Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Kajian Awal Kemunculan Hiu Paus (Rhyncodon typus, Smith 1828) di Teluk Tomini Dihubungkan dengan Faktor Fisik dan Biologi Perairan Rahman, Arip; Haryadi, Joni; Sentosa, Agus Arifin; Mujiyanto, Mujiyanto
Jurnal Akuatika Indonesia Vol 2, No 2 (2017): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (27.83 KB)

Abstract

Kemunculan hiu paus di Desa Botubarani Teluk Tomini Gorontalo menjadi fenomena langka bagi masyarakat setempat. Kegiatan pengamatan kemunculan hiu paus (Rhincodon typus) dilakukan pada bulan April dan Mei 2016 di Teluk Tomini Gorontalo. Metode penelitian yang digunakan adalah pengamatan bawah air untuk mengidentifikasi hiu paus dan tingkah lakunya. Pengukuran kualitas air dan pengambilan sampel plankton dan larva dilakukan disekitar lokasi kemunculan hiu paus. Selama pengamatan ditemukan lima ekor hiu paus dengan ukuran berkisar 3-8 m. Tingkah laku hiu paus yang teramati oleh penyelam, hiu paus muncul dari kedalaman >100 m kemudian berenang berputar-putar pada kedalaman 15-20 m sesekali membuka mulutnya untuk menyaring makanan. Hasil pengamatan kualitas air disekitar lokasi kemunculan hiu paus, nilai salinitas berkisar antara 31,96-33,23 0/00, nilai oksigen terlarut berkisar 6,02-7,48 mg.l-1. Kelimpahan zooplankton tertinggi diperoleh pada pengamatan bulan April yaitu Acartia sp. dari kelas Crustaceae dengan kelimpahan 12385 ind.l-1. Kelimpahan larva disekitar lokasi kemunculan hiu paus didominasi oleh copepod dan larva ikan. Faktor makanan diduga menjadi salah satu faktor munculnya hiu paus di Teluk Tomini.
Sumberdaya Kuda Laut (Hippocampus spp.) di Perairan Pulau Bintan, Teluk Lampung dan Pulau Tanakeke Putri, Masayu Rahmia Anwar; Suryandari, Astri; Haryadi, Joni
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1926.457 KB) | DOI: 10.14203/oldi.2019.v4i1.194

Abstract

Informasi tentang sumberdaya kuda laut sangat terbatas, dari 35 jenis kuda laut di dunia yang terdaftar dalam IUCN redlist, 20 jenis terdaftar sebagai “data deficient” yang menggambarkan kurangnya informasi terkait kuda laut, bahkan untuk jenis yang sangat tereksploitasi. Penelitian ini dilakukan untuk menginventarisir sumberdaya kuda laut (Hippocampus spp.) meliputi informasi jenis, ukuran, nisbah kelamin dan kepadatan kuda laut dari tiga lokasi potensial, yaitu perairan Pulau Bintan, Teluk Lampung dan Pulau Tanakeke. Observasi lapangan dilakukan pada tahun 2016 dengan metode purposive sampling, wawancara dengan para nelayan dan pengepul kuda laut serta studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan sumberdaya kuda laut yang ditemukan di ketiga lokasi penelitian. Jenis kuda laut paling banyak ditemukan di perairan Bintan, sebanyak empat jenis (H. comes, H. spinossisimus, H. hystrix, dan H. kuda), diikuti Teluk Lampung dua jenis (H. comes dan H. kuda) dan di perairan Tanakeke hanya ditemukan satu jenis (H. barbouri). Sebagian besar kuda laut yang ditemukan selama penelitian dikategorikan sudah matang secara seksual dimana kuda laut yang mendominasi berukuran 11-12 cm. Jenis dan kepadatan kuda laut yang berbeda di ketiga lokasi penelitian didukung oleh perbedaan habitat dimana kuda laut ditemukan. Kepadatan kuda laut di ketiga lokasi penelitian cenderung rendah akibat eksploitasi yang berlebihan, perubahan lingkungan dan kerusakan habitat. Langkah pengelolaan berbasis aspek biologi dan kondisi ekologi dari masing-masing wilayah perlu dilakukan untuk perikanan kuda laut yang berkelanjutan.
Struktur Komunitas Makrozoobentos di Situ Gintung, Situ Bungur Dan Situ Kuru, Ciputat Timur Rijaluddin, Alfan Farhan; Wijayanti, Fahma; Haryadi, Joni
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 18 No. 2 (2017)
Publisher : Center for Environmental Technology - Agency for Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (898.745 KB) | DOI: 10.29122/jtl.v18i2.1613

