Sukmawati, Rika
Department Of Mathematics Education, Universitas Muhammadiyah Tangerang, Banten,

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP pada Masa Pandemik Covid-19 Munengsih Munengsih; Prahesti Tirta Safitri; Rika Sukmawati
Imajiner: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 3, No 4 (2021): Imajiner: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/imajiner.v3i4.7267

Abstract

Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa adalah salah satu kompetensi matematis yang sangat penting untuk dikuasai oleh siswa meskipun dalam keadaan pandemik covid-19, karena dengan menguasai kemampuan pemecahan masalah siswa mudah mengerjakan dalam segala bidang maupun kehidupan sehari-hari. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VII SMP Negeri 2 Curug pada masa pandemik covid-19. Penelitian ini dilakukan sebanyak 36 siswa di kelas VII SMP Negeri 2 Curug. Subjek penelitian dalam penelitian ini berjumlah tiga siswa. Teknik pengambilan subjek pada penelitian ini dilakukan secara random dengan kategori tinggi, sedang, dan rendah. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan tes dengan dua soal pemecahan masalah materi bilangan pecahan. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi. Teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman, yaitu reduksi data, penyajia data, dan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada kategori tinggi  diperoleh sebanyak 14% atau 5 siswa, kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada kategori sedang diperoleh sebanyak 74% atau 27 siswa, dan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada kategori rendah diperoleh sebanyak 12% atau 4 siswa. Hasil pembahasan menunjukan siswa dengan kategori tinggi mampu menyelesaikan pemecahan masalah dari tiap tahapan-tahapan pemecahan masalah dan memenuhi semua indikator dengan benar. Siswa pada kategori sedang hanya mampu menyelesaikan pada tahapan memahami masalah, melakukan perencanaan, dan menyelesaikan perencanaan, tetapi belum mampu memeriksa kembali. Pada kategori rendah siswa hanya mampu melakukan rencana dan menyelesaikannya meskipun kurang tepat.
PENGARUH PEMBELAJARAN INTERAKTIF DENGAN STRATEGI DRILL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MAHASISWA Rika Sukmawati
JPPM (Jurnal Penelitian dan Pembelajaran Matematika) Vol 10, No 2 (2017): JPPM (Jurnal Penelitian dan Pembelajaran Matematika) Volume 10 Nomor 2 Agustus
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.722 KB) | DOI: 10.30870/jppm.v10i2.2034

Abstract

Pemahaman mahasiswa terhadap konsep-konsep matematika sekolah dapat dikatakan kurang terutama pada mata kuliah pembelajaran matematika SMA. Banyak mahasiswa yang tidak bisa memenuhi standarisasi untuk kelulusan mata kuliah pembelajaran matematika SMA. Tujuan penelitian yang dilakukan adalah apakah terdapat  perbedaan dan peningkatan pemahaman kosep matematika antara mahasiswa yang mendapat pembelajaran interaktif  strategi drill dengan mahasiswa yang mendapat pembelajaran langsung. Metode yang digunakan adalah metode quasi eksperimen dengan 2 kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen, kelas kontrol menggunakan pembelajaran langsung, sedangkan untuk kelas eksperimen menggunakan pembelajaran interaktif dengan strategi drill. Berdasarkan hasil analisa data uji hipotesis perbedaan kemampuan pemahaman konsep matematika dengan menggunakan uji t pada taraf signifikan 0,05 diperoleh nilai signifikansi (Sig.) sebesar 0,000 < 0,05, maka tolak H0 terima H1 dengan demikian terdapat pengaruh pembelajaran interaktif dengan strategi drill terhadap pemahaman konsep matematika. Uji hipotesis peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematika dengan menggunakan uji t pada taraf signifikan 0,05 diperoleh nilai signifikansi (Sig.) sebesar 0,000 < 0.05, maka tolak H0 terima H1 dengan demikian terdapat peningkatan pemahaman konsep matematika dengan pembelajaran interaktif dengan strategi drill. Kata Kunci: Pembelajaran interaktif, Strategi Drill, Pemahaman Konsep Matematis.
PENGGUNAAN LEMBAR AKTIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMP DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA Rika Sukmawati
SIGMA Vol 5, No 2 (2020): SIGMA
Publisher : Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36513/sigma.v5i2.752

