Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Prediksi Penyakit Daun Pisang Menggunakan Metode LSTM (Long Short-Term Memory) Ba’its, Alfian Kafilah; Bagaskara, Radhinka; Setiawan, Andika; Yulita, Winda; Harmiansyah, Harmiansyah; Listiani, Amalia; Untoro, Meida Cahyo; Drantantiyas, Nike Dwi Grevika; Faisal, Amir; Anggraini, Leslie; Febrianto, Andre; Aprilianda, Mohamad Meazza; Fitrawan, Mhd. Kadar
Jurnal Teknik Informatika UNIKA Santo Thomas Vol 10 No. 1 : Tahun 2025
Publisher : LPPM UNIKA Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam sektor pertanian, tanaman yang memiliki peran signifikan dalam skala global adalah pisang, yaitu buah yang mudah didapatkan, dapat tumbuh dimana saja, memiliki gizi yang tinggi, serta memiliki nilai ekonomi & budaya yang tinggi. Pisang mempunyai kontribusi yang signifikan terhadap pendapatan nasional Indonesia, terutama di Provinsi Lampung sebagai penghasil pisang nasional terbesar. Tetapi, proses produksi pisang seringkali mengalami kendala, salah satunya karena faktor serangan penyakit Black Sigatoka. Penyakit tersebut memberikan kerugian pada tanaman pisang, seperti daun yang meranggas, panen tertunda, bakal buah rontok, dan kualitas buah yang rendah, dan dapat menyebar melalui aliran udara atau percikan air hujan. Tingkat keparahan penyakit Black Sigatoka perlu diprediksi agar penyakit tersebut dapat dikontrol dan dapat dicegah sedini mungkin. Model yang digunakan untuk memprediksi permasalahan ini dalam jangka panjang adalah model Long Short-Term Memory (LSTM), salah satu jenis dari arsitektur Recurrent Neural Network (RNN), yang mempunyai kinerja yang baik dan mempunyai model yang prediktif. Aplikasi LSTM diterapkan terhadap dataset pohon pisang yang terdampak penyakit Black Sigatoka. Hasil dari model LSTM dalam melakukan prediksi penyakit Black Sigatoka menghasilkan model dengan nilai error yang kecil, dengan nilai MAE dan MAPE masing-masing sebesar 0.084 dan 5.7%
Potensi biomassa biji karet (hevea brasiliensis) sebagai bahan baku pembuatan biodisel di Indonesia Harmiansyah, Harmiansyah; Rismayanti, Marlinana; Widya, Widya; Sinaga, Anggi
Sultra Journal of Mechanical Engineering Vol. 4 No. 1 (2025): Sultra Journal of Mechanical Engineering
Publisher : Program Studi Teknik Mesin, Universitas Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Biodiesel merupakan mono-alkil ester rantai panjang asam lemak yang diperoleh dari sumber terbarukan. Penggunaan biodiesel untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Biji karet mempunyai potensi besar sebagai bahan dasar pembuatan biodisel, karena Indonesia merupakan salah satu produsen karet terbesar di dunia. Biji karet terdiri dari 40% minyak yang karakteristiknya telah memenuhi standar SNI sebagai bahan dasar biodisel. Dengan jumlah produksi biji karet sebesar 17908815 ton/tahun, potensi biodisel berbahan dasar minyak biji karet dapat mencapai 5671125 kiloliter/tahun. Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) khususnya solar dan diesel di Indonesia mencapai 18,39 juta kiloliter (KL) pertahunnya, dengan adanya biodisel dari minyak biji karet dapat mengurangi 1% konsumsi BBM masyarakat Indonesia tiap tahunnya jika diolah dengan optimal dan dapat mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap bahan bakar fosil. Biodiesel yang berbahan dasar biji karet menghasilkan emisi gas rumah kaca yang lebih rendah, sehingga dapat menurunkan emisi karbon yang dihasilkan.
Potensi limbah pertanian: pemanfaatan kulit singkong dan serat daun nanas dalam pembuatan bioplastik ramah lingkungan Ramadhan, Al; Riandara, Harvianna; Harmiansyah, Harmiansyah
Sultra Journal of Mechanical Engineering Vol. 4 No. 1 (2025): Sultra Journal of Mechanical Engineering
Publisher : Program Studi Teknik Mesin, Universitas Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bahan pembuatan plastik sulit untuk terdegradasi secara alami. Permasalahan ini dapat berdampak pada lingkungan dan kesehatan tubuh. Masalah ini dapat diatasi dengan pemanfaatan limbah yang dapat dijadikan sebagai bahan pembuatan plastik ramah lingkungan, seperti bahan limbah daun nanas dan kulit singkong. Peninjauan dilakukan untuk mengkaji potensi penggunaan limbah kulit singkong dan serat daun nanas dalam proses pembuatan bioplastik. Klasifikasi kandungan amilosa dan amilopektin pada pati, komposisi kimia pada selulosa serat daun nanas, dan metode ekstraksi telah ditinjau dan dilaporkan secara ekstensif. Selulosa daun nanas dan pati kulit singkong telah ditinjau dapat berpotensi sebagai bahan baku pengembangan bioplastik yang ramah lingkungan. Ulasan ini sangat tertarik pada proses sifat mekanik dan fisik pada bioplastik pati kulit singkong dan selulosa daun nanas. Hasil dari peninjauan ini untuk memberikan ringkasan tentang berbahan dasar kulit singkong dan daun nanas sebagai bahan pengganti pembuatan plastik.  
Water Productivity of Mustard Green (Brassica juncea L.) with Variation of Irrigation Systems Anika, Nova; Kusmali, Muh; Harmiansyah, Harmiansyah; Gumaran, Setyadi; Ridwan, Ridwan
Jurnal Teknik Pertanian Lampung (Journal of Agricultural Engineering) Vol. 13 No. 3 (2024): September 2024
Publisher : The University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jtep-l.v13i3.831-838