Abstract

Makrozoobentos adalah biota yang hidup di dalam substrat maupun menempel di permukaan dasar perairan. Makrozoobentos memiliki peran penting dalam eksositem akuatik, yaitu sebagai sumber makanan biota perairan dan sebagai detritus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman makrozoobentos di Situ Gintung, Situ Bungur dan Situ Kuru. Titik pengambilan sampel terdiri dari 5 stasiun dengan masing-masing 3 ulangan. Faktor fisik kimia makrozoobentos diuji dengan t-test. Hasil t-test menunjukkan di Situ Gintung dan Situ Bungur hanya nilai pH yang berbeda (p<0,01), sedangkan Situ Kuru memiliki kondisi fisik kimia yang berbeda dengan Situ Gintung dan Situ Bungur (p<0,01). Makrozoobentos yang ditemukan di ketiga lokasi pengamatan seluruhnya terdiri dari 10 famili dan 16 jenis. Makrozoobentos dari jenis P. canaliculata terlihat mendominasi pada lokasi Situ Gintung. Sedangkan pada lokasi Situ Kuru jenis T. tubifex ditemukan lebih mendominasi. Nilai indeks keanekaragaman (H’) di Situ Gintung (1,74) dan Situ Bungur (2,29) yang tergolong sedang, mengindikasikan kedua perairan tercemar sedang. Sedangkan nilai indeks keanekaragaman Situ Kuru (0,92) yang rendah, mengindikasikan perairan tersebut tercemar berat.Kata kunci : keanekaragaman, makrozoobentos, Situ Gintung, Situ Bungur, Situ Kuru
Mitigasi Beban Fosfor dari Kegiatan Budidaya dengan Penebaran Ikan Bandeng (Chanos chanos) Di Waduk Cirata, Jawa Barat Warsa, Andri; Haryadi, Joni; Astuti, Lismining Pujiyani
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 19 No. 2 (2018)
Publisher : Center for Environmental Technology - Agency for Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.089 KB) | DOI: 10.29122/jtl.v19i2.2669