Abstract

PENGGUNAAN LEMBAR AKTIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMP DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA Rika Sukmawati1, Yenni2,1,2Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Muhammadiyah TangerangEmail : rikasukma75rika@gmail.com Abstrak:Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui gambaran peningkatan kemandirian belajar  mahasiswa dalam penggunaan lembar aktivitas siswa (LAS) pada pembelajaran matematika Sekolah Menengah Pertama (SMP). Jenis penelitian yang dilakukan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Subjek penelitiannya adalah mahasiswa semester 1 tahun akademik 2019/2020 Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhamadiyah Tangerang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan angket, lembar observasi, lembar Aktivitas Siswa dan pengamatan dokumen dengan pengolahan data menggunakan analisis persentase. Hasil penelitian menunjukkan kemandirian   mahasiswa meningkat berdasarkan indikator kemandirian belajar adalah kepercayaan diri 72%, disiplin 79%, inisiatif 61%, tanggung jawab 81% dan motivasi 97%. Kata Kunci: Lembar Aktivitas Siswa; Matematika; Kemandirian Belajar
Analisis Kemampuan Representasi Matematis Mahasiswa Berdasarkan Motivasi Belajar Yenni Yenni; Rika Sukmawati
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1509.807 KB) | DOI: 10.31980/mosharafa.v9i2.661

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan mendeskripsikan kemampuan representasi mahasiswa berdasarkan level motivasi mahasiswa. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Instrumen yang digunakan adalah tes dan non tes. Tes terdiri dari soal-soal yang menuat indikator representasi matematis, sedangkan non tes berupa angket motivasi belajar dan pedoman wawancara. Subjek penelitian adalah mahasiswa program studi PGPAUD Universitas Muhammadiyah Tangerang kelas 3A2, yang berjumlah 29 mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan, tidak ada mahasiswa yang memiliki motivasi belajar level rendah. Sebanyak 55,17% mahasiswa dapat menjawab dengan baik untuk indikator menyajikan data dalam berbagai bentuk. Sedangkan pada indikator penyimbolan terdapat 44,83%. Mahasiswa dengan motivasi tinggi mampu menyelesaikan permasalahan matematika pada statistika dengan baik sesuai yang diharapkan. Sedangkan pada mahasiswa dengan motivasi sedang, terungkap mahasiswa kurang teliti dalam mengerjakan soal sehingga menyebabkan skor yang diperoleh tidak sempurna. AbstractThis study aims to describe the ability of student representation based on the level of student motivation. The method used is descriptive qualitative. The instruments used were tests and non-tests. The test consisted of questions that raised mathematical representation indicators, while the non-test consisted of a learning motivation questionnaire and interview guidelines. The research subjects were students of the PGPAUD study program at the Muhammadiyah University of Tangerang in class 3A2, totaling 29 students. The results showed that there were no students who had a low level of motivation to learn. As many as 55.17% of students can answer well for indicators presenting data in various forms. While the symbolic indicators are 44.83%. Students with high motivation can solve mathematical problems in statistics as well as expected. While the students with moderate motivation, it was revealed that the students were less thorough in working on the problems so that the scores obtained were not perfect.
ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR REFLEKTIF MATEMATIS BERDASARKAN MINAT BELAJAR PADA MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR Yenni Yenni; Rika Sukmawati
Teorema: Teori dan Riset Matematika Vol 4, No 2 (2019): September
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.44 KB) | DOI: 10.25157/teorema.v4i2.2283

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir reflektif mahasiswa pendidikan matematika pada mata kuliah struktur aljabar berdasarkan minat belajarnya. Kemampuan berpikir reflektif ini sangat penting dalam memaksimalkan hasil belajar. Yang termasuk dalam kriteria kemampuan ini adalah mampu menggunakan konsep-konsep matematika dalam menyelesaiakan masalah. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskripsif. Subjek penelitian adalah mahasiswa semester IV kelas A2 Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Tangerang. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, angket dan wawancara. Analisis hasil tes menunjukkan bahwa mahasiswa dengan minat belajar tinggi mampu menguasai dua indikator kemampuan berpikir reflektif dengan baik, serta satu indikator lain yang tidak sempurna. Mahasiswa dengan minat sedang hanya mampu menguasai satu indikator kemampuan berpikir reflektif dengan baik, serta dua indikator lain tidak sempurna. Pada subjek penelitian ini, tidak ditemukan mahasiswa dengan minat belajar rendah.
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP DENGAN MODEL TREFFINGER Viera Virliani; Rika Sukmawati
Prima: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3, No 1 (2019): Prima: Jurnal Pendidikan Matematika
Publisher : FKIP Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/prima.v3i1.1127

