Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search
Journal : Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia

PELATIHAN AKUNTANSI BIAYA UNTUK MENGHITUNG HARGA POKOK BAJU TENUN PADA UMKM GO NADS Rousilita Suhendah; Irma Christiawati N; Adrianus Rangga; Tiara Christie
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 4, No 3 (2021): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v4i3.13516

Abstract

The basic human need other than food is the need for clothing. Clothing used by humans has developed along with creating culture, function, and fashion. Clothing made by world and local designers lately uses traditional Indonesian fabrics such as NTT woven fabrics and Sumba woven fabrics. This traditional cloth has different motifs and patterns in each region which shows the uniqueness of the regional culture. The process of making traditional cloth is very complicated, and it is causing the price of traditional cloth very expensive. It causes the price of clothes using traditional Indonesian fabrics to be expensive and used by the upper-middle class. Clothing made from traditional Indonesian fabrics cannot enter the lower-middle-class market. Go Nads saw existing opportunities to make the clothes with traditional Indonesian fabrics. She sold the clothes at competitive prices and the quality is no less competitive with those made by local designers. However, in running this business, the owner of Go Nads sets the selling price of the clothes he makes based on estimates. Therefore, the Untar team gives cost accounting training to calculate the cost of woven clothes made by Go Nads. The purpose of this activity is so that Go Nads owners can calculate the cost of production and set the right selling price so they can earn a profit. The method used is the lecture. The results of this activity show that Go Nads can calculate production prices and selling prices after being provided with assistance and training in calculating the cost of goods by the Untar team.ABSTRAKKebutuhan dasar manusia selain pangan adalah kebutuhan pakaian. Pakaian yang digunakan manusia mengalami perkembangan beriringan dengan perkembangan budaya, fungsi, dan mode. Pakaian yang dibuat oleh para perancang dunia maupun lokal akhir- akhir ini menggunakan bahan kain yang diangkat dari wastra Indonesia seperti kain tenun NTT dan tenun Sumba. Kain tradisional ini memiliki motif dan corak berbeda di setiap daerah yang menunjukkan keunikan budaya daerah. Proses pembuatan kain tradisional yang rumit, menyebabkan harga kain tradisional sangat mahal. Hal tersebut menyebabkan harga pakaian yang menggunakan kain tradisional atau wastra Indonesia mahal harganya dan dipakai oleh golongan menengah ke atas. Pakaian yang dibuat dari kain wastra Indonesia tersebut tidak dapat memasuki pasar kalangan menengah ke bawah. Keadaan ini dilihat oleh UMKM Go Nads dengan memanfaatkan peluang yang ada untuk membuat baju dengan kain wastra Indonesia. Baju yang dibuatnya dijual dengan harga kompetitif dan kualitas yang tidak kalah bersaing dengan buatan perancang lokal. Namun dalam menjalankan usahanya ini, pemilik UMKM Go Nads menetapkan harga jual dari baju yang dibuatnya atas dasar estimasi. Tujuan dari kegiatan PKM ini adalah agar pemilik UMKM dapat menghitung harga pokok produksi dan menetapkan harga jual yang tepat sehingga mampu memperoleh laba. Oleh karena itu tim PKM Untar mengadakan pelatihan akuntansi biaya untuk menghitung harga pokok baju tenun yang dibuat oleh UMKM Go Nads. Metode yang digunakan adalah ceramah. Hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa UMKM Go Nads dapat menghitung harga produksi dan harga jual setelah diberikan pendampingan dan pelatihan penghitungan harga pokok oleh tim PKM Untar.
PELATIHAN AKUNTANSI BIAYA UNTUK MENGHITUNG HARGA POKOK BAJU TENUN PADA UMKM GO NADS Rousilita Suhendah; Irma Christiawati N; Adrianus Rangga; Tiara Christie
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 4, No 3 (2021): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v4i3.13516

