Hermansyah
Animal science of Mataram University

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Persepsi Peternak Tentang Lamtoro Taramba Sebagai Pakan Sapi Penggemukan di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat (NTB) Hermansyah; Dahlanuddin; Anwar Fachry; Syamsul Hidayat Dilaga
Jurnal Ilmu Dan Teknologi Peternakan Indonesia (JITPI) Indonesian Journal of Animal Science and Technology) Vol 9 No 2 (2023): Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Indonesia (JITPI) Indonesian Journal of Anim
Publisher : Faculty of Animal Husbandry, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jitpi.v9i2.178

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis persepsi peternak tentang lamtoro Taramba sebagai pakan sapi penggemukan di kabupaten Sumbawa, provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Penelitian ini dilakukan karena tanaman lamtoro dipandang sebagai tumbuhan yang tidak memberikan manfaat apa-apa bagi ternak. Penelitian ini menggunakan metode survei. Responden diwawancarai berdasarkan daftar pertanyaan yang sudah disiapkan. Lokasi penelitian ditentukan secara purposive yakni di kabupaten Sumbawa, tempat di mana lamtoro Taramba diperkenalkan sebagai pakan sapi penggemukan oleh Applied Research and Innovation System in Agriculture Project (ARISA). Responden penelitian berjumlah 60 peternak, terdiri dari masing-masing 20 peternak mewakili wilayah barat, tengah dan bagian timur Sumbawa. Data yang terkumpulkan kemudian dideskripsikan. Hasil penelitian menunjukkan peternak di kabupaten Sumbawa memiliki persepsi positif tentang pemanfaatan lamtoro sebagai pakan sapi penggemukan. Peternak sapi potong yang menggunakan lamtoro cv. Taramba memperoleh pendapatan rata-rata Rp 534.000 per ekor per bulan, lebih besar dibandingkan peternak yang menggunakan rumput, limbah pertanian dan lainnya yang berpendapatan rata-rata Rp. 273.000 per ekor per bulan. Persepsi peternak tentang manfaat lamtoro Taramba sebagai pakan sapi penggemukan di kabupaten Sumbawa, cenderung membaik pasca tanaman tersebut diintrodusir di kabupaten Sumbawa sejak tahun 2014.