Abstract

ABSTRACTThe phosphorus loading from aquaculture activity as a product of floating net cages (KJA) in Cirata Reservoir have exceeded the carrying capacity of the aquatic ecology. This results in a decrease in water quality which is characterized by uncontrolled phytoplankton growth. The stocking of fish is one of the ways used in the improvement of the aquatic environment resulting eutrophication. Phosphorus which is wasted from cultivation activity will be utilized by phytoplankton for its growth. The phytoplankton can be utilized by planktivorous fish as its natural feed. One type of fish that can be used for stocking is a planktivora fish as milkfish (Chanos chanos). The purpose of this study was to estimate the load of phosphorus and calculate the number of milkfish seeds which are planktivorous fish that can be stocked with the aim of reducing phosphorus waste from aquaculture activities in Cirata Reservoir, West Java. The result showed that P load from cultivation activity at Cirata Reservoir was 1,206 tons/year. The concentration of chlorophyll-a and the primary productivity produced by the P load from the cultivation activities were 28.6 mg/m3 and 364.6 gC/m2/year respectively. The number of milkfish seeds that can be stocked as an effort to utilize the load of phosphorus as much as 1.8 million/year. The P load can be reduced based on estimation of harvested fish biomass and phosphor requirement for milkfish of 11.52 ton/year.Keywords: Cirata Reservoir, phosphorus loading, stocking, milkfishABSTRAKBeban masukkan fosfor (P) dari kegiatan budidaya ikan dalam keramba jaring (KJA) dari pakan yang terbuang dan sisa metabolisme ikan di Waduk Cirata telah melebihi daya dukung ekologi perairan. Hal ini berdampak pada penurunan kualitas perairan yang ditandai oleh pertumbuhan fitoplankton yang tidak terkendali. Penebaran ikan merupakan salah satu cara yang digunakan dalam perbaikan lingkungan perairan akibat dari eutrofikasi. Fosfor di perairan dimanfaatkan oleh fitoplankton untuk pertumbuhannya. Fitoplankton tersebut dapat dimanfaatkan oleh ikan planktivora sebagai pakan alaminya.Salah satu jenis ikan yang dapat ditebar (stocking) adalah ikan planktivora yaitu ikan bandeng (Chanos chanos). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengestimasi beban masukkan fosfor serta menghitung jumlah benih ikan bandeng yang dapat ditebar dengan tujuan pengurangan limbah fosfor dari kegiatan budidaya di Waduk Cirata, Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan beban P yang berasal dari kegiatan budidaya di Waduk Cirata sebesar 1.206 ton/tahun. Konsentrasi klorofil-a dan produktivitas primer yang dihasilkan oleh beban P dari kegiatan budidaya masing-masing sebesar 28,6 mg/m3 dan 364,6 gC/m2/tahun. Jumlah benih ikan bandeng yang dapat ditebar sebagai upaya pemanfaatan beban masukkan fosfor sebanyak 1,8 juta ekor/tahun. Beban P yang mampu dikurangi berdasarkan estimasi biomassa ikan yang dipanen dan kebutuhan fosfor untuk ikan bandeng sebesar ton 11,52 ton/tahun.Kata kunci: Waduk Cirata, beban fosfor, penebaran, bandeng
SISTEM PENGELOLAAN AKUAKULTUR BERKELANJUTAN BERBASIS SMART FISHERIES VILLAGE (SFV) Sopian, Asep; Krettiawan, Harry; Haryadi, Joni; Effendi, Irzal
Jurnal Salamata Vol 6, No 1 (2024): Juni
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/salamata.v6i1.13651

Abstract

Keberhasilan akuakultur berkelanjutan adalah sistem pengelolaan akuakultur yang bergerak dari hulu ke hilir. Smart Fisheries Village (SFV) adalah program baru dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang mempunyai konsep menyinergikan antara hasil riset dan teknologi dengan peningkatan sumber daya manusia (SDM) perikanan melalui pelatihan dan teaching factory untuk mewujudkan kegiatan usaha perikanan yang terhubung dari hulu ke hilir. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pelaksanaan program SFV baik di Unit Pelaksana Teknis (UPT) maupun di Kampung ikan/Desa inovasi. Kegiatan SFV UPT dilaksanakan di Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI) dari bulan Juli-Desember 2022. Tahapan pelaksanaan kegiatan SFV sebagai berikut: identifikasi potensi, identifikasi dan penetapan jenis usaha, penjalinan kerjasama dengan mitra, pelaksanaan usaha kelautan dan perikanan, peningkatan kapasitas tenaga pelatihan dan penyuluhan, serta melaksanakan Tri Dharma perguruan tinggi, monitoring dan evaluasi. Hasil identifikasi potensi, BRPI mempunyai sumber daya fisik atau sarana dan prasarana penunjang yang memadai. Penilaian mandiri menunjukkan bahwa aspek smart governance dan smart people mencapai nilai 100 diikuti smart economy dan mobility masing-masing sebesar 80. Kegiatan SFV berhasil menjalin mitra kerjasama dengan berbagai pihak dan tahun 2022 BRPI berhasil berkolaborasi dan bersinergi dengan berbagai pihak untuk menciptakan ekosistem SFV dengan mengadopsi skema inti-plasma. SFV UPT BRPI telah berhasil menyinergikan antara hasil riset dan teknologi dengan peningkatan SDM perikanan melalui pelatihan dan teaching factory serta mewujudkan usaha perikanan yang terhubung dari hulu ke hilir sehingga harapan terciptanya perikanan yang berkelanjutan dapat terwujud. Adapun konsep pola pengembangan yang diterapkan di BRPI adalah melalui skema inti-plasma, yaitu BRPI sebagai inti sedangkan kelompok pembudidaya ikan (pokdakan) mitra yang dibina oleh penyuluh perikanan menjadi plasma.
Enhancement of Ovarian Development in Striped Catfish (Pangasianodon Hypophthalmus) Through Supplementation of Katuk Extract (Sauropus Androgenus), Turmeric Powder (Curcuma Longa), and Vitamin C Awaludin; Manalu, Wasmen; Andriyanto; Sudrajat, Agus Oman; Haryadi, Joni
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 13 No. 1 (2025): Maret 2025
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avi.13.1.22-29

