Andi Suryadi
Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

UJI EFEKTIVITAS PESTISIDA NABATI DARI EKSTRAK DAUN SALAM, LENGKUAS DAN KUNYIT TERHADAP BUSUK BUAH RHIZOCTONIA (Rhizoctonia solani Kühn ) PADA TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) SECARA IN VITRO Andi Suryadi; Sofyan Sofyan; Sopialena Sopialena; Yustiana Catherine
Agrifor : Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan Vol 23, No 1 (2024): Maret 2024
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/agrifor.v23i1.6974

Abstract

Busuk buah rhizoctonia adalah salah satu penyakit pada tomat yang terjadi karena adanya serangan dari cendawan Rhizoctonia solani Kühn yang menyebabkan penurunan hasil buah tomat yang cukup signifikan dan mempengaruhi tinggi permintaan pasar, sehingga membutuhkan upaya pengendalian jamur yang dapat mengimbangi angka serangan penyakit. Secara teknis petani saat ini menggunakan pestisida sintetik untuk pengendalian penyakit pada tanaman budidaya yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan, sehingga dibutuhkan alternatif pengendalian dengan menggunakan pestisida nabati. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi jamur penyebab penyakit, mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun salam, lengkuas dan kunyit terhadap jamur, serta menganalisis kombinasi terbaik ekstrak daun salam, lengkuas dan kunyit dengan konsentrasi 5% untuk mengendalikan jamur penyebab penyakit busuk buah Rhizoctonia pada tanaman tomat. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu Hama Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman dari Januari  hingga April 2023. Hasil percobaan disusun dalam  Rancangan Acak Lengkap dengan 8 perlakuan dan diulang sebanyak 6 kali. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan sidik ragam (ANOVA) dan di uji lanjut menggunakan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%. Penelitian ini menunjukan pemberian ekstrak daun salam, lengkuas dan kunyit memberikan aktivitas penghambatan pada pertumbuhan koloni jamur. Pemberian perlakuan kombinasi ekstrak daun salam, lengkus dan kunyit memiliki efektifitas terbaik dalam menghambat pertumbuhan koloni jamur uji dengan konsentrasi 5% ditunjukkan pada daya hambat sebesar 53,56%.
Pengaruh Pupuk Organik Cair Kitosan pada Tanaman Porang (Amorpophallus muelleri Blume) terhadap PengendalianPenyakit Layu Fusarium (Fusarium sp.) Sofian, Sofian; Suryadi, Andi; Sopialena, Sopialena; Nurwahidah, Nurwahidah
Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab Vol 6, No 1 (2023): Agroekoteknologi Tropika Lembab Volume 6 Nomor 1 Agustus 2023
Publisher : Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jatl.6.1.2023.11323.69-73

Abstract

Tanaman porang merupakan tanaman umbi-umbian yang saat ini digemari masyarakat untuk dibudidaya karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Umbi tanaman porang memiliki kandungan serat pangan berupa glukomanan yang merupakan serat pangan yang dapat larut dalam air  bersifat hidrokolid kuat yang rendah kalori. Organisme Penganggu Tumbuhan merupakan salah satu yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman, salah satunya penyakit layu fusarium yang disebabkan oleh jamur Fusarium sp. yang merupakan penyakit tular tanah. Pada penelitian ini pengendalian penyakit layu fusarium dilakukan dengan aplikasi pupuk organik cair kitosan. Penelitian ini dilaksanakan pada November 2022 hingga Mei 2023 di Desa Karang Tunggal Kecamatan Tenggarong Seberang. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dengan 5 perlakuan, 5 ulangan dan setiap ulangan memiliki 10 sampel sehingga total tanaman yang diamati adalah 250 tanaman. Perlakuan pupuk organik cair kitosan adalah kontrol (0 ml kitosan/L air), K1 (5 ml kitosan/L air), K2 (10 ml kitosan/L air), K3 (15 ml kitosan/L air) dan K4 (20 ml kitosan/L air). Parameter yang diamati yaitu intensitas serangan penyakit layu fusarium, tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah mikroorganisme di media tanam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan K1 (5 ml kitosan/ L air) sudah dapat mengendalikan penyakit layu fusarium pada minggu kedua (0,6%) dan  ketiga (1,2%).