Informasi tentang sumberdaya kuda laut sangat terbatas, dari 35 jenis kuda laut di dunia yang terdaftar dalam IUCN redlist, 20 jenis terdaftar sebagai “data deficient” yang menggambarkan kurangnya informasi terkait kuda laut, bahkan untuk jenis yang sangat tereksploitasi. Penelitian ini dilakukan untuk menginventarisir sumberdaya kuda laut (Hippocampus spp.) meliputi informasi jenis, ukuran, nisbah kelamin dan kepadatan kuda laut dari tiga lokasi potensial, yaitu perairan Pulau Bintan, Teluk Lampung dan Pulau Tanakeke. Observasi lapangan dilakukan pada tahun 2016 dengan metode purposive sampling, wawancara dengan para nelayan dan pengepul kuda laut serta studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan sumberdaya kuda laut yang ditemukan di ketiga lokasi penelitian. Jenis kuda laut paling banyak ditemukan di perairan Bintan, sebanyak empat jenis (H. comes, H. spinossisimus, H. hystrix, dan H. kuda), diikuti Teluk Lampung dua jenis (H. comes dan H. kuda) dan di perairan Tanakeke hanya ditemukan satu jenis (H. barbouri). Sebagian besar kuda laut yang ditemukan selama penelitian dikategorikan sudah matang secara seksual dimana kuda laut yang mendominasi berukuran 11-12 cm. Jenis dan kepadatan kuda laut yang berbeda di ketiga lokasi penelitian didukung oleh perbedaan habitat dimana kuda laut ditemukan. Kepadatan kuda laut di ketiga lokasi penelitian cenderung rendah akibat eksploitasi yang berlebihan, perubahan lingkungan dan kerusakan habitat. Langkah pengelolaan berbasis aspek biologi dan kondisi ekologi dari masing-masing wilayah perlu dilakukan untuk perikanan kuda laut yang berkelanjutan.