Abstract

Drip irrigation and self-watering are two examples of irrigation technology improvements that employ effective and efficient watering methods. Water productivity may be used as a benchmark to compare irrigation efficiency and agricultural productivity. The purpose of this study was to assess mustard green's water productivity under conventional, drip, and self-watering irrigation systems. The effect of irrigation variation on mustard green growth was studied using a nonfactorial technique with a completely randomized design (CRD). The design has three treatments and six replications. This study examined the following variables: height, number of leaves, yield, irrigation water utilized, and water productivity of mustard green. The study found that mustard green plants require 0.69 mm/day of water in the vegetative phase, 2.83 mm/day in the generative phase, and 1.69 mm/day in the final phase. The use of different watering systems has a significant influence on mustard green's height and leaf number. Self-watering at 15 g/L provides the maximum water productivity for mustard green, followed by drip irrigation at 8.46 g/L and conventional irrigation at 7.69 g/L. Keywords: Drip irrigation, Mustard green, Self-watering irrigation, Water productivity
Water Productivity of Mustard Green (Brassica juncea L.) Under Drip Irrigation Systems and Organic Matter Addition Anika, Nova; Mutmainah, Siti; Kusmali, Muhammad; Harmiansyah, Harmiansyah; Marpaung, David Septian Sumanto; Ridwan, Ridwan
Jurnal Teknik Pertanian Lampung (Journal of Agricultural Engineering) Vol. 14 No. 2 (2025): April 2025
Publisher : The University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jtep-l.v14i2.677-684

Abstract

Drip irrigation technique, in combination with the utilization of organic matter like as biochar and cocopeat, can increase water productivity by tailoring irrigation water to plant demands. This study was to investigate how organic matter can improve water productivity in mustard green production utilizing a drip irrigation technique. The greenhouse pot experiment analyzes the effect of adding varying quantities of biochar and cocopeat to mustard greens' growth medium using a drip irrigation technique. The findings indicate that adding organic matter reduced the quantity of water needed for irrigation. The soil and biochar combination treatment at a 1:1 ratio resulted in the highest water productivity for mustard green, whereas the control treatment produced the least. Mustard green grows optimally in a soil + biochar (1:1) growing medium, yielding the most water productivity at 16.8 g/L. Biochar can boost biomass yield by twice as much as the control treatment. Furthermore, biochar can increase mustard green water productivity by more than 300% when compared to mustard green, which relies solely on soil for planting medium. Further study is needed to investigate the effects of biochar features on water holding capacity, field capacity, and wilting point in different soil types to improve irrigation efficiency. Keywords: Drip irrigation, Irrigation efficiency, Organic matters, Water productivity.
PENGARUH VARIASI JUMLAH MICROBUBBLE GENERATOR (MBG) TERHADAP KENAIKAN KADAR DISSOLVED OXYGEN (DO) YANG DIHASILKAN PADA RUANG TERBUKA Supratman, WR; Afisna, Lathifa Putri; Harmiansyah, Harmiansyah
Jurnal Vokasi Mekanika (VoMek) Vol 6 No 1 (2024): Jurnal Vokasi Mekanika
Publisher : Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Unversitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/vomek.v6i1.606

Abstract

Air bersih merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup yang dibutuhkan setiap hari. Dissolved Oxygen (DO) merupakan oksigen yang terlarut pada air yang yang disuplai oleh sebuah alat Microbubble Generator (MBG). Tujuan utama dari pengujian ini adalah untuk mengetahui kenaikan tingkat Disolved Oxygen (DO) serta oxygen transfer coefficient (KLa) yang terdapat di dalam air terhadap variasi debit air (QL) dan debit udara (QG) serta waktu aerasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan melakukan penelitian terhadap kinerja microbubble generator. Media utama pengujian ini menggunakan kolam terpal dan air bersih. Penelitian ini dilakukan pada ruang terbuka dengan dua buah MBG dengan tipe yang sama. Parameter pengujian yang digunakan adalah variasi debit air (QL) 20 lpm, 30 lpm, 40 lpm dan variasi debit udara (QG) 0,1 lpm, 0,5 lpm, 0,7 lpm serta waktu (t) aerasi selama 60 menit. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja multiple-microbubble generator lebih optimal untuk menghasilkan kadar oksigen terlarut. Nilai DO yang dihasilkan sebesar 1,7 mg/L – 2,3 mg/L. Pengaruh dari debit air (QL) menunjukkan bahwa semakin tinggi debit air (QL) yang diberikan, maka peningkatan kadar oksigen terlarut didalam air akan lebih cepat dan signifikan. Nilai KLa yang dihasilkan berbanding lurus dengan kecepatan aliran, semakin tinggi kecepatan aliran yang diberikan maka akan semakin besar nilai KLa yang dihasilkan.