Abstract

AbstrakPenelitian ini didasari oleh rendahnya kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang disebabkan oleh model pembelajaran yang digunakan oleh guru belum dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa, pendekatan yang masih konvensional sehingga pembelajaran masih terfokus pada guru yang membuat siswa pasif dalam pelajaran. Model Treffinger menuntut kemampuan guru untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang terdapat tiga langkah, yaitu guru memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan materi, siswa diberikan waktu untuk berdiskusi guna mengisi lembar kerja siswa (LKS) dan mencari alternatif penyelesaian, tahap akhir siswa diberikan masalah yang terdapat dalam kehidupan nyata. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan model Kemmis dan Mc Taggart yang mencakup perencanaan, pelaksanaan tindakan, obeservasi hingga refleksi yang dilakukan kepada siswa kelas VIII SMP Plus Assa'adah Serang dengan dua siklus. Setiap siklusnya terdiri dari tiga pertemuan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Berdasarkan penelitian, kemampuan berpikir kreatif matematis siswa meningkat. Pada siklus I, nilai rata-rata tes siswa sebesar 58,39 yang dikategorikan 11,54% rendah dan 88,46% sedang. Pada siklus II, nilai rata-rata tes siswa sebesar 78,46 yang dikategorikan 52,17% sedang dan 47,93% tinggi, tidak terdapat siswa dengam kemampuan berpikir kreatif matematis yang rendah.Kata kunci: kemampuan berpikir kreatif, model Treffinger AbstactThis research is based on the low ability of students to think creatively mathematically caused the learning model used by the teacher has not been able to improve students' mathematical creative thinking skills, a conventional approach so that learning is still focused on the teacher which makes students passive in the lesson. Treffinger's model demands the ability of the teacher to improve students' creative thinking skills in three steps, namely the teacher gives questions related to the material, students are given time to discuss in order to fill student worksheets (LKS) and look for alternative solutions, the final stage students are given problems that there is in real life. This research is a classroom action research (CAR) with the Kemmis and Mc Taggart models which includes planning, implementing actions, observing to reflections made to eighth grade students of SMP Plus Assa'adah Serang with two cycles. Each cycle consists of three meetings which aim to improve students' creative thinking skills. Based on research, students' mathematical creative thinking skills increase. In cycle I, the average test score of students was 58.39 which was categorized as 11.54% low and 88.46% moderate. In cycle II, the average score of students' test was 78.46 which was categorized as 52.17% medium and 47.93% high, there were no students with low mathematical creative thinking abilities.Keywords: creative thinking ability, Treffinger model
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Pada Pembelajaran E-Learning Ditinjau Dari Disposisi matematis Ari Trias Setiadi; Rika Sukmawati; M. Arie Firmansyah
MAJU : Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Vol 9, No 2 (2022): MAJU : JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN MATEMATIKA
Publisher : STKIP Bina Bangsa Meulaboh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Penelitian bertujuan mengetahui perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa ditinjau dari disposisi matematis yang menggunakan model pembelajaran e-learning. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif pendekatan deksriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII TM 2 SMKN 8 Kota Tangerang, mengambil sampel 1 kelas sebanyak 23 siswa. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan instrumen angket, tes soal kemampuan pemecahan masalah matematis dan wawancara. Hasil data dari kuesioner angket untuk disposisi matematis tinggi berjumlah 9 siswa (39%), sedang berjumlah 6 siswa (26%) dan rendah 8 siswa (35%). Hasil dari penelitian ini adalah faktor yang disebabkan oleh disposisi matematis yaitu percaya diri, penalaran, berfikir fleksibel, tekun, dan rasa ingin tahu. Siswa sangat yakin akan hasil yang diberikan adalah benar, dengan kata lain memiliki keyakinan akan apa yang telah mereka kerjakan. Maka dapat disimpulkan bahwa dari setiap kategori kemampuan pemecahan masalah matematis tinggi, sedang dan rendah mampu menyelesaikan permasalahan dalam soal dengan baik. Tetapi di setiap soal yang diberikan tidak ada kesimpulan atas jawaban yang dikerjakan Kata Kunci: Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis, Pembelajaran E- learning, Disposisi Matematis
The Implementation of 2013 Curriculum in Mathematics Learning at SMA Muhammadiyah 3 Tangerang Nisvu Nanda Saputra; Rika Sukmawati
International Journal of Trends in Mathematics Education Research Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : SAINTIS Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (525.242 KB) | DOI: 10.33122/ijtmer.v2i1.123

