kehidupan bermasyarakat. Kurikulum pelatihan pembangunan karakter diharapkan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih harmonis, produktif, dan beretika. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mendeskripsikan hubungan kurikulum pembangunan karakter berdasarkan perspektif model kurikulum humanistik, mendeskripsikan hubungan kurikulum pembangunan karakter berdasarkan perspektif filsafat eksistensialisme, dan mendeskripsikan bentuk aktivitas dalam kurikulum pelatihan pembangunan karakter. Peneliti menggunakan metode deskriptif yang bertujuan memberikan gambaran tentang fenomena dan pemikiran yang sedang dikaji melalui studi dokumentasi dan kepustakaan menggunakan oleh sumber-sumber data yang relevan sesuai dengan topik penelitian untuk dapat kemudian ditarik kesimpulan. Aktivitas dalam kurikulum pelatihan pembangunan karakter berdasarkan perspektif kurikulum humanistik memiliki peran pada pengembangan potensi manusia secara holistik, melibatkan aspek-aspek emosional, sosial, dan spiritual, sesuai dengan parameter yang selama ini ada dalam kurikulum pembangunan karakter yang terdiri dari empat kompetensi yaitu kemampuan intrapersonal, kemampuan interpersonal, kemampuan organisasional, dan kemampuan spiritual. Sedangkan menurut perspektif eksistensialisme aktivitas dari kurikulum pembangunan karakter menekankan pada kebebasan individu, tanggung jawab pribadi, dan pencarian makna hidup, yang menyangkut konsep eksistensialis, seperti kebebasan, tanggung jawab, mandiri, dan otentik.Kata Kunci: eksistensialisme; kurikulum humanistik; pelatihan; pembangunan karakter