Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Interpretasi Pola Arus Permukaan Di Perairan Barat Pulau Sumatera Eva Susan Ratuluhain; Yunita A. Noya
Jurnal Laut Pulau: Hasil Penelitian Kelautan Vol 2 No 2 (2023): Jurnal Laut Pulau
Publisher : Prodi Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/jlpvol2iss2pp17-24

Abstract

Dinamika arus permukaan di perairan barat Sumatera sangat menarik untuk dikaji, karena letaknya yang berhadapan dengan Samudera Hindia. Tujuan penelitian ini untuk mengtinterpretasikan pola arus permukaan selama musim barat pada bulan Desember 2021 – Februari 2022. Data arus yang digunakan diperoleh dari situs Marine Copernicus yang merupakan data harian selama tiga bulan, dengan resolusi spasial 0,083° × 0,083° dalam sistem koordinat WGS 84 (EPSG 4326). Pengolahan data arus menggunakan software Panoply v4. Hasil output dari panoply berupa gambar arah pergerakan arus, akan digunakan untuk menganalisa arah dan kecepatan arus serta untuk menjawab interpretasi pola arus permukaan di periran barat Pulau Sumatera. Hasil penelitian yang diperoleh adalah kecepatan maksimum arus permukaan selama musim barat bervariasi antara 0.9 – 1.5 m/s. pola pergerakan arus dominan menunjukkan arus bergerak dari arah barat (Benua Asia) menuju ke timur (Benua Australia). Pergerakan arus permukaan selama musim barat juga memperlihatkan adanya arus Eddy yang ditandai dengan pusaran arus pada hasil output gambar pada bulan Desember – Februari.Perbedaan kecepatan angin dapat disebabkan karena variasi kecepatan angin yang bertiup selama musim barat berlangsung.
KAJIAN INTRUSI AIR LAUT DI PESISIR LATUHALAT, KECAMATAN NUSANIWE, KOTA AMBON: STUDY OF SEA WATER INTRUSION ON LATUHALAT COASTAL, NUSANIWE DISTRICT, AMBON CITY Latumeten, Grimaldy Rooy; Simon Tubalawony; Yunita A. Noya
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 7 No. 2 (2023): JFMR on August
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2023.007.02.2

Abstract

Salah satu permasalahan di wilayah pesisir yaitu intrusi air laut yang mempengaruhi kualitas airtanah di daratan. Kondisi ini sementara terjadi di Negeri Latuhalat, dimana masyarakat harus membeli air tawar untuk memenuhi kebutuhan air minum sehari-hari karena air sumur payau yang oleh penduduk setempat disebut salobar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat salinitas air tanah dan luasan intrusi air laut di kawasan pesisir Latuhalat. Metode yang digunakan yaitu interpolasi spasial parameter fisika dan kimia serta analisis rasio klorida bikarbonat menggunakan software ArcGIS. Hasil penelitian  menunjukan kondisi pasang surut mengontrol konduktivitas air tanah dan distribusi klorida, dimana nilai konduktivitas dan klorida meningkat seiring dengan meningkatnya elevasi permukaan (pasang banjir). Nilai konduktivitas yang disurvei pada 14 sumur berkisar antara 446 μmhos/cm hingga 3236 μmhos/cm, sedangkan kandungan klorida berkisar antara 50 mg/L hingga 6631 mg/L. Analisis rasio klorida bikarbonat yang ditentukan oleh nilai Revelle Index (RI) mulai dari 0,017 hingga 2,321 menunjukan bahwa intrusi air laut terjadi dari tingkat rendah hingga menengah. Di area pesisir sepanjang 5 km, luasan wilayah yang tidak terintrusi adalah 3,18 km2 (63,6%). Sebaliknya intrusi rendah hingga menengah mencakup area sekitar 1,82 km2 (36,4%). Selain distribusi spasial konduktivitas dan klorida, konsentrasi yang cukup tinggi hanya diamati di Dusun Omputty, diinterpretasikan  pergerakan air laut ke daratan diakibatkan pasang surut air laut memperburuk kualitas airtanah.   One of the problems in coastal areas is seawater intrusion affecting the quality of groundwater on land. This is temporarily happening in Latuhalat Villages, where people need to buy fresh water to occupy their daily drinking water needs because of the brackish well water where locals called it salobar. This study aims to analyze the level of groundwater salinity and the magnitude of seawater intrusion in the Latuhalat coastal area. The method used is an interpolation of physical and chemical parameters and analysis of the bicarbonate chloride ratio using ArcGIS software. The results show that the tidal condition controls the groundwater chloride and conductivity distribution whereby the value of chloride and conductivity increased with the increasing surface elevation (flood tides). The conductivity value surveyed in the 14 wells ranged from 446 μmhos/cm to 3236 μmhos/cm, while the chloride content ranged from 50 mg/L to 6631 mg/L. The analysis of the bicarbonate chloride ratio determined by Revelle Index (RI) values ranging from 0.017 to 2.321 indicated that the seawater intrusion occurred from a low to moderate level. Within the coastal zone with an area of about 5 km, the non-intruded area was 3.18 km2 (63.6%). In contrast, the low-moderate intrusion covers an area of approximately 1.82 km2 (36.4%). In addition to the spatial distribution of conductivity and chloride, sufficiently high concentrations were only observed in Omputty Village. This state was due to the movement of seawater into land evoked by tidal regimes worsening groundwater quality.