Abstract

The basic human need other than food is the need for clothing. Clothing used by humans has developed along with creating culture, function, and fashion. Clothing made by world and local designers lately uses traditional Indonesian fabrics such as NTT woven fabrics and Sumba woven fabrics. This traditional cloth has different motifs and patterns in each region which shows the uniqueness of the regional culture. The process of making traditional cloth is very complicated, and it is causing the price of traditional cloth very expensive. It causes the price of clothes using traditional Indonesian fabrics to be expensive and used by the upper-middle class. Clothing made from traditional Indonesian fabrics cannot enter the lower-middle-class market. Go Nads saw existing opportunities to make the clothes with traditional Indonesian fabrics. She sold the clothes at competitive prices and the quality is no less competitive with those made by local designers. However, in running this business, the owner of Go Nads sets the selling price of the clothes he makes based on estimates. Therefore, the Untar team gives cost accounting training to calculate the cost of woven clothes made by Go Nads. The purpose of this activity is so that Go Nads owners can calculate the cost of production and set the right selling price so they can earn a profit. The method used is the lecture. The results of this activity show that Go Nads can calculate production prices and selling prices after being provided with assistance and training in calculating the cost of goods by the Untar team.ABSTRAKKebutuhan dasar manusia selain pangan adalah kebutuhan pakaian. Pakaian yang digunakan manusia mengalami perkembangan beriringan dengan perkembangan budaya, fungsi, dan mode. Pakaian yang dibuat oleh para perancang dunia maupun lokal akhir- akhir ini menggunakan bahan kain yang diangkat dari wastra Indonesia seperti kain tenun NTT dan tenun Sumba. Kain tradisional ini memiliki motif dan corak berbeda di setiap daerah yang menunjukkan keunikan budaya daerah. Proses pembuatan kain tradisional yang rumit, menyebabkan harga kain tradisional sangat mahal. Hal tersebut menyebabkan harga pakaian yang menggunakan kain tradisional atau wastra Indonesia mahal harganya dan dipakai oleh golongan menengah ke atas. Pakaian yang dibuat dari kain wastra Indonesia tersebut tidak dapat memasuki pasar kalangan menengah ke bawah. Keadaan ini dilihat oleh UMKM Go Nads dengan memanfaatkan peluang yang ada untuk membuat baju dengan kain wastra Indonesia. Baju yang dibuatnya dijual dengan harga kompetitif dan kualitas yang tidak kalah bersaing dengan buatan perancang lokal. Namun dalam menjalankan usahanya ini, pemilik UMKM Go Nads menetapkan harga jual dari baju yang dibuatnya atas dasar estimasi. Tujuan dari kegiatan PKM ini adalah agar pemilik UMKM dapat menghitung harga pokok produksi dan menetapkan harga jual yang tepat sehingga mampu memperoleh laba. Oleh karena itu tim PKM Untar mengadakan pelatihan akuntansi biaya untuk menghitung harga pokok baju tenun yang dibuat oleh UMKM Go Nads. Metode yang digunakan adalah ceramah. Hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa UMKM Go Nads dapat menghitung harga produksi dan harga jual setelah diberikan pendampingan dan pelatihan penghitungan harga pokok oleh tim PKM Untar.
PELATIHAN AKUNTANSI BIAYA UNTUK MENGHITUNG HARGA POKOK BAJU TENUN PADA UMKM GO NADS Rousilita Suhendah; Irma Christiawati N; Adrianus Rangga; Tiara Christie
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 4, No 3 (2021): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v4i3.13516