Abstract

The objectives in this study are 1) Describe the implementation of the 2013 curriculum in mathematics learning, 2) Formulate what factors support and hinder the implementation of the 2013 curriculum. This study is a type of qualitative research using a descriptive approach. The study subjects were mathematics teachers who taught in class X of SMA Muhammadiyah 3 in Tangerang City. Data collection techniques used are in-depth interviews, observation, documentation. Technical data analysis is done by reducing, presenting data, and verification. The results showed that the X grade mathematics teacher in implementing the 2013 curriculum was still lacking. This can be seen by teachers not compiling RPPs based on the 2013 curriculum. As a result, the learning process is not in accordance with the demands according to 2013 curriculum references. Factors that prevent teachers from implementing the 2013 curriculum are teachers who have not attended 2013 curriculum training, teachers have not joined and are taking part in routine activities in the city high school MGMP routine Tangerang, schools have not facilitated 2013 curriculum training activities and the lack of existing infrastructure in the school environment to support the implementation of the 2013 curriculum
Analisis Kemampuan Representasi Matematis Mahasiswa Berdasarkan Motivasi Belajar Yenni; Rika Sukmawati
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 9 No. 2 (2020): Mei
Publisher : Department of Mathematics Education Program IPI Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31980/mosharafa.v9i2.608

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kemampuan representasi mahasiswa berdasarkan level motivasi mahasiswa. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Instrumen yang digunakan adalah tes dan non tes. Tes terdiri dari soal-soal yang menuat indikator representasi matematis, sedangkan non tes berupa angket motivasi belajar dan pedoman wawancara. Subjek penelitian adalah mahasiswa program studi PGPAUD Universitas Muhammadiyah Tangerang kelas 3A2, yang berjumlah 29 mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan, tidak ada mahasiswa yang memiliki motivasi belajar level rendah. Sebanyak 55,17% mahasiswa dapat menjawab dengan baik untuk indikator menyajikan data dalam berbagai bentuk. Sedangkan pada indikator penyimbolan terdapat 44,83%. Mahasiswa dengan motivasi tinggi mampu menyelesaikan permasalahan matematika pada statistika dengan baik sesuai yang diharapkan. Sedangkan pada mahasiswa dengan motivasi sedang, terungkap mahasiswa kurang teliti dalam mengerjakan soal sehingga menyebabkan skor yang diperoleh tidak sempurna. This study aims to describe the ability of student representation based on the level of student motivation. The method used is descriptive qualitative. The instruments used were tests and non-tests. The test consisted of questions that raised mathematical representation indicators, while the non-test consisted of a learning motivation questionnaire and interview guidelines. The research subjects were students of the PGPAUD study program at the Muhammadiyah University of Tangerang in class 3A2, totaling 29 students. The results showed that there were no students who had a low level of motivation to learn. As many as 55.17% of students can answer well for indicators presenting data in various forms. While the symbolic indicators are 44.83%. Students with high motivation can solve mathematical problems in statistics as well as expected. While the students with moderate motivation, it was revealed that the students were less thorough in working on the problems so that the scores obtained were not perfect.
Penggunaan LMS Pada Blended Learning Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Calon Guru Matematika Rika Sukmawati; Kus Andini Purbaningrum
RANGE: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 5 No. 1 (2023): RANGE Juli 2023
Publisher : Pendidikan Matematika UNIMOR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/jpm.v5i1.3725

Abstract

ABSTRAK Tujuan penelitian untuk mengetahui penggunaan LMS pada blended learning dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematis calon guru matematika. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuantitatif dengan desain penelitian yang digunakan adalah metode pra–experimental design dengan one group pretest and posttest. Subjek penelitian adalah mahasiswa semester 1 Universitas Muhammadiyah Tangerang Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Program Studi Pendidikan Matematika sebanyak 30 mahasiswa. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen tes tulis pretes dan postes dengan pengolahan menggunakan SPSS terdiri dari pengujian deskriptif data dan pengujian persyaratan analisis data: uji normalitas, uji homogenitas, uji hipotesis dan uji N-gain. hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa dalam penggunaan LMS pada blended learning meningkatkan kemampuan komunikasi matematis mahasiswa dengan nilai signifikansi sebesar 0.00 < 0.05 dengan nilai N-gain sebesar 0,76 berkategori tinggi. maka tafsiran efektifitas N-Gain sebesar 76.221 dengan tafsiran sangat efektif. Rekomendasi pada penelitian ini adalah kemampuan komunikasi matematis mahasiswa harus lebih ditingkatkan lagi dengan menggunakan LMS sebagai calon guru matematika.