Dwi Widyajayantie
Program Studi Pemuliaan dan Bioteknologi Tanaman, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor; Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Poliploidi Phalaenopsis amabilis L Menggunakan Senyawa Kolkisin pada Eksplan Protocorm Like Bodies (PLB) Elisa Apriliani; Dwi Widyajayantie; Ummu F Hidayah; Yoshua S Yudha
Agriculture and Biological Technology Vol. 1 No. 1 (2023): Desember
Publisher : Science, Technology, and Education Care

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61761/agiotech.1.1.31-39

Abstract

Phalaenopsis amabilis L merupakan salah satu jenis anggrek yang memiliki keunggulan dalam variasi warna bunga yang beragam dan waktu bunga mekar yang lebih lama. Upaya dalam peningkatan nilai estetika terkait ukuran bunga dapat dilakukan dengan metode induksi poliploidi tanaman anggrek. Induksi poliploidi dapat dilakukan menggunakan senyawa kolkisin dengan cara penggandaan kromosom sel lebih banyak dari kromosom diploid. Penelitian dilakukan untuk mengetahui respon pertumbuhan eksplan protocorm like bodies (plb) Phalaenopsis amabilis L pada induksi ploidisasi menggunakan senyawa kolkisin. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktor konsentrasi kolkisin (0%; 0,02%; dan 0,04%) dan lama waktu perendaman (1 jam dan 24 jam) yang diinokulasi pada eksplan plb anggrek Phalaenopsis amabilis L. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan kolkisin dengan konsentrasi 0,02% dan 0,04% pada plb Phalaenopsis amabilis menunjukkan persentase hidup hingga 80%. Lama perendaman eksplan pada senyawa kolkisin selama 1 dan 24 jam tidak memberikan pengaruh yang signifikan pada persentase hidup dan waktu bertunas, namun cukup berpengaruh pada jumlah tunas.  Penggunaan media KC dengan modifikasi meningkatkan kemampuan recovery plb untuk tumbuh membentuk tunas.
Perbanyakan Spesies Phalaenopsis amabilis L Melalui Induksi Protocorm Like Bodies (PLB) Sekunder Ummu Fitrothul Hidayah; Yoshua S Yudha; Dwi Widyajayantie; Elisa Apriliani
Agriculture and Biological Technology Vol. 1 No. 1 (2023): Desember
Publisher : Science, Technology, and Education Care

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61761/agiotech.1.1.10-16

Abstract

Secara umum perbanyakan anggrek secara in vitro dilakukan dengan menggunakan protocorm like bodies (plb). Faktor terpenting dalam kultur jaringan salah satunya adalah penggunaan media kultur yang responsif bagi pertumbuhan eksplan. Pengembangan protokol produksi membutuhkan penelitian terkait media yang sesuai untuk memperbanyak tanaman. Penelitian bertujuan untuk mempelajari formulasi media yang sesuai untuk multiplikasi plb anggrek Phalaenopsis amabilis, serta mengetahui respon pertumbuhan dan perkembangan plb Phalaenopsis amabilis pada tiga media yang berbeda. Penelitian menggukan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktor jenis media (Murashige and Skoog, Kudson C, dan Schenk dan Hildebrant) dengan penambahan zat pengatur tumbuh (1 mg L-1 BA + 0.5 mg L-1 NAA + 1 mg L-1 CaP + 0.1 mg L-1 arang aktif + gula 30 g L-1).  Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan terbaik dalam menumbuhkan tunas pada eksplan plb terdapat pada media Schenk dan Hildebrant (SH) dengan nilai rata rata sebesar 6,30. Sedangkan waktu pembetukan plb sekunder tercepat terlihat pada penggunaan media Knudson C (KC) pada minggu ke-3 setelah kultur.
Perbanyakan Tanaman Chrysanthemum pada Kondisi Fotoautotropik Secara in Vitro Elisa Apriliani; Dwi Widyajayantie; Ummu F Hidayah; Yoshua S Yudha
Agriculture and Biological Technology Vol. 1 No. 1 (2023): Desember
Publisher : Science, Technology, and Education Care

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61761/agiotech.1.1.1-9

Abstract

Perbanyakan bibit melalui kultur jaringan yang dilakukan dapat memberikan solusi untuk meningkatkan ketersediaan bibit krisan (Chrysanthemum sp.) yang berkualitas, terbebas dari virus maupun hama penyakit, dapat menghasilkan bibit dalam jumlah banyak dengan waktu yang singkat, dan bersifat seragam. Pengendalian lingkungan in vitro bertujuan untuk menghasilkan tanaman yang lebih mudah untuk beradaptasi pada lingkungan ex vitro salah satunya melalui sistem kultur fotoautotropik. Pada penelitian ini dilakukan studi mengenai keefektifan modifikasi media dan kondisi kultur menggunakan sistem autotropik. Penelitian dilakukan secara deskriptif dengan pengujian tiga jenis media MS + 30 g/L gula + 2 mg/L CaP (M1); MS + 30 g/L gula + 0.1 mg/L NAA + 1 mg/L BAP (M2); dan MS + 15 g/L gula + 0.1 mg/L NAA + 1 mg/L BAP (M3). Serta pemberian 1 lubang ventilasi (V1); 2 lubang ventilasi (V2).  Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi gula dapat meningkatkan pertumbuhan tunas, namun bila dalam jumlah banyak juga dapat menghambat pertumbuhan tunas aksilar. Penggunaan lubang ventilasi pada sistem autotropik dapat menyebabkan terjadinya kontaminasi yang lebih banyak, hal ini dapat dikurangi dengan mengkontrol sterilitas eksplan yang digunakan serta lingkungan yang sesuai seperti kelembaban, suhu, dan intensitas cahaya yang sesuai