Abstract

The basic human need other than food is the need for clothing. Clothing used by humans has developed along with creating culture, function, and fashion. Clothing made by world and local designers lately uses traditional Indonesian fabrics such as NTT woven fabrics and Sumba woven fabrics. This traditional cloth has different motifs and patterns in each region which shows the uniqueness of the regional culture. The process of making traditional cloth is very complicated, and it is causing the price of traditional cloth very expensive. It causes the price of clothes using traditional Indonesian fabrics to be expensive and used by the upper-middle class. Clothing made from traditional Indonesian fabrics cannot enter the lower-middle-class market. Go Nads saw existing opportunities to make the clothes with traditional Indonesian fabrics. She sold the clothes at competitive prices and the quality is no less competitive with those made by local designers. However, in running this business, the owner of Go Nads sets the selling price of the clothes he makes based on estimates. Therefore, the Untar team gives cost accounting training to calculate the cost of woven clothes made by Go Nads. The purpose of this activity is so that Go Nads owners can calculate the cost of production and set the right selling price so they can earn a profit. The method used is the lecture. The results of this activity show that Go Nads can calculate production prices and selling prices after being provided with assistance and training in calculating the cost of goods by the Untar team.ABSTRAKKebutuhan dasar manusia selain pangan adalah kebutuhan pakaian. Pakaian yang digunakan manusia mengalami perkembangan beriringan dengan perkembangan budaya, fungsi, dan mode. Pakaian yang dibuat oleh para perancang dunia maupun lokal akhir- akhir ini menggunakan bahan kain yang diangkat dari wastra Indonesia seperti kain tenun NTT dan tenun Sumba. Kain tradisional ini memiliki motif dan corak berbeda di setiap daerah yang menunjukkan keunikan budaya daerah. Proses pembuatan kain tradisional yang rumit, menyebabkan harga kain tradisional sangat mahal. Hal tersebut menyebabkan harga pakaian yang menggunakan kain tradisional atau wastra Indonesia mahal harganya dan dipakai oleh golongan menengah ke atas. Pakaian yang dibuat dari kain wastra Indonesia tersebut tidak dapat memasuki pasar kalangan menengah ke bawah. Keadaan ini dilihat oleh UMKM Go Nads dengan memanfaatkan peluang yang ada untuk membuat baju dengan kain wastra Indonesia. Baju yang dibuatnya dijual dengan harga kompetitif dan kualitas yang tidak kalah bersaing dengan buatan perancang lokal. Namun dalam menjalankan usahanya ini, pemilik UMKM Go Nads menetapkan harga jual dari baju yang dibuatnya atas dasar estimasi. Tujuan dari kegiatan PKM ini adalah agar pemilik UMKM dapat menghitung harga pokok produksi dan menetapkan harga jual yang tepat sehingga mampu memperoleh laba. Oleh karena itu tim PKM Untar mengadakan pelatihan akuntansi biaya untuk menghitung harga pokok baju tenun yang dibuat oleh UMKM Go Nads. Metode yang digunakan adalah ceramah. Hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa UMKM Go Nads dapat menghitung harga produksi dan harga jual setelah diberikan pendampingan dan pelatihan penghitungan harga pokok oleh tim PKM Untar.
PELATIHAN AKUNTANSI BIAYA UNTUK MENGHITUNG HARGA POKOK BAJU TENUN PADA UMKM GO NADS Rousilita Suhendah; Irma Christiawati N; Adrianus Rangga; Tiara Christie
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 4, No 3 (2021): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v4i3.13516

Abstract

The basic human need other than food is the need for clothing. Clothing used by humans has developed along with creating culture, function, and fashion. Clothing made by world and local designers lately uses traditional Indonesian fabrics such as NTT woven fabrics and Sumba woven fabrics. This traditional cloth has different motifs and patterns in each region which shows the uniqueness of the regional culture. The process of making traditional cloth is very complicated, and it is causing the price of traditional cloth very expensive. It causes the price of clothes using traditional Indonesian fabrics to be expensive and used by the upper-middle class. Clothing made from traditional Indonesian fabrics cannot enter the lower-middle-class market. Go Nads saw existing opportunities to make the clothes with traditional Indonesian fabrics. She sold the clothes at competitive prices and the quality is no less competitive with those made by local designers. However, in running this business, the owner of Go Nads sets the selling price of the clothes he makes based on estimates. Therefore, the Untar team gives cost accounting training to calculate the cost of woven clothes made by Go Nads. The purpose of this activity is so that Go Nads owners can calculate the cost of production and set the right selling price so they can earn a profit. The method used is the lecture. The results of this activity show that Go Nads can calculate production prices and selling prices after being provided with assistance and training in calculating the cost of goods by the Untar team.ABSTRAKKebutuhan dasar manusia selain pangan adalah kebutuhan pakaian. Pakaian yang digunakan manusia mengalami perkembangan beriringan dengan perkembangan budaya, fungsi, dan mode. Pakaian yang dibuat oleh para perancang dunia maupun lokal akhir- akhir ini menggunakan bahan kain yang diangkat dari wastra Indonesia seperti kain tenun NTT dan tenun Sumba. Kain tradisional ini memiliki motif dan corak berbeda di setiap daerah yang menunjukkan keunikan budaya daerah. Proses pembuatan kain tradisional yang rumit, menyebabkan harga kain tradisional sangat mahal. Hal tersebut menyebabkan harga pakaian yang menggunakan kain tradisional atau wastra Indonesia mahal harganya dan dipakai oleh golongan menengah ke atas. Pakaian yang dibuat dari kain wastra Indonesia tersebut tidak dapat memasuki pasar kalangan menengah ke bawah. Keadaan ini dilihat oleh UMKM Go Nads dengan memanfaatkan peluang yang ada untuk membuat baju dengan kain wastra Indonesia. Baju yang dibuatnya dijual dengan harga kompetitif dan kualitas yang tidak kalah bersaing dengan buatan perancang lokal. Namun dalam menjalankan usahanya ini, pemilik UMKM Go Nads menetapkan harga jual dari baju yang dibuatnya atas dasar estimasi. Tujuan dari kegiatan PKM ini adalah agar pemilik UMKM dapat menghitung harga pokok produksi dan menetapkan harga jual yang tepat sehingga mampu memperoleh laba. Oleh karena itu tim PKM Untar mengadakan pelatihan akuntansi biaya untuk menghitung harga pokok baju tenun yang dibuat oleh UMKM Go Nads. Metode yang digunakan adalah ceramah. Hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa UMKM Go Nads dapat menghitung harga produksi dan harga jual setelah diberikan pendampingan dan pelatihan penghitungan harga pokok oleh tim PKM Untar.
PELATIHAN SISTEM PENJURNALAN PERUSAHAAN DAGANG BAGI PESERTA DIDIK KELAS XI SMA RICCI 1 Rousilita Suhendah; Angela Raisa; Imelda Rani; Justine Evangeline; Jesslyn Amanda
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol. 5 No. 1 (2022): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v5i1.18419