Abstract

Perkembangan ovarium ikan mempengaruhi kualitas anakan yang dihasilkan. Penelitian bertujuan mempercepat kematangan gonad ikan patin dengan suplemetasi ekstrak katuk (0,6 g/kg pakan), tepung kunyit (4,8 g/kg pakan), dan vitamin C (599 mg/kg pakan). Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap, 8 perlakuan dan 3 ulangan, yaitu CON (Kontrol), SA (ekstrak katuk), TU (tepung kunyit), VC (vitamin C), SATU (ekstrak katuk dan tepung kunyit), SAVC (ekstrak katuk dan vitamin C), TUVC (tepung kunyit dan vitamin C), dan COM (ekstrak katuk, tepung kunyit, dan vitamin C). Induk ikan dipelihara selama 2 bulan dengan pemberian pakan dosis 5% bobot tubuh. Parameter yang diamati adalah bobot induk, bobot gonad, gonadosomatik indeks (GSI), histologi ovarium, dan diameter oosit fase endogenous vitelogenesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak katuk, tepung kunyit, dan vitamin C menghasilkan nilai GSI dan bobot gonad yang lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol. Perkembangan oosit dengan suplementasi ekstrak katuk, tepung kunyit, dan vitamin C mencapai fase endogenous vitelogenesis, sedangkan pada perlakuan kontrol masih banyak oosit pada fase previtelogenesis. Ukuran oosit fase endogenous vitelogenesis tertinggi ditemukan pada perlakuan kombinasi (603.60±99.09 µm) dan terendah pada kontrol (412.60±39.76 µm). Dapat disimpulkan bahwa penambahan ekstrak katuk, tepung kunyit, dan vitamin C mampu mempercepat perkembangan dan kualitas oosit ikan patin.
Penggunaan Media Prezi Pada Proses Pembelajaran Siswa SMA Susanto, Joko; Haryadi, Joni; Aunnurahman, Aunnurahman; Halida, Halida
Educatio Vol 18 No 2 (2023): Educatio: Jurnal Ilmu Kependidikan
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/edc.v18i2.24266

Abstract

The use of innovative and interesting learning media is an important factor in improving student learning outcomes. Prezi is a learning media that can be used to improve student learning outcomes. Prezi offers a unique and dynamic visual approach to presenting information. Prezi allows students to be actively involved in the learning process and improve understanding of concepts. This research aims to examine the potential of Prezi in improving student learning outcomes. This research uses a literature review method by collecting data from published research journals. The research results show that Prezi has the potential to improve student learning outcomes in various subjects. Prezi can improve students' conceptual understanding, critical thinking skills, problem solving skills, creativity and collaboration. Based on the results of this research, it can be concluded that Prezi is a potential learning media for improving student learning outcomes. However, further research needs to be carried out to examine the effectiveness of Prezi in improving student learning outcomes in more depth 
HYBRID VIGOR AND GROWTH PERFORMANCE OF HYBRID MAHSEER (Tor spp.) IN GROW-OUT Himawan, Yogi; Imron, Imron; Arifin, Otong Zaenal; Subagja, Jojo; Supriyanto, Supriyanto; Haryadi, Joni
Indonesian Aquaculture Journal Vol 20, No 1 (2025): (June, 2025)
Publisher : Agency for Marine and Fisheries Extension and Human Resources

