Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Potensi Coriatin dan Coriamyrtin Helixanthera sessiliflora (Merr.) Denser sebagai Kandidat Obat Penurun Hipertensi; Kajian in silico Dewi Ratih Tirto Sari; Maulidia Riska Pratiwi; Heny Yusuf; Siti Zamilatul Azkiyah
BIOMARAS : Journal of Life Science and Technology Vol 2 No 1 (2024): BIOMARAS : Vol 2, No 1 Februari 2024
Publisher : BIOMARAS : Journal of Life Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study investigated bioactive compounds from Loranthaceae as antihypertension drug candidates through in silico approach. Coriatin and coriamyrtin structure as a targeted ligand was carried out from PubChem NCBI, lisinopril as a native ligand for control was used in this study. Targeted protein that chose for hypertension was angiotensin converting enzyme (ACE), which retrieved from protein data bank. Ligands and protein were docked by Molegro virtual docker version 5.0 and analyzed by PyMol 2.3 and Discovery studio version 21.1.1. docking results showed that coriatin and coriamyrtin posed interaction at the same sites of ACE protein as well as lisinopril. Some active residues of lisinopril that identified on coriatin were GLN281, HIS383, and TYR520, while residues of coriamyrtin that were same as lisinopril were GLU384, GLU411, HIS513, and HIS387. The same binding sites of coriatin and coriamyrtin with lisinopril indicated that both of compounds have potential activity as well as lisinopril. In conclusion, coriatin and coriamyrtin were potentially as antihypertension drug candidates. Further in vivo and in vitro should be conducted for future investigation.
Siphonaxanthin, Keto-Karoteonid Alga Hijau, Kandidat Potensial Antidiabetes Dewi Ratih Tirto Sari; Lailatus Sarifah
Spizaetus: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi Vol 5 No 2 (2024): Spizaetus: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Nusa Nipa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55241/spibio.v5i2.370

Abstract

Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolisme kronik yang disebabkan oleh peningkatan glukosa dalam darah. Mekanisme terjadinya diabetes mellitus sangat kompleks, salah satunya melalui aktivasi fosforilasi jalur MAPK. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi senyawa siphonaxantin sebagai antidiabetes melalui penghambatan protein kinase C (PKC) dalam mekanisme fosforilasi secara in silico. Penelitian menggunakan pendekatan in silico dengan molecular docking. Struktur 3D protein kinase C (PKC) diunduh dari database Protein Data Bank dengan kode akses PDB ID 3TXO. Struktur siphonaxantin diunduh dari PubChem NCBI dengan ID 11204185. Senyawa 2,6 – Naphthyridines  digunakan sebagai kontrol pembanding yang diperoleh dari protein data Bank 3TXO. Protein, senyawa pembanding dan siphonaxanting di docking dengan program molegro virtual docker dan dianalisis dengan PyMol 2.3 dan Discovery Studio ver.21.1..1. Senyawa siphonaxanthin berikatan dengan protein kinase C pada beberapa residu dengan 4 ikatan hydrogen dan 11 interaksi hidrofobik. Siphonaxantin juga menunjukkan daerah ikatan yang sama dengan 2, 6 – Naphthyridines, inhibitor control pada residu VAL369 dan PHE366. Berdasarkan energi ikatan, senyawa siphonaxanthin menunjukkan energi ikatan yang lebih rendah dari 2,6 napthyridines, yakni -258,6 kJ/mol. Penelitian ini disimpulkan bahwa siphonaxantin berpotensi sebagai kandidat obat antidiabetes dengan menghambat aktivasi fosforilasi oleh protein kinase C (PKC). Penelitian in vitro dan in vivo diperlukan untuk identifikasi lebih lanjut. 
Efek Hipoglikemia Formula Herbal Antidiabetes Pada Tikus Diabetes Yang Diinduksi Alloxan Lailatus Sarifah; Raodatul Jannah; Dewi Ratih Tirto Sari
Jurnal Penelitian Sains dan Pendidikan (JPSP) Vol 4, No 1 (2024)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23971/jpsp.v4i1.8010

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek hipoglikemia formula herbal antidiabetes secara in vivo. Herbal yang digunakan dalam penelitian yaitu simplisia daun kencana wungu, kayu secang, kayu manis, dan daun jati cina, dengan formula rasio yang digunakan 5:2:2:1 (F5221) dan rasio 3:3:2:2 (F3322). Sebanyak 12 tikus betina strain wistar dikelompokkan menjadi empat kelompok dengan jumlah masing-masing kelompok 3 ekor tikus. Kelompok perlakuan antara lain tikus normal, tikus diabetes mellitus (DMT2), tikus DMT2+ F3322, dan tikus DMT2+F5221. Tikus model diabetes mellitus diinduksi dengan menginjeksikan 175 mg/Kg BB alloxan secara subkutan dan melakukan observasi kadar glukosa darah 3 – 6 hari setelah injeksi. Selanjutnya tikus model diabetes diberikan formula herbal F3322 dan F5221 2x sehari selama 14 hari, dan dilakukan pengamatan kadar glukosa darah untuk mengamati efek hipoglikemia serta berat badan. Hasil pengamatan menunjukkan injeksi alloxan 175 mg/kg BB pada tikus model strain wistar meningkatkan kadar glukosa darah hingga lebih dari 200 mg/dl. Pemberian formula herbal 2x sehari pada hari ketujuh setelah perlakuan menunjukkan penurunan berat badan yang berbeda nyata (p<0.05), demikian juga pada hari ke – 14 setelah perlakuan. Namun, pemberian formula herbal baik F3322 dan F5221 menormalkan kadar gula darah tikus model dari 415 – 445 mg/dl menjadi 155 – 157 mg/dl. Penurunan kadar glukosa pada tikus model disebabkan oleh kandungan daun kencana wungu, kayu secang, dan kayu manis yang memiliki efek hipoglikemia. Sedangkan daun jati cina berpotensi sebagai antidiabetes melalui efek hypolipidemia yang ditandai dengan penurunan berat badan tikus. Penelitian ini disimpulkan bahwa pemberian formula F5221 selama 2x sehari dalam 14 hari menurunkan kadar glukosa dan berat badan dan berpotensi sebagai kandidat obat herbal antidiabetes mellitus.