Abstract

  Ricci's Catholic High School is a high school that has A accreditation in West Jakarta. The school vision is for every graduate student to become human with the best character, culture, and faith-based on Christian values and Matteo Ricci's Spirituality. This school held additional activities (extracurricular) to study accounting more deeply for realizing this vision. The Untar team gives the workshop for 1st Ricci's students about the journaling system in the Merchandising company. Accounting training on journaling in trading companies is crucial because if there is no proper recording and calculation of inventory, it will cause losses. Companies don't have only them in the warehouse, but they have them in transit that has not arrived at the company's warehouse. Therefore, inventory accounting becomes very important. Companies must consider the number of merchandising inventory so that the company does not store large or small amounts of them so that it is unable to meet market demand. The results of the evaluation of Community service activities carried out by the Untar team responded that these activities could continue to be carried out and run for participants in different classes and other times. The evaluation results also explain that activities will carry out face-to-face. The evaluation results indicate that the activities can continue in other Community service activities with different materials and participants. SMA  Katolik Ricci I adalah sekolah  menengah  atas yang berakreditasi  A di Jakarta Barat. SMA Katolik Ricci 1 memiliki visi agar  setiap  lulusan  siswa  dan  siswinya   menjadi  orang yang memiliki karakter   unggul,   budaya   dan iman,  berdasarkan nilai-nilai  spiritual Kristiani dan Matteo  Ricci.  Sekolah ini menyelenggarakan kegiatan  ekstrakurikuler bagi siswa-siswinya untuk  mempelajari    akuntansi   lebih mendalam untuk mencapai visi tersebut.   Regu PKM  Untar  mengadakan    pelatihan   akuntansi   untuk  siswa  siswi  SMA  Katolik  Ricci  I  tentang sistem penjurnalan    perusahaan    dagang.    Pelatihan   akuntansi    mengenai   penjurnalan    pada   perusahaan    dagang adalah sesuatu yang krusial, karena  jika perusahaan tidak membuat catatan dan  menghitung persediaan dengan benar, maka perusahaan akan mendapatkan kerugian.   Perusahaan memiliki bukan hanya persediaan   yang  terdapat di gudang   saja, namun termasuk persediaan   barang yang  masih  dalam  perjalanan, belum  sampai di tempat tujuan yaitu gudang   perusahaan.   Perusahaan harus mepertimbangkan jumlah persediaan  supaya perusahaan dapat  menyimpan   persediaan dalam   jurnJah   optimal sehingga   perusahaan dapat memenuhi permintaan pasar akan produk perusahaan. HasiJ evaluasi  mengenai  kegiatan  PKM  yang dilakukan  oleh regu PKM Untar  mernperoleh umpan balik dan apresiasi dari mitra PKM yaitu bahwa  kegiatan  ini dapat terus  dilakukan  pada waktu lain untuk peserta murid-murid kelas yang berbeda. HasiJ evaluasi juga  menjelaskan bahwa  pelaksanaan kegiatan  PKM dapat dilakukan secara tatap muka.  Dari hasil evaluasi tersebut   memberikan   indikasi bahwa  penyelenggaraan kegiatan   PKM  yang dilakukan   oleh  regu PKM dapat  diteruskan   dan dilanjutkan  dengan  materi yang berbeda  dan peserta  yang berbeda. 
PELATIHAN SISTEM PENJURNALAN PERUSAHAAN DAGANG BAGI PESERTA DIDIK KELAS XI SMA RICCI 1 Rousilita Suhendah; Angela Raisa; Imelda Rani; Justine Evangeline; Jesslyn Amanda
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol. 5 No. 1 (2022): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v5i1.18419