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/iaj.20.1.2025.49-58

Abstract

Mahseer (Tor spp.) is a freshwater fish commodity with a high market value. However, its slow growth to reach consumable size has resulted in inadequate production. The aim of this study is to analyze the hybrid vigor - that are heterosis, heterobeltiosis, and growth performance - of a crossbred population of Mahseer (Tor spp) resulting from interspecies breeding. Broodstock of Mahseer from three different species were prepared for reciprocal breeding, producing nine offspring populations consisting of six hybrid offspring and three purebred offspring populations. The breeding process was carried out using artificial breeding methods, employing intramuscularly injected breeding stimulant hormones. Results show that the hybrid population of Tor soro and Tor tambroides exhibits better heterosis and heterobeltiosis in final weight, specific growth rate, and survival rate. The crossbreeding of Tor soro and Tor tambroides also exhibited better growth performance compared to other crossbred population in terms of final weight growth, specific growth rate, and survival rates, which were 64.20 g, 1.42%/day,  and 100% respectively.
KETAHANAN IKAN MAS HIBRIDA MAJALAYA >< SUTISNA TERHADAP INFEKSI Aeromonas hydrophila DAN CEKAMAN LINGKUNGAN ABIOTIK Ariyanto, Didik; Haryadi, Joni; Palimirmo, Flandrianto S.; Suharyanto, Suharyanto; Himawan, Yogi
Jurnal Riset Akuakultur Vol 17, No 2 (2022): (Juni) 2022
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Jembrana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jra.17.2.2022.95-107

Abstract

Keunggulan pertumbuhan dan produktivitas ikan mas hibrida kandidat rilis, yaitu hibrida Majalaya betina >< Sutisna jantan (Mj >< St), perlu didukung dengan ketahanan terhadap penyakit serta toleransi terhadap cekaman lingkungan abiotiknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi daya tahan ikan mas hibrida Mj >< St terhadap infeksi bakteri Aeromonas hydrophila serta toleransi terhadap cekaman lingkungan abiotik, yaitu suhu, pH, salinitas, dan amonia. Pengujian ketahanan penyakit dan toleransi lingkungan ikan mas hibrida kandidat rilis dilakukan secara terbatas di laboratorium. Sebagai pembanding, digunakan ikan mas unggul Marwana yang diperoleh dari unit pembenihan rakyat. Hasil uji tantang dengan bakteri A. hydrophila menunjukkan bahwa ikan mas hibrida Mj >< St mempunyai sintasan yang secara nyata lebih baik (P < 0,05) dibandingkan strain pembanding, yaitu 96,7 ± 2,9% berbanding 83,3 ± 5,8%. Ikan mas hibrida Mj >< St juga mempunyai toleransi yang berbeda nyata lebih baik (P < 0,05) dibandingkan ikan mas Marwana, khususnya terhadap suhu, pH, dan salinitas. Hal ini ditunjukkan dengan nilai LT50 ikan mas hibrida yang lebih baik dibandingkan strain pembanding, masing-masing sebesar 3,6 ± 0,6 menit berbanding 2,0 ± 0,6 menit pada suhu rendah (10,0-12,0°C) dan 7,5 menit berbanding 4,1 menit pada suhu tinggi (38,0-40,0°C); 38,2 ± 1,7 menit berbanding 21,6 ± 0,9 menit pada pH rendah (3,0) dan 12,3 ± 2,4 menit berbanding 6,0 ± 1,6 menit pada pH tinggi (12,0); dan 85,6 ± 11,1 menit berbanding 34,0 ± 12,1 menit pada salinitas sedang (20 g L-1). Daya toleransi ikan mas hibrida Mj >< St terhadap kandungan amonia perairan sebesar 3,0 mg L-1 tidak berbeda nyata (P > 0,05) dengan strain Marwana, masing-masing dengan LT50 sebesar 95,7 ± 74,4 menit berbanding 71,0 ± 48,1 menit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ikan mas hibrida Mj >< St mempunyai ketahanan terhadap penyakit dan cekaman lingkungan abiotik lebih baik dibandingkan ikan mas Marwana yang sudah berkembang di pembudidaya.The superiority of growth and productivity of a hybrid carp candidate, the female Majalaya >< the male Sutisna (Mj >< St) could be a game changer if the hybrid carp also has disease resistance and high tolerance to abiotic environmental stressors. This study aimed to evaluate the resistance of the hybrid carp Mj >< St to Aeromonas hydrophila infection and its tolerance to abiotic environmental stressors, such as temperature, pH, salinity, and ammonia. The resistance and tolerance testing of the hybrid fish was carried out in a limited lab-scale experiment. A superior carp, namely Marwana, obtained from a private hatchery, was used as the comparison. Results of the challenge test to A. hydrophila showed that the Mj >< St hybrid carp had a significantly better (P < 0.05) survival rate of 96.7 ± 2.9% than the compared strain survival rate of 83.3 ± 5,8%. The Mj >< St hybrid carp also has significantly better (P < 0.05) tolerance than the Marwana carp, especially to the temperature, pH, and salinity changes. This was indicated by better LT50 values of the hybrid carp against the compared strain of 3.6 ± 0.6 minutes compared to 2.0 ± 0.6 minutes at low temperature (10.0-12.0°C), and 7.5 minutes versus 4.1 minutes at high temperature (38.0-40.0°C); 38.2 ± 1.7 minutes versus 21.6 ± 0.9 minutes at low pH (3.0), and 12.3 ± 2.4 minutes versus 6.0 ± 1.6 minutes at high pH (12.0); and 85.6 ± 11.1 minutes versus 34.0 ± 12.1 minutes at medium salinity (20 g L-1). The tolerance of hybrid carp Mj >< St to the ammonia level of 3.0 mg L-1 was not significantly different (P > 0.05) from that of the Marwana strain, in which the LT50 is 95.7 ± 74.4 minutes compared to 71.0 ± 48.1 minutes. These results indicate that the hybrid carp Mj >< St has better resistance to disease and abiotic environmental stressors than the Marwana carp that has been cultured by farmers.
Dampak Penerapan Metode Ceramah dan Card Sort dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan Topik Prestasi-Prestasi Khulafaur Rasyidin di MTs Negeri Sungai Pinyuh Haryadi, Joni
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK) Vol 1, No 01 (2024): Seminar Nasional Pendidikan (SNP) Tahun 2024
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jppk.v1i01.87367