Abstract

  Ricci's Catholic High School is a high school that has A accreditation in West Jakarta. The school vision is for every graduate student to become human with the best character, culture, and faith-based on Christian values and Matteo Ricci's Spirituality. This school held additional activities (extracurricular) to study accounting more deeply for realizing this vision. The Untar team gives the workshop for 1st Ricci's students about the journaling system in the Merchandising company. Accounting training on journaling in trading companies is crucial because if there is no proper recording and calculation of inventory, it will cause losses. Companies don't have only them in the warehouse, but they have them in transit that has not arrived at the company's warehouse. Therefore, inventory accounting becomes very important. Companies must consider the number of merchandising inventory so that the company does not store large or small amounts of them so that it is unable to meet market demand. The results of the evaluation of Community service activities carried out by the Untar team responded that these activities could continue to be carried out and run for participants in different classes and other times. The evaluation results also explain that activities will carry out face-to-face. The evaluation results indicate that the activities can continue in other Community service activities with different materials and participants. SMA  Katolik Ricci I adalah sekolah  menengah  atas yang berakreditasi  A di Jakarta Barat. SMA Katolik Ricci 1 memiliki visi agar  setiap  lulusan  siswa  dan  siswinya   menjadi  orang yang memiliki karakter   unggul,   budaya   dan iman,  berdasarkan nilai-nilai  spiritual Kristiani dan Matteo  Ricci.  Sekolah ini menyelenggarakan kegiatan  ekstrakurikuler bagi siswa-siswinya untuk  mempelajari    akuntansi   lebih mendalam untuk mencapai visi tersebut.   Regu PKM  Untar  mengadakan    pelatihan   akuntansi   untuk  siswa  siswi  SMA  Katolik  Ricci  I  tentang sistem penjurnalan    perusahaan    dagang.    Pelatihan   akuntansi    mengenai   penjurnalan    pada   perusahaan    dagang adalah sesuatu yang krusial, karena  jika perusahaan tidak membuat catatan dan  menghitung persediaan dengan benar, maka perusahaan akan mendapatkan kerugian.   Perusahaan memiliki bukan hanya persediaan   yang  terdapat di gudang   saja, namun termasuk persediaan   barang yang  masih  dalam  perjalanan, belum  sampai di tempat tujuan yaitu gudang   perusahaan.   Perusahaan harus mepertimbangkan jumlah persediaan  supaya perusahaan dapat  menyimpan   persediaan dalam   jurnJah   optimal sehingga   perusahaan dapat memenuhi permintaan pasar akan produk perusahaan. HasiJ evaluasi  mengenai  kegiatan  PKM  yang dilakukan  oleh regu PKM Untar  mernperoleh umpan balik dan apresiasi dari mitra PKM yaitu bahwa  kegiatan  ini dapat terus  dilakukan  pada waktu lain untuk peserta murid-murid kelas yang berbeda. HasiJ evaluasi juga  menjelaskan bahwa  pelaksanaan kegiatan  PKM dapat dilakukan secara tatap muka.  Dari hasil evaluasi tersebut   memberikan   indikasi bahwa  penyelenggaraan kegiatan   PKM  yang dilakukan   oleh  regu PKM dapat  diteruskan   dan dilanjutkan  dengan  materi yang berbeda  dan peserta  yang berbeda. 
PELATIHAN SISTEM PENJURNALAN PERUSAHAAN DAGANG BAGI PESERTA DIDIK KELAS XI SMA RICCI 1 Rousilita Suhendah; Angela Raisa; Imelda Rani; Justine Evangeline; Jesslyn Amanda
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol. 5 No. 1 (2022): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v5i1.18419

Abstract

  Ricci's Catholic High School is a high school that has A accreditation in West Jakarta. The school vision is for every graduate student to become human with the best character, culture, and faith-based on Christian values and Matteo Ricci's Spirituality. This school held additional activities (extracurricular) to study accounting more deeply for realizing this vision. The Untar team gives the workshop for 1st Ricci's students about the journaling system in the Merchandising company. Accounting training on journaling in trading companies is crucial because if there is no proper recording and calculation of inventory, it will cause losses. Companies don't have only them in the warehouse, but they have them in transit that has not arrived at the company's warehouse. Therefore, inventory accounting becomes very important. Companies must consider the number of merchandising inventory so that the company does not store large or small amounts of them so that it is unable to meet market demand. The results of the evaluation of Community service activities carried out by the Untar team responded that these activities could continue to be carried out and run for participants in different classes and other times. The evaluation results also explain that activities will carry out face-to-face. The evaluation results indicate that the activities can continue in other Community service activities with different materials and participants. SMA  Katolik Ricci I adalah sekolah  menengah  atas yang berakreditasi  A di Jakarta Barat. SMA Katolik Ricci 1 memiliki visi agar  setiap  lulusan  siswa  dan  siswinya   menjadi  orang yang memiliki karakter   unggul,   budaya   dan iman,  berdasarkan nilai-nilai  spiritual Kristiani dan Matteo  Ricci.  Sekolah ini menyelenggarakan kegiatan  ekstrakurikuler bagi siswa-siswinya untuk  mempelajari    akuntansi   lebih mendalam untuk mencapai visi tersebut.   Regu PKM  Untar  mengadakan    pelatihan   akuntansi   untuk  siswa  siswi  SMA  Katolik  Ricci  I  tentang sistem penjurnalan    perusahaan    dagang.    Pelatihan   akuntansi    mengenai   penjurnalan    pada   perusahaan    dagang adalah sesuatu yang krusial, karena  jika perusahaan tidak membuat catatan dan  menghitung persediaan dengan benar, maka perusahaan akan mendapatkan kerugian.   Perusahaan memiliki bukan hanya persediaan   yang  terdapat di gudang   saja, namun termasuk persediaan   barang yang  masih  dalam  perjalanan, belum  sampai di tempat tujuan yaitu gudang   perusahaan.   Perusahaan harus mepertimbangkan jumlah persediaan  supaya perusahaan dapat  menyimpan   persediaan dalam   jurnJah   optimal sehingga   perusahaan dapat memenuhi permintaan pasar akan produk perusahaan. HasiJ evaluasi  mengenai  kegiatan  PKM  yang dilakukan  oleh regu PKM Untar  mernperoleh umpan balik dan apresiasi dari mitra PKM yaitu bahwa  kegiatan  ini dapat terus  dilakukan  pada waktu lain untuk peserta murid-murid kelas yang berbeda. HasiJ evaluasi juga  menjelaskan bahwa  pelaksanaan kegiatan  PKM dapat dilakukan secara tatap muka.  Dari hasil evaluasi tersebut   memberikan   indikasi bahwa  penyelenggaraan kegiatan   PKM  yang dilakukan   oleh  regu PKM dapat  diteruskan   dan dilanjutkan  dengan  materi yang berbeda  dan peserta  yang berbeda. 
PELATIHAN SISTEM PENJURNALAN PERUSAHAAN DAGANG BAGI PESERTA DIDIK KELAS XI SMA RICCI 1 Rousilita Suhendah; Angela Raisa; Imelda Rani; Justine Evangeline; Jesslyn Amanda
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol. 5 No. 1 (2022): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v5i1.18419