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan strategi Card Sort. terhadap peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) materi prestasi Khulafaur Rasyidin pada siswa kelas VII MTs Negeri Sungai Pinyuh. Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Adapun sumber datanya adalah siswa kelas VII MTs Negeri Sungai Pinyuh. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, pemberian tes dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan sebagai berikut: Pertama, Hasil Belajar siswa kelas VII MTs Negeri Sungai Pinyuh pada materi prestasi Khulafaur Rasyidin sebelum menggunakan strategi Card Sort masih terbilang rendah dengan perolehan nilai rata-rata kelas sebesar 58,8 dengan kategori cukup. Kedua, Hasil Belajar siswa kelas VII MTs Negeri Sungai Pinyuh pada materi prestasi Khulafaur Rasyidin setelah menggunakan strategi Card Sort mengalami peningkatan. Pada siklus I nilai hasil belajar siswa sebesar 69,5 dan pada siklus II memperoleh nilai 75,0 dengan kategori baik, dan dengan angka ketuntasan sebanyak 100%. Ketiga, Terdapat Peningkatan Hasil Belajar siswa kelas VII MTs Negeri Sungai Pinyuh pada materi prestasi Khulafaur Rasyidin setelah menggunakan strategi Card Sort. Perolehan nilai pada siklus I meningkat menjadi 69,5 dengan kategori baik, dan mengalami peningkatan sebesar 10,7%. Pada siklus II nilai rata-rata kemampuan siswa meningkat menjadi 75,0 dengan angka ketuntasan siswa mencapai 100%. dengan penigkatan hasil belajar siswa dari pra tindakan sebesar 16,2%