Abstract

  Ricci's Catholic High School is a high school that has A accreditation in West Jakarta. The school vision is for every graduate student to become human with the best character, culture, and faith-based on Christian values and Matteo Ricci's Spirituality. This school held additional activities (extracurricular) to study accounting more deeply for realizing this vision. The Untar team gives the workshop for 1st Ricci's students about the journaling system in the Merchandising company. Accounting training on journaling in trading companies is crucial because if there is no proper recording and calculation of inventory, it will cause losses. Companies don't have only them in the warehouse, but they have them in transit that has not arrived at the company's warehouse. Therefore, inventory accounting becomes very important. Companies must consider the number of merchandising inventory so that the company does not store large or small amounts of them so that it is unable to meet market demand. The results of the evaluation of Community service activities carried out by the Untar team responded that these activities could continue to be carried out and run for participants in different classes and other times. The evaluation results also explain that activities will carry out face-to-face. The evaluation results indicate that the activities can continue in other Community service activities with different materials and participants. SMA  Katolik Ricci I adalah sekolah  menengah  atas yang berakreditasi  A di Jakarta Barat. SMA Katolik Ricci 1 memiliki visi agar  setiap  lulusan  siswa  dan  siswinya   menjadi  orang yang memiliki karakter   unggul,   budaya   dan iman,  berdasarkan nilai-nilai  spiritual Kristiani dan Matteo  Ricci.  Sekolah ini menyelenggarakan kegiatan  ekstrakurikuler bagi siswa-siswinya untuk  mempelajari    akuntansi   lebih mendalam untuk mencapai visi tersebut.   Regu PKM  Untar  mengadakan    pelatihan   akuntansi   untuk  siswa  siswi  SMA  Katolik  Ricci  I  tentang sistem penjurnalan    perusahaan    dagang.    Pelatihan   akuntansi    mengenai   penjurnalan    pada   perusahaan    dagang adalah sesuatu yang krusial, karena  jika perusahaan tidak membuat catatan dan  menghitung persediaan dengan benar, maka perusahaan akan mendapatkan kerugian.   Perusahaan memiliki bukan hanya persediaan   yang  terdapat di gudang   saja, namun termasuk persediaan   barang yang  masih  dalam  perjalanan, belum  sampai di tempat tujuan yaitu gudang   perusahaan.   Perusahaan harus mepertimbangkan jumlah persediaan  supaya perusahaan dapat  menyimpan   persediaan dalam   jurnJah   optimal sehingga   perusahaan dapat memenuhi permintaan pasar akan produk perusahaan. HasiJ evaluasi  mengenai  kegiatan  PKM  yang dilakukan  oleh regu PKM Untar  mernperoleh umpan balik dan apresiasi dari mitra PKM yaitu bahwa  kegiatan  ini dapat terus  dilakukan  pada waktu lain untuk peserta murid-murid kelas yang berbeda. HasiJ evaluasi juga  menjelaskan bahwa  pelaksanaan kegiatan  PKM dapat dilakukan secara tatap muka.  Dari hasil evaluasi tersebut   memberikan   indikasi bahwa  penyelenggaraan kegiatan   PKM  yang dilakukan   oleh  regu PKM dapat  diteruskan   dan dilanjutkan  dengan  materi yang berbeda  dan peserta  yang berbeda. 
PELATIHAN SISTEM PENJURNALAN PERUSAHAAN DAGANG BAGI PESERTA DIDIK KELAS XI SMA RICCI 1 Rousilita Suhendah; Angela Raisa; Imelda Rani; Justine Evangeline; Jesslyn Amanda
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol. 5 No. 1 (2022): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v5i1.18419

Abstract

  Ricci's Catholic High School is a high school that has A accreditation in West Jakarta. The school vision is for every graduate student to become human with the best character, culture, and faith-based on Christian values and Matteo Ricci's Spirituality. This school held additional activities (extracurricular) to study accounting more deeply for realizing this vision. The Untar team gives the workshop for 1st Ricci's students about the journaling system in the Merchandising company. Accounting training on journaling in trading companies is crucial because if there is no proper recording and calculation of inventory, it will cause losses. Companies don't have only them in the warehouse, but they have them in transit that has not arrived at the company's warehouse. Therefore, inventory accounting becomes very important. Companies must consider the number of merchandising inventory so that the company does not store large or small amounts of them so that it is unable to meet market demand. The results of the evaluation of Community service activities carried out by the Untar team responded that these activities could continue to be carried out and run for participants in different classes and other times. The evaluation results also explain that activities will carry out face-to-face. The evaluation results indicate that the activities can continue in other Community service activities with different materials and participants. SMA  Katolik Ricci I adalah sekolah  menengah  atas yang berakreditasi  A di Jakarta Barat. SMA Katolik Ricci 1 memiliki visi agar  setiap  lulusan  siswa  dan  siswinya   menjadi  orang yang memiliki karakter   unggul,   budaya   dan iman,  berdasarkan nilai-nilai  spiritual Kristiani dan Matteo  Ricci.  Sekolah ini menyelenggarakan kegiatan  ekstrakurikuler bagi siswa-siswinya untuk  mempelajari    akuntansi   lebih mendalam untuk mencapai visi tersebut.   Regu PKM  Untar  mengadakan    pelatihan   akuntansi   untuk  siswa  siswi  SMA  Katolik  Ricci  I  tentang sistem penjurnalan    perusahaan    dagang.    Pelatihan   akuntansi    mengenai   penjurnalan    pada   perusahaan    dagang adalah sesuatu yang krusial, karena  jika perusahaan tidak membuat catatan dan  menghitung persediaan dengan benar, maka perusahaan akan mendapatkan kerugian.   Perusahaan memiliki bukan hanya persediaan   yang  terdapat di gudang   saja, namun termasuk persediaan   barang yang  masih  dalam  perjalanan, belum  sampai di tempat tujuan yaitu gudang   perusahaan.   Perusahaan harus mepertimbangkan jumlah persediaan  supaya perusahaan dapat  menyimpan   persediaan dalam   jurnJah   optimal sehingga   perusahaan dapat memenuhi permintaan pasar akan produk perusahaan. HasiJ evaluasi  mengenai  kegiatan  PKM  yang dilakukan  oleh regu PKM Untar  mernperoleh umpan balik dan apresiasi dari mitra PKM yaitu bahwa  kegiatan  ini dapat terus  dilakukan  pada waktu lain untuk peserta murid-murid kelas yang berbeda. HasiJ evaluasi juga  menjelaskan bahwa  pelaksanaan kegiatan  PKM dapat dilakukan secara tatap muka.  Dari hasil evaluasi tersebut   memberikan   indikasi bahwa  penyelenggaraan kegiatan   PKM  yang dilakukan   oleh  regu PKM dapat  diteruskan   dan dilanjutkan  dengan  materi yang berbeda  dan peserta  yang berbeda. 
PELATIHAN PENGEMBANGAN USAHA KEDAI KOPIKIPLI DENGAN MATRIKS QSPM Rousilita Suhendah; Michele Tjen; Devina Saputra
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol. 5 No. 3 (2022): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v5i3.20498

Abstract

The phenomenon of the emergence of coffee shops in big cities and small towns occurs because of changes in people's eating and drinking patterns. Changes in eating and drinking patterns were originally at home and now turning outside the home. The easy entry barrier to business makes the coffee shop competition very tight. Kipli coffee shop carries a concept of a traditional coffee shop and feels the impact. That 30 percent decrease in sales was by the owner of this coffee shop, making the owner of the KopiKipli shop feel the need for a business development strategy. The use of digital technology that has not been optimal has made the marketing of food and beverage products yet to show results. Therefore, based on a survey conducted by the PKM team, the PKM team held business development training using the QSPM method. This QSPM method is a business development strategy derived from internal and external factors in the Kipli coffee shop business. The community service team held business development training with Kipli coffee shop owners. The three strategies are resulted it and implemented by the Kipli coffee shop. The three strategies are improving brand image, improving product quality and consistency of food-beverage taste, and expanding marketing using social media. The strategy to improve the brand image is targeting the right target consumers and the brand image of KopiKipli itself. Improving the quality of food and beverage products is carried out by maintaining the quality of the raw materials used and the taste of food products that have won customers' hearts. Social media will be used optimally as a medium of communication and marketing of food and beverage products. ABSTRAK: Fenomena munculnya kedai kopi di kota besar dan kota kecil terjadi karena perubahan pola makan dan minum masyarakat.  Perubahan pola makan dan minum  yang semula di rumah saat ini berubah menjadi di luar rumah. Entry barrier yang mudah untuk masuk ke jenis usaha ini, membuat terjadinya persaingan usaha kedai kopi yang amat ketat. Kedai kopiKipli sebagai salah satu UMKM yang mengusung konsep kedai kopi tradisional merasakan dampaknya. Terjadi penurunan penjualan sebesar 30% yang dirasakan oleh pemilik kedai kopi ini, membuat pemilik kedai KopiKipli merasakan perlunya ada strategi pengembangan usaha. Pemanfaatan teknologi digital yang belum optimal membuat pemasaran produk makanan dan minuman belum menunjukkan hasilnya. Oleh karena itu berdasarkan survey yang dilakukan oleh tim PKM , maka tim PKM mengadakan pelatihan pengembangan usaha dengan metode QSPM. Metode QSPM ini adalah suatu strategi pengembangan usaha yang dipilih dari berbagai strategi yang diturunkan dari faktor internal dan eksternal yang ada pada usaha kedai kopiKipli. Kegiatan pelatihan pengembangan usaha yang dilakukan oleh tim PKM bersama dengan pemilik kedai kopiKipli menghasilkan tiga strategi yang dapat diimplementasikan oleh kedai kopiKipli. Ketiga strategi itu adalah meningkatkan brand image, meningkatkan kualitas produk makanan-minuman serta konsistensi rasa dan memperluas pemasaran dengan menggunakan media sosial. Strategi meningkatkan brand image dilakukan dengan membidik target konsumen yang tepat, dan citra image kopiKipli itu sendiri. Peningkatan kualitas produk makanan dan minuman dilakukan dengan menjaga kualitas bahan baku yang digunakan serta mempertahankan rasa produk makanan  yang sudah mendapatkan hati pelanggan. Media sosial akan dioptimalkan sebagai media komunikasi dan pemasaran produk makanan dan minuman.